-10-

1.1K 190 19
                                    

Setelah mengetahui identitas sebenar sang bocah, Jennie benar benar menjadi sosok yang posesif. Apa pun yang dilakukan oleh anaknya harus dipantau oleh dirinya sendiri. Dia hanya tidak ingin kehilangan anaknya lagi.

Hubungan Jennie sama Jisoo? Masih sama. Jennie bahkan seakan tidak peduli dengan kehadiran Jisoo. Dia hanya akan berbicara dengan Jisoo jika ada urusan soal misi mereka.

"Kenapa anak Mommy gemoy sekali hurm" Jennie terus mengecup pipi Rosie berkali kali membuatkan bocah itu tertawa geli.

"Rosie gemoy karena Mommy gemoy" sahut Rosie beralih memeluk leher Jennie.

Jennie bangkit dari kasurnya dan menggendong anaknya itu "Ayo kita gabung sama yang lain" dia berganjak turun dari lantai atas menuju ke ruang tamu. Terlihatlah sosok kesemua member nya yang berkumpul bersama untuk menikmati waktu libur mereka.

"Akhirnya si gembul sudah bangun!" Ujar Yeri "Tadi Eonnie beliin ice cream loh buat kamu. Kamu mau?"

Rosie menatap Jennie "Apa boleh Mom?"

"Iya sayang" Jennie menurunkan Rosie dari gendongan membuatkan bocah itu langsung menghampiri Yeri.

"Kalian semua sudah berkumpul disini jadi ada sesuatu yang harus aku bahas" ujar Irene

"Soal?" Tanya Joy

"Misi kita" sahut Irene "Aku sudah bahas sama Sajangnim soal kelanjutan misi kita dan sekarang saatnya kamu membuatkan keputusan" lanjutnya yang menatap Jisoo.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Kita harus segera mencari keberadaan kelompok Dark Moon dan menghapuskan kelompok itu. Ini misi terakhir kita"

"Terakhir!?" Kaget Wendy "Maksudnya apa Ji?"

"Seperti yang kalian tahu, Rosie adalah anak aku sama Jennie. Aku tidak ingin mengambil resiko. Akan berbahaya kalau pihak musuh tahu tentang keberadaan Rosie. Jadi aku memutuskan untuk bubar setelah misi terakhir kita ini" jelas Jisoo "Kalian juga bisa melanjutkan kehidupan kalian tanpa takut sama ancaman musuh lagi si. Aku tahu kalau kalian juga sudah siap untuk menikahi pasangan kalian dan sepertinya saatnya sudah hampir tiba" lanjutnya.

"Aku tidak ingin berpisah sama kalian" lirih Yeri.

"Siapa yang bilang kalau kita akan terpisah hurm? Kita akan tetap bersama karena kita bukan hanya teman satu tim, tapi kita adalah keluarga!" Sahut Jisoo.

"Jadi kontrak kita akan segera berakhir?" Tanya Seulgi.

"Iya dan kalian juga masih bisa melanjutkan kontrak kalian kok tapi aku memilih untuk tidak melanjutkan kontrak karena aku ingin menjalani kehidupan aku seperti biasa, tanpa ancaman dari musuh" sahut Jisoo.

"Aku setuju sama Hyung. Aku juga tidak ingin melanjutkan kontrak lagi karena sekarang sudah saatnya aku melamar Somi untuk menjadi istri aku" ujar Limario.

"Aku sama Irene juga setuju" timpal Seulgi diangguki oleh Irene.

"Sudah pasti aku sama Joy setuju" lanjut Wendy.

"Aku juga!" Ujar Yeri

Semua perhatian kini tertuju kepada Jennie "Aku setuju. Lagian aku juga akan membawa Rosie pergi dari sini setelah semua urusan selesai" sahut Jennie.

"Kamu tidak bisa membawa Rosie pergi jauh dari aku!" Protes Jisoo.

Jennie menatap Jisoo dengan sinis "Bukannya kamu sendiri yang dulunya membuang anak kamu?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar. Dia bangkit dan menarik Jennie menuju ketaman belakang mansion.

"Cukup Jen! Jangan jadi egois! Rosie juga anak aku!" Ujar Jisoo menahan emosi.

"Anak!? Kamu masih menganggap dia sebagai anak kamu setelah kamu sendiri yang membuang dia!? Kamu yang menjauhkan dia dari aku! Aku bahkan kehilangan moment berharga aku bersama Rosie! Yang egois itu kamu Jisoo!!" Sentak Jennie.

Jisoo mengusap rambutnya dengan frustasi "Aku tahu Jen. Aku sadar sama kesalahan aku. Aku benar benar menyesal. Aku mohon sama kamu, tolong maafin aku. Aku masih mencintai kamu dan aku menyayangi Rosie. Aku tidak mau kehilangan kalian lagi"

"Maaf Ji. Aku belum bisa melupakan apa yang sudah kamu lakukan" ujar Jennie berganjak pergi meninggalkan Jisoo yang terus menyesali segalanya.



























Malam sudah tiba dan seperti biasa, Jennie akan menyiapkan segelas susu untuk sang anak sebelum anaknya itu tidur.

"Mom, kapan Rosie mula sekolah?"

Jennie menatap sang anak dengan kaget "Memangnya Rosie sudah sekolah?"

Rosie mengangguk polos "Iya. Rosie sudah sekolah"

"Terus kenapa Rosie bisa tinggal disini?" Bingung Yeri.

"Soalnya sekolah Rosie lagi libur makanya Rosie ikut Om Seojoon kesini" sahut Rosie.

"Apa selama ini Rosie tahu kalau Mommy Jennie sama Daddy Jisoo itu orang tua kandung Rosie?" Tanya Joy penasaran begitu juga dengan yang lain.

Rosie kembali mengangguk "Sudah dari kecil Rosie tahu. Om selalu saja menunjukkan photo Mommy sama Daddy. Sebelum Rosie kesini, Om Seojoon bilang kalau Rosie harus pura pura tidak tahu kalau Mommy sama Daddy orang tua nya Rosie. Om Seojoon juga bilang kalau selama ini Daddy sama Mommy sibuk kerja jadi Rosie tidak bisa tinggal sama kalian" jelasnya polos.

Jennie menahan air matanya yang hampir mengalir keluar itu. Dielusnya kepala sang anak dengan mata berkaca kaca "Tapi sekarang Mommy tidak akan sibuk lagi. Rosie akan sentiasa bersama Mommy" ujarnya.

"Rosie tidak mau punya adek?" Timpal Limario secara tiba tiba.

Jennie melotot "Lim!" Tegurnya.

Rosie menatap Jennie dan Jisoo secara bergantian "Apa Mommy sama Daddy akan membuang Rosie kalau Rosie tidak mau punya adek?" Polosnya.

"Tidak sayang!" Sahut Jennie dengan cepat.

"Apa Rosie belum siap punya adek hurm?" Tanya Jisoo.

Rosie mengangguk "Rosie masih mau manja sama Mommy Daddy. Nanti kalau Rosie punya adek, kalian tidak akan sayang sama Rosie lagi" ujarnya mempoutkan bibirnya.

"Siapa yang bilang hurm? Rosie akan tetap menjadi anak kesayangan Mommy. Mommy memang sudah tidak bisa hamil lagi jadi Rosie tidak akan punya adek" ujar Jennie membuatkan yang lain kaget.

"Jen?" Jisoo menatap Jennie untuk meminta penjelasan.

Jennie membalas tatapan Jisoo "Itu juga salah satu alasan aku membenci kamu" ujarnya bergegas menggendong Rosie dan membawa anaknya itu kelantai atas.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar. Astaga, sekarang dia semakin merasa bersalah.


















  Tekan
    👇

Forgive Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang