-14-

1K 157 22
                                    

Dengan matanya yang bengkak gara gara menangis, Jennie menggendong Rosie yang sudah tidur itu untuk memasuki mansion.

"Jen, kamu mendingan mandi terus istirahat bareng Rosie. Soal Jisoo jangan dipikirkan. Ada Seulgi, Wendy sama Limario yang menjaga dia dirumah sakit" ujar Irene.

Jennie mengangguk lemah dan berganjak kekamarnya.

"Kasian ya sama mereka. Selalu saja ada halangan untuk mereka bersama" ujar Joy menatap kepergian Jennie.

"Semoga saja Jisoo Oppa tidak apa apa. Rosie sama Jennie Eonnie membutuhkan dia" lanjut Yeri.

Irene mengangguk setuju "Kalian juga mendingan bersih bersih. Nanti lukanya dikasi selep"

"Baiklah" sahut Joy berganjak kekamar diikuti oleh Yeri.














Dirumah sakit, terlihatlah Seulgi, Wendy dan Limario yang sudah selesai diobati dan sekarang mereka lagi menunggu kabar Jisoo yang masih berada didalam ruangan tindakan.

"Baiklah. Terima kasih Sajangnim" Seulgi mematikan ponselnya dan menghampiri kedua sahabatnya "Sajangnim bilang kalau semua anggota kelompok Dark Moon sudah ditahan" ujarnya.

"Syukurlah" Limario sama Wendy sontak bernafas dengan lega "Akhirnya misi terakhir kita berjalan dengan lancar" lanjut Limario.

"Tapi salah satu dari kita malah terluka parah" lanjut Wendy.

"Jisoo pasti kuat! Dia sudah mengorbankan dirinya untuk Jennie sama Rosie dan dia juga sudah benar benar menyesali perbuatan dia yang dulu. Semoga saja Jennie masih bisa memberi peluang kedua untuk Jisoo" ujar Seulgi.

Ceklekk

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan tindakan dibuka dan keluarlah Dokter Song yang menghampiri mereka "Dengan keluarga Tuan Kim?"

"Kami sahabatnya Dok. Orang tuanya sudah meninggal" sahut Seulgi.

Dokter Song mengangguk faham "Kondisi Tuan Kim kritis. Tembakan itu hampir saja mengenai organ pentingnya membuatkan Tuan Kim kehilangan banyak darah. Kami bahkan hampir tidak bisa menyelamatkan dia"

"Jadi, gimana kondisi dia sekarang Dok?" Tanya Wendy.

"Dia koma"

"K-koma?" Ulang Limario.

"Kondisinya benar benar parah dan saya bahkan tidak bisa memastikan apa dia akan sadar atau tidak" jelas Dokter Song "Sekarang dia akan dipindahkan keruang inap duluan. Berdoa lah semoga dia akan sadar" ujarnya sebelum berpamitan pergi dari sana.














*

Jennie mengusap kepala Rosie yang masih betah tidur itu. Dia juga sudah mengganti baju sang anak bahkan luka disudut bibir Rosie juga sudah diobati.

"Hiks Daddy" secara tiba tiba Rosie menangis namun dia masih belum membuka matanya.

"Rosie" panggil Jennie mengelus pipi sang anak.

"Hiks Daddy!!" Teriak Rosie membuka matanya dan langsung terisak.

"Rosie, tenanglah" ujar Jennie

Rosie memeluk Jennie dengan erat "Hiks gimana sama Daddy? Rosie mau ketemu sama Daddy. Hiks" isaknya.

"Daddy dirumah sakit. Nanti kita besuk Daddy ya" sahut Jennie berusaha terlihat kuat walaupun nyatanya dia juga khawatir sama kondisi Jisoo.

"Hiks Rosie takut Mom. Daddy terluka parah. Hiks semua ini salah Rosie"

"Rosie, ini bukan salah kamu. Tidak ada siapa siapa yang bersalah disini. Daddy sendiri yang ingin melindungi Rosie karena dia sayang sama Rosie. Jangan menyalahkan diri Rosie lagi ya"

Beberapa menit berlalu dan Rosie akhirnya kembali tertidur gara gara usapan lembut Jennie dikepalanya itu.























Malam tiba dan sedari tadi juga Rosie terus merengek untuk bertemu Jisoo. Sudah tidak ada pilihan yang lain, Jennie akhirnya memutuskan untuk membawa Rosie kerumah sakit dan mereka akan tidur dirumah sakit untuk menjaga Jisoo.

"Jen, kamu yakin mau menjaga Jisoo?" Tanya Seulgi.

"Iya Oppa. Lagian, kasian juga sama Rosie. Dia mau terus disamping Jisoo" sahut Jennie.

Seulgi tersenyum tipis "Jen, Oppa harap kamu bisa melihat kalau Jisoo tulus mencintai kamu. Dia juga memang menyayangi kamu sama Rosie. Dia benar benar menyesal atas kejadian yang dulu. Kamu juga tidak ingin Rosie membesar tanpa salah satu dari kalian bukan? Fikirkanlah. Oppa pulang duluan" ujarnya sebelum berganjak pergi dari sana.

Suasana didalam ruang inap Jisoo menjadi hening. Hanya ada Jennie dan Rosie yang setia berada disamping kasur Jisoo yang masih betah memejamkan matanya itu.

"Kapan Daddy akan bangun?" Tanya Rosie mendongak menatap Jennie.

Jennie terpaksa menampilkan senyuman palsunya "Mommy juga tidak tahu sayang. Tapi Rosie harus yakin kalau Daddy akan bangun untuk Rosie"

"Dan untuk Mommy juga" lanjutnya membatin.

Tangan mungil Rosie berganjak memegang tangan Jisoo "Daddy harus bangun ya. Rosie sama Mommy menunggu Daddy" ujarnya.

"Sekarang Rosie juga harus tidur" ujar Jennie menggendong Rosie.

Bocah itu menenggelamkan mukanya diceruk leher Jennie. Usapan Jennie dipunggungnya membuatkan rasa kantuk mula menghampirinya. Beberapa menit kemudian, dengkuran halusnya mula kedengaran.

Jennie mendekati kasur kosong yang ada disamping kasur Jisoo itu. Perlahan lahan dia membaringkan Rosie diatas kasur itu. Tidak lupa juga dia menyelimuti Rosie agar sang anak tidak merasa kedinginan.

Setelah itu, Jennie kembali duduk dibangku disamping Jisoo. Dengan ragunya dia mengambil tangan Jisoo dan meletakkan dipipinya "Hiks Jichu, bangun. Aku kangen" tangisan yang sedari tadi ditahan akhirnya mula kedengaran.



























~“I'm Sorry” coming soon~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~I'm Sorry” coming soon~





  Tekan
   👇

Forgive Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang