Setelah libur selama beberapa hari, Rosie akhirnya akan kembali bersekolah. Jennie sudah tahu dimana keberadaan sekolah Rosie karena dia sudah menanyakan semuanya dari Seojoon.
"Mommy sudah menyiapkan bekal. Pastikan kamu habisin bekal makanan kamu ini ya" ujar Jennie memasukkan bekal makanan kedalam tas Rosie.
"Dan ini juga ada uang belanja buat Rosie" Jisoo memberikan beberapa lembar uang kepada sang anak.
"Terima kasih Mommy, Daddy" ujar Rosie senang.
"Sudah seperti keluarga yang bahagia hurm" komentar Limario.
Jennie hanya memutar bola matanya dengan malas. Berbeda dengan Jisoo yang langsung mengaminkannya.
Setibanya di sekolah, Rosie langsung berganjak masuk setelah mendapat kecupan dipipinya dari sang Mommy.
"Tadi Rosie dihantar sama siapa?" Tanya Ryujin, sosok sahabat Rosie yang selalu menemani Rosie.
"Itu Mommy nya Rosie" sahut Rosie.
"Wahh, Mommy Rosie cantik ya" puji Ryujin dan hanya tersenyum malu.
Tidak butuh waktu yang lama, sosok guru yang akan mengajar mereka akhirnya tiba "Selamat pagi dan selamat kembali ke sekolah anak anak!" Sapa sang guru dengan ramah.
"Selamat pagi juga Bu Shin!" Sahut anak anak dengan semangat.
*
Baru saja memasuki mansion, Jennie langsung dibawa keruang tamu oleh sosok Jisoo. Terlihatlah para member yang lain sudah menunggu mereka disana.
"Apaan si Ji!" Marah Jennie.
"Ada yang perlu kita bahas" ujar Jisoo serius.
"Soal apa? Masa lalu?" Sinis Jennie.
"Jujur sama aku, apa yang sebenarnya terjadi Jen! Kenapa kamu bohong sama Rosie?"
"Bohong?"
"Kamu bilang sama Rosie kalau kamu tidak bisa hamil lagi"
Jennie tersenyum sinis "Kapan aku bohong?"
"Jen, jangan bercanda" tegur Irene "Tidak mungkin kamu tidak bisa hamil lagi bukan?"
Jennie menatap yang lain satu persatu "Diusia kehamilan aku 9 bulan, si brengsek ini berusaha membunuh kandungan aku! Dia yang memasukkan racun kedalam minuman aku dan bikin aku mengalami pendarahan! Aku dibawa kerumah sakit dan Rosie hampir tidak bisa diselamatkan! Gara gara racun itu juga, kandungan aku menjadi lemah. Setelah aku melahirkan Rosie, rahim aku harus diangkat! Aku tidak bisa hamil lagi! Sekarang sudah jelas bukan alasan kenapa aku terlalu membenci cowok ini?"
Deg
Suasana sontak menjadi hening. Cerita itu seakan sulit untuk diterima oleh mereka.
"G-gimana kamu bisa tahu?" Tanya Jisoo terbata bata.
"Kenapa? Kamu pikir aku bego?" Sahut Jennie
Flashback on
"Aku siapin susu hangat untuk kamu. Dihabisin ya" ujar Jisoo membawa segelas susu kepada Jennie.
"Terima kasih Ji" ujar Jennie mengambil susu itu dan meminumnya dengan satu tangannya yang mengelus perutnya itu.
"Mianhe Jen" batin Jisoo menatap Jennie dengan perasaan bersalah.
"Beberapa hari lagi anak kita bakalan lahir" ujar Jennie terus mengelus perutnya.
"A-ah iya" sahut Jisoo kaku.
Dahi Jennie mengernyit ketika rasa sakit tiba tiba menghentam perutnya "Akh" dia langsung mencengkram tangan Jisoo yang berada disampingnya.
"Jen, kenapa!?"
"S-sakit" ringis Jennie. Matanya melotot ketika melihat darah yang sudah merembes membasahi celana yang dipakainya itu.
Jisoo bergegas mengambil kunci mobil dan menuntun Jennie kerumah sakit.
Perlahan lahan Jennie membuka matanya dan dahinya mengernyit ketika dia menyadari kalau dirinya berada di tempat asing.
Tangannya berganjak mengelus perutnya namun perutnya yang buncit sudah menjadi datar. Apa yang terjadi!? Dimana anaknya?!
"Nyonya Jennie" seorang wanita berjas putih menghampiri Jennie "Saya Dokter Nelly yang menangani persalinan anda"
"P-persalinan?" Ulang Jennie.
Dokter Nelly mengangguk "Nyonya Jennie mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri. Pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi anda atas persetujuan dari suami anda"
"Dimana anak saya?" Tanya Jennie.
"Dia lagi didalam ruangan bayi dan nanti dia akan dibawa kesini"
"Dokter, kenapa saya mengalami pendarahan? Selama ini kandungan saya selama ini baik baik" ujar Jennie curiga.
"Selepas saya memeriksa kondisi Nyonya, saya menemukan ada racun didalam lambung Nyonya. Sepertinya Nyonya diracuni. Gara gara itu juga kandungan Nyonya menjadi lemah dan pihak rumah sakit terpaksa melakukan operasi untuk mengeluarkan anak Nyonya"
"R-racun?"
Dokter Nelly menatap Jennie dengan iba "Dan maafkan saya, saya terpaksa mengangkat rahim Nyonya. Nyonya sudah tidak bisa hamil lagi"
Dokter Nelly tahu kalau dia tidak seharusnya berbicara soal ini sama Jennie diwaktu yang sekarang namun dia harus tetap menjelaskan kondisi Jennie karena selama ini Jisoo sering menghindar disaat dia ingin menjelaskan kondisi Jennie.
"Aku benci kamu Ji" batin Jennie
Flashback off
"Dan sekarang Eonnie mendukung kamu membenci cowok brengsek ini" ujar Irene yang sudah menatap Jisoo dengan benci.
Brukk
Jisoo duduk bersimpuh didepan Jennie "Maaf. Maafin aku Jen" lirihnya "Aku benar benar menyesal. Aku mohon, tolong beri aku peluang kedua. Aku akan bertanggungjawab atas apa yang terjadi. Sejujurnya waktu itu aku frustasi memikirkan anak yang akan kamu lahirkan itu! Aku bego! Aku tidak tahu kalau racun itu akan memberi kesan yang buruk untuk rahim kamu. Mianhe jeongmal mianhe Jennie-ah"
"Aku tidak butuh tanggungjawab dan maaf kamu! Sekarang aku hanya akan berbahagia bersama anak aku! Jangan pernah kamu mengganggu aku sama Rosie lagi!" Sahut Jennie berganjak pergi kekamarnya.
Sontak air mata Jisoo mengalir keluar. Ini adalah sesuatu yang langka. Yang lain hanya mampu saling bertatapan. Mereka juga kecewa sama kelakuan Jisoo namun sekarang mereka merasa kasian ketika melihat Jisoo yang sudah benar benar menyesali semuanya.
Butuh peluang kedua untuk Jisoo??
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me ✅
FanfictionVenom, nama group yang dianggotai oleh 8 orang agent yang cukup hebat. Mereka adalah agent rahsia yang ditugaskan untuk menghapuskan kelompok mafia. Namun kehadiran bocah kecil yang menggemaskan membuatkan misi mereka terhalang. Siapa bocah kecil it...