Three

9 2 0
                                    


Happy Reading

~*~

     Kami sampai di sebuah restoran klasik, restoran yang selalu di iringi oleh musik klasik. Salah satu restoran favorit keluargaku. Kami duduk dan Mama memesan makanan kesukaan kami, Zyra tersenyum melihat buku menu yang menampilkan jenis makanan lezat.

 Kami duduk dan Mama memesan makanan kesukaan kami, Zyra tersenyum melihat buku menu yang menampilkan jenis makanan lezat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak, ada kue kacang kenari!"

"Pesanlah." Ucapku sambil mengelus kepalanya, Ia tersenyum dan langsung memesan kue itu untuk makanan penutup. "Mama?"

"Hm? Ada apa?" Aku tersenyum kecil dan menggelengkan kepalaku, aku ingin bicara mengenai perpindahan pelajar ke Prancis.  Namun aku tidak ingin bicara sekarang, aku tidak mau adikku sedih. Apa aku tidak usah ikut saja? Tapi.. ini adalah kesempatan yang aku inginkan. "Tidak jadi Mama, nanti saja." Ia menaikkan alisnya dan tersenyum, "baiklah, Mama tidak akan memaksa."

   Akhirnya keheningan terjadi, Zyra sibuk dengan burung mainannya. Namun tidak berselang lama, pesanan kami datang. "Yey!" Zyra terlihat sangat bahagia, aku juga ikut senang. Kami memejamkan mata dan mulai berdo'a, sebelum makan. Setelah selesai, kami pun mulai makan. Salah satu peraturan di keluargaku, jika makan tidak boleh sambil berbicara.

   Hampir setengah jam kami makan, akhirnya selesai juga. Mama langsung membayar makanan kami, dan sekarang kami sudah di kereta kuda. Zyra kekenyangan, dan tertidur di pangkuanku. Aku tersenyum kecil, sambil membelai elus kepalanya. "Zyam, tadi mau bicara apa?" Aku refleks menoleh ke arah Mama, dan tersenyum kecil.

"Ma.. aku boleh ikut perpindahan pelajar ke Prancis?" Mama menatap lurus ke depan, dan tersenyum kecil. "Mama selalu mendukungmu, Papamu juga pasti akan setuju. Tapi.. bagaimana dengan adikmu?"

"Itu yang aku khawatirkan Ma.." Mama mengelus kepalaku, dan berkata. "Kau harus tanya padanya." Mama benar.. tapi aku tidak terlalu yakin bahwa Zyra akan mengizinkan aku pergi. Hahh.. baiklah, aku akan jujur pada Zyra nanti.

~*~

"Uh.. Ka..kak?"

"Ya?" Aku menghampiri Zyra yang baru bangun, dan duduk di sampingnya. "Nyenyak hm?" Zyra mengangguk kecil dan memelukku. "Kenapa hm?"

"Aku mimpi kakak pergi.." Aku tersenyum kecil dan mengelus kepalanya, "kakak tidak akan pergi kan?"

"Hmn.. Zyra kalau kakak ikut pertukaran pelajar apa Zyra akan mengizinkan kakak pergi..?" Zyra melepas pelukannya, dan menatapku. "Ke mana?"

"Prancis.."

"Kakak akan meninggalkan Zyra? Kakak tidak sayang aku lagi?"

"Zyra.. dengar.." 

"Kakak jahat!" Zyra langsung pergi meninggalkanku, aku terdiam dan tersenyum kecil. Aku sudah tahu ini akan terjadi, mungkin aku akan mengurungi niatku untuk tidak pergi. Aku keluar kamar Zyra, saat ingin melangkah pergi Papa memanggilku.

"Zyam."

Aku menoleh, "Papa? Ada apa?" 

"Kau harus bersiap, malam ini kau berangkat."

"Maksud Papa?"

   Papa memberikan sebuah surat kepadaku, aku membukanya dan membacanya. Pertukaran pelajar.. aku menatap Papa, "tidak terima alasan apa pun, Papa sudah minta Metz membantumu."

"Pa, ak--"

"Kau harus pergi." Papa langsung pergi setelah berkata seperti itu, mau tidak mau.. aku harus pergi, aku kembali ke kamarku. Dan melihat Metz dan beberapa pelayan lain mengemas pakaianku, ini yang aku inginkan.. tapi bukannya pergi tanpa persetujuan Zyra.. "Tuan Muda."

"Ya?"

"Semuanya akan kami urus, Tuan Muda mandi saja ya?" Aku mengangguk kecil dan pergi ke kamar mandi, Zyra akan sangat marah padaku. Tapi.. apa yang bisa kulakukan selain menurut? Aku tidak ingin memalukan nama Papa..  

~*~

~Bersambung~

04 Februari 2023

Nish.

Zyam 1700Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang