~Happy Reading~
~*~
Kereta kuda sudah terparkir, barang-barangku sudah di angkut. Sudah saatnya aku pergi, aku melangkahkan kakiku menuju ke aula. Papa dan Mama sudah di sana, aku tidak melihat Zyra adik kecilku yang manis.
Aku tersenyum kecil, aku rasa mereka sudah mengurungnya.. mereka selalu mementingkan keputusan sepihak yang berguna bagi mereka kurasa.
"Aku sudah siap."
"Pergilah."
"Tapi Pa.. aku mau berpamitan dengan Zyra boleh?"
"Tidak."
Aku tersenyum kecil, sudah kuduga ini akan terjadi. Aku berjalan menuju Mama dan memeluknya, aku menyelipkan kertas dan hadiah kecil di saku Mama. Mama mengerti dan tersenyum ke arahku.
"Kalau begitu aku pamit."
"Hati-hati sayang."
"Iya Ma."
Aku membungkuk hormat pada mereka lalu pergi masuk ke dalam kereta kuda, saat hendak masuk aku mendengar suara yang selalu membuat hatiku tenang. Namun, aku mendengarnya memanggilku dan menangis. Ah tidak.. Zyra adik kecilku yang manis itu tengah menangis.
"Zyra..?"
Aku melihat ke arah jendela melihat Zyra menangis sambil di tahan dengan para maid. Aku hendak turun, namun kereta kuda sudah melaju membuatku mengurungkan niatku.
"Maaf.."
"Nona Muda akan baik-baik saja Tuan Muda."
Aku hanya diam, dan memilih membaca buku. Tiga bulan tidak sedikit, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak cepat pulang.
Aku mungkin bisa bertahan, tapi Zyra? Mungkin tidak. Terlebih mereka jarang memiliki waktu untuknya. Semoga kamu baik-baik saja sampai kakak pulang ya? Maaf kakak tidak bisa menepati janji kakak untuk mengajakmu jalan-jalan akhir pekan nanti.
Kakak akan kembali nanti, membawa kacang kenari yang kamu suka. Tunggu kakak pulang ya Zyra?
~*~
~ZYRA POV~
"Kalian jahat!"
"Zyra! Jaga sikapmu, sekarang kamu siap-siap. Nanti malam kita akan ada acara perjamuan jangan malu-malukan keluarga kita mengerti?"
"Zyra tidak mau! Zyra mau kakak!"
"Zyra!"
Aku lari sambil menangis ke arah kamar, mereka jahat. Mereka membuat kakak pergi, tanpa persetujuanku! Aku mau kakak!
Aku masuk kamar dan menguncinya, memeluk lututku dan menangis. Kakak berbohong! Kakak bilang akan mengajakku jalan-jalan, tapi kakak malah pergi meninggalkan diriku.
"Zyra sayang.. buka pintunya ya?"
"Tidak mau!"
"Sayang, dengarkan Mama dulu ya?"
"Zyra mau kakak.."
"Iya, dengarkan Mama dulu ya? Buka pintunya sayang."
Aku menghapus air mataku dan membuka pintu, membiarkan Mama masuk.
"Anak Mama menangis hm?"
Aku hanya diam.
"Baiklah, duduk sini sayang."
Mama menepuk-nepuk sofa di sebelahnya, aku langsung duduk tanpa menjawab permintaannya.
"Kakakmu pergi study di luar, nanti juga balik lagi."
"When?"
"Hm.. tiga bulan lagi."
"Itu sangat lama."
"Iya, Mama tahu. Tapi, bukan berarti kakakmu tidak kembali bukan begitu?"
aku mengangguk kecil.
"Sekarang siap-siap ya? Mama bantu, nanti kita berangkat bersama."
"Okay.."
"Anak pintar."
Aku langsung pergi untuk membersihkan badanku dan memakai gaun yang sudah di siapkan Mama.
"Ayo, kita berangkat."
"Okay."
~**~
Bersambung
Salam hangat,
@Datnish
KAMU SEDANG MEMBACA
Zyam 1700
Adventure~Good Brother~ Pengorbanan seorang kakak membuat adik kecilnya bahagia, ditengah ketatnya peraturan keluarga. Rela melanggar aturan demi mengajak adiknya berkeliling pasar, hingga harus merasakan pedihnya hukuman. Menahan pahitnya pera...