Halo semuanya, selamat datang. Menjelang bab akhir, apakah ada yang ingin kalian sampaikan? Jika ya, maka sampaikanlah di kolom komentar. Terima kasih.
ฅʕ•̫͡•ʔฅ
Zayla masih asyik membaca surat dari suaminya itu, Ia mengelus tulisan suaminya yang sangat Ia rindukan. Sudah lebih dari satu bulan suaminya Maverick pergi berperang membela tanah airnya. Bagaimanapun menjadi Istri dari seorang Panglima Perang bukanlah hal yang mudah.
"Aku akan menunggumu Mave."
Gumamnya sambil mencium surat itu. Ia menyukainya, sangat. Seperti biasa, suaminya selalu menggunakan aroma khas yang selalu Ia berikan dalam suratnya. Inilah alasan Zayla yang merindukan suami-tercintanya, Maverick.
"Mama? Apa aku boleh mengajak Zyra main di Gazebo belakang?"
Sebuah ucapan yang membuat Zayla menoleh dengan senyumannya yang khas, "tentu saja, pergilah. Jangan jauh-jauh ya?"
"Yey! Main dengan Kakak."
Zayla tersenyum melihat Zyra gembira seperti ini, kehadiran Zyam membawakan suasana yang tenang untuk semua orang yang berada di rumah itu. Baginya Zyam sudah cukup menderita dengan perlakuan Maverick yang selalu menuntutnya mematuhi aturan pedih. Tidak ada salahnya Ia memberikan kebebasan untuk Putra dan Putri kecilnya.
ฅʕ•̫͡•ʔฅ
"Kakak? Apa kakak mau berjanji?" Tanya Zyra antusias.
"Janji?"
"Ya. Kakak mau berjanji untuk selalu melindungi dan menyayangi Zyra?"
Zyam tersenyum. "Tentu. Kakak berjanji."
Jari manis mereka saling berkaitan, Zyra yang menatap jarinya dengan mata berbinar. Zyam tersenyum melihat adiknya bahagia. Apa pun akan Ia lakukan untuk adik tercintanya, Zyra.
"Sayang kakak!"
Zyra memeluk Zyam dengan erat. Zyam dengan sigap membalas pelukannya itu, membelai elus kepala adik manisnya. Zyra tertawa kecil sambil memeluk kakaknya, hari ini Ia benar-benar bahagia. Apakah mungkin kebahagiaan ini akan terus sampai mereka dewasa? Semoga saja.
ฅʕ•̫͡•ʔฅ
30 Oktober 2023,
Datnish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zyam 1700
Adventure~Good Brother~ Pengorbanan seorang kakak membuat adik kecilnya bahagia, ditengah ketatnya peraturan keluarga. Rela melanggar aturan demi mengajak adiknya berkeliling pasar, hingga harus merasakan pedihnya hukuman. Menahan pahitnya pera...