14. Fourteen

7 0 0
                                    

~*~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

"Zyra, kacang kenarinya habis. Pakai topping seadanya saja ya?"

Wajah Zyra tampak sedikit kecewa, namun dengan cepat Ia mengangguk apa pun itu asalkan masakan kakaknya. Zyra tidak tahu pasti kakaknya belajar dari mana, yang jelas kakaknya bisa masak apa pun yang Ia mau. Dan tidak semua mendapatkan kakak seperti Zyam, kakak yang baik dan sangat menyayanginya. 

Tidak berselang lama, masakan Zyam selesai. Ia langsung menatanya di meja makan.

Tampak menggugah selera, begitulah kata yang bisa menggambarkan makanan di hadapan Zyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak menggugah selera, begitulah kata yang bisa menggambarkan makanan di hadapan Zyra. 

"Wah!"

"Cobalah, semoga enak ya?"

"Pasti."

Zyra mencicipi hidangan itu dan membulatkan matanya bahagia,  rasanya sangat enak. Ia langsung memakannya dengan lahap. Zyam tersenyum melihatnya dan lanjut membereskan peralatan yang kotor. Samar-samar Zyam mendengar Zyra bergumam enak di sela-sela kunyahannya.

"Gemas." Batinnya.

~*~

"Tuan. Semuanya sudah terkendali, namun--bagaimana bisa rencana kita terbongkar?"

Helaan nafas Tuannya membuat semuanya diam menunggu ucapan Tuannya. Ia membalikkan badannya, Ia memakai baju berwarna merah dengan jubah yang senada dengan warnanya. 

"Sudah pastikan tidak ada pengkhianat dalam pasukan?" Tanyanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah pastikan tidak ada pengkhianat dalam pasukan?" Tanyanya.

"Tidak, Tuan. Saya sudah memeriksa semuanya, dan bersih." Jawabnya.

"Terus selidiki, dan untuk para prajurit yang terluka harus segera di tangani. Agar kita bisa kembali pulang dengan selamat." Ujarnya.

"Baik."

Seorang Prajurit itu membungkuk hormat dan pergi keluar. Pria memakai baju merah itu kembali duduk dan memainkan caturnya sendirian. 

Menjadi Panglima Perang tentunya bukan hal yang mudah, seharusnya Ia mencari panglima lain yang menggantikannya dalam dunia militer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi Panglima Perang tentunya bukan hal yang mudah, seharusnya Ia mencari panglima lain yang menggantikannya dalam dunia militer. Namun masih belum menemukannya dan memaksanya untuk tetap menjalani dua profesi, Panglima Perang dan jenderal. Urusan militer berada di tangannya, ini karena sudah lama Jenderal dan Panglima Perangnya telah gugur. Mencari pengganti tentunya tidak mudah, namun dengan adanya peperangan ini Ia bisa menemukan siapa yang tepat untuk menjadi Jenderalnya.

"Semoga Metz bisa membawa mereka ke tempat aman." Gumamnya.

"Kalian tenang saja, Papa baik-baik saja di sini." Ucapnya menyemangati dirinya.

Iya, dia adalah Ayahnya Zyam dan Zyra, Maverick, Mr. Xyroneranzya. Mave adalah seorang yang paling disegani oleh siapa pun, selain sikapnya yang tegas dan sangat menjunjung tinggi hukum, Ia juga adalah orang yang baik pada siapapun.

Jika diibaratkan, layaknya sebuah cermin. Jika kita baik, Ia akan baik juga, begitupun sebaliknya.

~*~

Akhirnya up juga, kemarin gak up gara-gara full kegiatan, setengah hari rapat, malamnya rapat lagiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya up juga, kemarin gak up gara-gara full kegiatan, setengah hari rapat, malamnya rapat lagiii. Lelah tapi gak apa-apa, yang penting kita harus semangat yaa. Terlebih cuaca sangat ekstrem ya, pandai-pandai menjaga kesehatan. Love you!!

8 September 2023

Salam hangat, 

Datnish.

Zyam 1700Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang