09. Nine

6 1 0
                                    

~*~

Zyam berjalan ke arah ruang Kepala Sekolah, dan mengetuk pintunya dengan sopan. Setelah mendengar izin masuk dari dalam, Zyam langsung masuk membungkuk hormat.

"Zyam? Ada apa?"

"Maaf jika saya sudah mengganggu waktu Anda, saya mau minta izin untuk melakukan semua ujiannya sampai selesai di hari ini. Karena saya ada keperluan mendesak yang mengharuskan saya untuk segera pulang. Apa saya bisa?"

"Kau yakin? Jika nilaimu sampai menurun Ayahmu bisa menuntut kami, dan kau kemungkinan tidak akan bisa di luluskan."

"Saya sudah persiapkan semuanya."

"Baiklah jika kau yakin, saya akan minta Mr. Olivia mengurus semuanya. Sekarang kembalilah ke ruanganmu."

"Terima kasih, Tuan."
"Sama-sama, good luck."

Zyam membungkuk sedikit dan langsung kembali ke ruangannya, Zyam sekolah di sekolah khusus Pria, seperti biasa. Semuanya juga tampak membosankan, bagaimana tidak? Semuanya harus berjalan secara teratur. 

Mungkin saja asyik untuk beberapa temannya, tidak baginya. Karena dia tidak terlalu aktif soal ekstrakurikuler, Ayahnya selalu bilang. Jika dia menyukai sesuatu maka akan di berikan les khusus, tapi tidak dengan aktif di sekolah. Bisa saja jika Zyam mau, jujur mengatakan yang sebenarnya untuk ikut hal yang dia sukai di sekolah. 

Namun, karena nama keluarganya dia tidak memiliki teman sama sekali, semuanya menjauhinya dan bahkan menganggapnya tidak ada di dekat mereka. Mereka tidak ingin mencari masalah dengannya, begitulah semuanya membosankan.

~*~

"Zyra?"

"Ya, Mama?"

"Kenapa melihat jendela terus hm? Memikirkan apa?"

"Ah, aku hanya ingin kakak datang lebih awal. Aku tidak sabar menunggu sampai minggu depan.."

"Astaga, kakakmu pasti akan datang kok. Mana mungkin Kakakmu membohongi adik manisnya?"

"Uh.."

Zyra memeluk Ibunya dan bertingkah manja, Ibunya terkekeh kecil sambil membelai elus kepala putri kesayangannya itu. Walau di pikirannya Ia tengah memikirkan Suaminya, ternyata berencana berperang dan memintanya juga anak-anaknya mengungsi ke kediaman yang sudah Ia siapkan.

"Mama? Papa kapan pulang?"

"Entahlah Mama tidak tahu, kita doakan saja supaya bisa pulang dengan cepat."

"Baiklah."

~*~

Bersambung

10 Agustus 2023,

Datnish


Zyam 1700Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang