8. Eight

4 1 0
                                    

~*~

Zyam, bagaimana kabarmu? Sudah belajar?

Maaf, mungkin dengan mengirimmu study di luar adalah cara yang tidak kau sukai. Namun Papa hanya ingin kau belajar mematuhi juga menaati peraturan keluarga kita. Kau ini penerus Papa, Papa tidak mau kamu sampai gagal. Kau paham maksud Papa 'kan?

Papa harap selama kau di sana, kau bisa belajar dan tidak main-main. Besok, Papa akan ke perbatasan karena adanya ancaman peperangan. Papa tahu kau tengah mengerjakan ujian akhir, maka dari itu cepatlah pulang. Lindungi Mama dan adikmu.

Tapi tetap, jangan pulang sebelum kau menyelesaikan Studymu. 

Roberth Xyroneranzya.

~*~

Zyam terdiam setelah membaca surat yang berasal dari Ayahnya itu, ungkapan yang menginginkan dirinya yang mengharuskannya segera pulang.

"Ada apa Tuan Muda?"

"Sepertinya kita haus segera pulang."

"Eh? Bukannya Tuan Muda masih ada ujian sekolah?"

"Besok aku akan minta izin untuk melakukan semua ujiannya, setelah itu kita pulang."

"Tapi Tuan Muda, bukannya itu akan membebani Tuan Muda?"

"Tidak akan."

"Papa mau berperang masa iya aku diam saja di sini? Yang benar saja." Batinnya.

"Baiklah."

Zyam langsung melanjutkan belajarnya.

~*~

"Mama, apa aku sudah bisa bersekolah?"

"Belum, kamu baru saja pulih. Mungkin lusa baru Mama izinkan, tapi harus dengan izin Dokter ya?"

"Tapi.. aku sudah lama tidak bersekolah.."

"Shhh. Dengar kata-kata Mama Okay?"

"Baiklah.."

"Sekarang istirahatlah, besok kita cek lagi."

"Aku baru saja bangun Mama.."

"Baiklah, Zyra mau main apa?"

"Umn.. Bacakan dongeng saja.."

"Baik, tunggu sebentar."

Ibunya berjalan ke rak buku anaknya, mengambil buku dongeng dan kembali duduk dan langsung membacakan dongengnya. Zyra mendengarkan dongengnya dengan seksama, dia  rindu di bacakan dongeng oleh kakaknya Zyam. Dan berharap minggu depan datang dengan cepat.

~*~

Bersambung

8 Agustus 2023,

Zyam 1700Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang