"Hik..sakit sekali...hik.."
Racauan dan cegukan bercampur mengisi ruang sepi nan gelap itu, tak henti-henti pria manis itu menegak minuman yang membakar tenggorokan nya.
"Dia akan menikah..hik.."
"Dia sudah melupakan ku, lalu bagaimana dengan ku!"
Kenny memeluk kedua kaki nya, ia meringkuk tak peduli dengan lantai kamar yang dingin.
"Sesak sekali...Raga..."
Air mata membasahi pipi nya, ia tak bisa apa-apa saat ini.
Bulan depan Raga dan perempuan siang tadi akan menikah, sedangkan diri nya? Bagaimana dengan diri nya, bahkan ia belum menemukan orang yang mencintai nya dengan tulus, seperti Raga mencintai nya dulu.
Tok
Tok
Tok
"Kau sedang apa di dalam!"
Teriakan dari luar pintu membuat Kenny mendongak, menatap pintu kamar nya.
"Adik ipar ini aku, Kaiko!"
Kenny berdiri dengan sempoyongan, berusaha mendekati pintu ber cat coklat itu.
Ceklek
Kenny berhasil membuka pintu, tatapan nya buram ia tak bisa melihat dengan jelas wajah cantik Kakak ipar nya.
"Hey, ada apa?" Kaiko menahan tubuh Kenny yang limbung. "Kau mabuk?" ucapnya.
Kenny menggeleng ribut. "Dia akan menikah Kakak, bagaimana ini..."
"Si bodoh ini." Kaiko membawa Kenny, mendudukan nya di ranjang.
"Aku tidak bisa lagi, aku benar-benar sakit Kakak..."
Kaiko tersenyum pahit, bagaimana bisa seorang Kenny mendapat kan takdir sepahit ini.
Kaiko mengelus rambut Kenny dengan lembut, selama kembali ke sini, keluarga besar suami nya bahkan belum menemui Kenny.
"Jika sakit, menangislah yang kencang." ucap Kaiko.
Kenny terus meracau, bahkan ia memukul-mukul dada nya yang terasa sakit.
"Putra ku..dia..hik.."
"Dia tidak tahu siapa aku, dia bahkan menyebut ku Tuan, aku yang melahirkan nya!"
"Bagaimana bisa, ini terjadi begitu kejam bagi ku."
Kaiko menengadahkan kepala nya, ia tak ingin air mata nya jatuh.
Kaiko meraih tangan Kenny, menggenggam nya dengan erat.
"Aku dan Kakak mu selalu ada, bertahan lah untuk sebentar lagi, kau tahu tak selama nya kepahitan menyertai mu." Kaiko berucap dengan lirih.
Di ambang pintu Aldi menatap adegan itu dengan datar, ia melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Malang sekali." gumam nya.
__________
Makan malam bersama, adalah hal yang selalu terlewatkan oleh Rifam.
Saat ini Raga mengadakan makan malam bersama dengan keluarga Sefiya.
Rifam sebenarnya merasa tak nyaman, namun mau bagaimana lagi, jika pernikahan ini dapat membuat Daddy nya bahagia, Rifam akan terima itu.
Sudah cukup tujuh belas tahun Raga melajang, selain tugas nya merawat Rifam sudah selesai, Raga juga butuh di rawat.
"Jadi bagaimana acara nya akan di gelar?" tanya wanita paruh baya, dia Mama nya Sefiya.
"Mungkin akan sederhana saja." sahut Sefiya. "Bukan begitu Raga?" tanya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA! DREAM S2 [END]
Любовные романыDREAM S2 Part lengkap✔ Luka itu merembes ikut melukai hati putra ku juga, banyak hal yang tak kau ketahui selama bertahun-tahun ini. putra ku sudah besar, kemarin usia nya sudah tujuh belas tahun, dan sekarang usia ku tepat berusia tiga puluh lima t...