27

7K 687 40
                                    

Kenny menatap sengit pasangan di hadapan nya.

Sefiya seperti nya sengaja memanas-manasi dirinya, ia bahkan dengan tak tahu malu mengalungkan tangan nya di tengkuk Raga, lalu menyuruh nya untuk memotret keduanya.

Ini berawal saat ia menyuruh pasangaj itu untuk mencoba pakaian nya, namun sial nya Sefiya malah minta di potret setelah memakai gaun nya.

Menyebalkan!

"Satu kali lagi." ucap Sefiya

Kenny sebenar nya sangat ingin mencekik leher wanita itu.

Kenny tersenyum manis di buat-buat. "Nona jika kau ingin ber foto terus-menerus sebaik nya kalian pergi ke studio." ucap Kenny penuh penekanan.

"Kau ini...memotret tidak membuat tangan mu sakit." cecar Sefiya.

Kenny mendengus lalu memberikan ponsel Sefiya.

"Maaf Nona tapi anda menghambat pekerjaan kami, mohon mengerti pelanggan kami bukan hanya anda saja." ucap Kenny.

Sefiya merotasikan matanya, ia berdecak tak suka.

"Hah..aku akan memberi bintang satu atas pelayanan butik mu ini." cetus Sefiya.

Kenny hanya tersenyum, malas menanggapi.

"Sudahlah, yang Tuan Kenny katakan benar." Raga menengahi.

"Bela saja terus..sampai aku muak mendengar nya." Sefiya segera pergi ke lantai bawah.

"Perempuan ular." gumam Kenny.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Raga.

"Ahh..tidak. aku hanya terpesona dengan kencantikan calon istri anda." elak Kenny.

Cuih..menjijikan!

Kenny mengumpati Sefiya dalam hati, namun ia masih tersenyum manis yang di buat-buat.

Ia jadi semakin senang membuat wanita itu kesal.

"Aduh..."

"Kau kenapa? Apa ada yang sakit?" tanya Raga khawatir saat Kenny memegangi perut nya. Niat nya untuk mengejar Sefiya ia urungkan.

"Entahlah, tiba-tiba saja perut ku sakit." ucap Kenny.

Raga memapah Kenny, membawa nya kembali ke tempat asal, agar pria itu ber istirahat.

Kenny tersenyum licik, Raga memang bodoh.

"Kau butuh sesuatu?" tanya Raga.

"Ini..sakit sekali..shh.."

Raga di buat panik oleh Kenny, ia tak tahu harus berbuat apa.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Raga lagi, berharap Kenny akan menjawab.

"Shh...ini keram..sakit sekali.."

Kenny dengan jelas melihat guratan khawatir dari Raga, rasanya ia ingin tertawa terbahak-bahak saat ini.

Raga tak ambil pusing, ia segera mengelus perut Kenny, entahlah tak peduli jika ini tak membantu yang terpenting Kenny tenang.

Kenny tersenyum tipis, ia melihat tangan besar Raga mengelus perut nya.

Dejavu.

Ia mengingat kembali saat dimana Raga selalu mengelus perut nya saat mengandung Rifam.

"Masih sakit?" Raga bertanya, namun elusan nya tak berhenti.

"Sedikit lebih baik." ucap Kenny, ia masih menikmati perhatian Raga.

"Kau harus banyak istirahat, jangan lupa sarapan, Rifam mengatakan kau baru saja sembuh."

PAPA! DREAM S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang