"Dari mana saja kua ini?" tanya Raga sarkastik saat putra nya datang begitu saja melewati dirinya dan Sefiya.
"Menginap di rumah Papa." jawab Rifam jujur.
Raga mengerutkan kening nya, sejak kapan Rifam memanggil Kenny Papa?
"Kau.."
"Sudah lah Dad, aku lelah saat ini, aku tahu kau pasti akan heran dan bertanya-tanya, nanti akan ku ceritakan setelah urusan mu dengan kekasih mu itu selesai." ucap Rifam, ia melirik Sefiya sekilas.
Entah kenapa ia menjadi tak suka pada perempuan itu, baginya jika tidak ada Sefiya mungkin saja Daddy dan Papa nya sudah bersatu kembali.
Rifam segera melangkah menaiki tangga .
"Satu langkah kau maju, Daddy akan mencabut semua fasilitas mu."
Rifam berhenti melangkah, ia berbalik menatap Daddy nya tak percaya.
"Dad, c'mon." Rifam menghampiri Raga dengan kesal.
"Kau pergi malam-malam tanpa ijin, lalu pulang pagi tanpa dosa, hey, ada apa dengan mu, apa Papa mu meracuni otak mu?"
Rifam menggeleng tak percaya dengan ucapan Raga, padahal ia yakin Raga masih mencintai Kenny namun perkataan nya barusam sangat lah kejam.
"Kau keterlaluan Dad, dia Papa ku!" sentak Rifam tak terima.
"Oh..kau sudah berpihak padanya? Padahal kau baru menginap satu malam." ucap Raga dingin.
"Sudahlah tak baik jika kalian bertengkar."
Rifam mendengus saat Sefiya masuk ke dalam urusan putra dan Daddy itu.
"Ini urusan ku dan Daddy kau tak perlu ikut campur." cetus Rifam.
"Jaga sopan santun mu, apa kau langsung kehilangan moral saat bersama nya?!" bentak Raga, Rifam mengepalkan tangan nya tak terima.
"Kau terus saja memandang Papa jelek, padahal bukan kemauan dia meninggalkan mu! Kau bahkan menutup telinga mu saat dia ingin bicara, kau egois!"
Plak
Sefiya menutup mulut nya, saat Raga menampar pipi kiri Rifam.
Rifam mundur beberapa langkah, ia menggeleng tak percaya.
Putra kesayangan? Hah..omong kosong!
Rifam berlari ke kamar nya, ia sangat kecewa pada Raga.
Raga seakan tersadar dari perbuatan nya, ia menatap tangan nya dengan napas terengah.
Lalu mengejar Rifam yang sudah masuk ke dalam kamar nya.
Tok
Tok
Tok
"Rifam.."
Raga mengetuk pintu terus-menerus namun tak di pedulikan oleh Rifam.
"Rifam maaf, Daddy benar-benar hilang kendali, ayo bukan pintu nya!"
Tok
Tok
Tok
"Berisik Dad, kau semakin membuat ku buruk! Pergilah urus kekasih mu itu, tinggalkan aku!"
Suara Rifam terdengar serak, sudah di pastikan bocah itu menangis.
Di dalam kamar Rifam bergelung dengan selimut nya, ia menghubungi nomer Kenny yang tidak online.
Ia ingin mendengar suara lembut Kenny, ia ingin di peluk lagi oleh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA! DREAM S2 [END]
Roman d'amourDREAM S2 Part lengkap✔ Luka itu merembes ikut melukai hati putra ku juga, banyak hal yang tak kau ketahui selama bertahun-tahun ini. putra ku sudah besar, kemarin usia nya sudah tujuh belas tahun, dan sekarang usia ku tepat berusia tiga puluh lima t...