END

10.1K 711 21
                                    

Rifam berusahan tersenyum melihat pantulan diri nya di cermin, ia belum pernah ber pakaian se rapih ini sebelum nya.

Ia terkekeh miris, ibu sambung? Ah..kehidupan nya terlalu rumit, mengapa orang dewasa sangat egois.

Padahal ia dengan jelas melihat jika Raga masih mencintai Kenny, namun Daddy nya malah menikahi wanita.

Persetan dengan wanita ular itu, ia menjadi penghalang segala nya.

Tepat hari ini, hari buruk nya akan di mulai.

Siang nanti ia tak akan melihat ucap janji suci Raga, ia terlalu malas.

Rifam mengusap kelopak matanya, itu masih bengkak, dari kemarin ia tak henti-henti menangis.

"Tuan muda ponsel Anda sedari tadi terus bergetar." Seorang pelayan memberikan ponsel.

Rifam hanya mengangguk lalu menerima.

"Hallo."

Rifam mengulas senyum tipis, saat mendengar suara lembut Kenny di seberang sana.

"Papa are you okay?"

"Tentu saja, aku baik-baik saja. Setelah Daddy mu menikah, aku akan menikahi dominan lain."

Mendengar kekehan di seberang sana Rifam yakin, Papa nya sedang tidak baik-baik saja.

"Pa, tak usah ber pura-pura, aku tahu kau sedang tak baik."

Terdengar helaan napas Kenny, Rifam meremat celana nya.

"Aku tak apa, sungguh. Lihat saja aku akan datang ke sana."

"Kau tak perlu datang Pa, ini hanya akan menyakiti mu."

"Bagaimana bisa aku tak datang, aku akan menemani putra ku ini. Kau juga pasti ke sepian di sana kan."

Rifam menghela napas, ia meremat ponsel nya.

"Pa.."

"Berhenti menangis, tangisan mu tak mengeluarkan mutiara maka akan sia-sia. Kau tahu? Kau tak usah memikirkan ku, aku baik-baik saja ya walau sedikit sakit si..hehehe.."

"Baiklah tutup telepon nya, aku sedang bersiap."

"Bye sayang, sampai jumpa."

Rifam meremat ponsel nya semakin erat, bagaimana bisa Papa nya setenang itu.

Pria nya akan menikah dengan orang lain, namun Papa nya bisa terkekeh dan tertawa ringan seperti itu.

Namun di tempat lain, Kenny tengah menatap penampilan kacau nya.

Semalam ia mabuk berat lagi, wajah nya sedikit bengkak.

Kenny terkekeh miris melihat penampilan kacau nya, seperti nya ia akan telat datang, karena harus merawat diri nya dulu.

Hari pernikahan Raga membuat nya hancur, bahkan sampai menghancurkan titik terdalam hati nya.

Rasanya jika tidak ada Rifam, Kenny merasa tak ada tujuan untuk hidup nya.

"Ken..kau sangat kacau." gumam nya, ia mengusap wajah nya yang tirus itu.

Berusaha terseyum agar terlihat baik, namun yang dia lihat di pantulan cermin hanya ada senyuman mengerikan, karena bibir nya tersenyum namun matanya mengeluarkan air mata.

Kenny tak bisa ber drama terus baik-baik saja, ia tak ingin datang. Namun jika ia tak datang bagaimana dengan putra nya, pasti Rifam tak kalah kacau dengan nya.

Ya, dia harus datang semata-mata demi putra nya.

_________

Suasana sangat meriah di gedung mewah itu, banyak media yang meliput acara hari ini.

Bagaimana tidak? Seorang pengusaha yang sudah lama melajang kini akan melangsungkan pernikahan, berita ini lumayan mengguncangkan media.

Terlihat sang mempelai pria tengah bersiap, ia memakai toxedo hitam sangat cocok dengan tubuh nya.

Ini pernikahan pertama nya, walau sudah memiliki Rifam nyatanya ia belum pernah menikah.

Jadi rasanya ia sedikit gugup, ber ulang kali Raga ber latih agar tak gugup namun tetap saja hasil nya tak ada.

"Anda sangat menawan hari ini." ucap sang perias.

"Terima kasih." Raga tersenyum canggung.

"Mempelai wanita sangat lah cantik, anda akan berkali-kali jatuh cinta pada nya, dia sangat manis dan cantik."

"Kalian pasangan serasi, saya dengar kalian sudah berhubungan lima tahun lebih, pasti cinta kalian sangat erat."

Mendengar penuturan sang perias Raga hanya tersenyum tipis, benarkah cinta nya sangat erat? Karena nyatanya Raga menikahi Sefiya karena merasa tamggung jawab pada wanita itu.

Hati nya masih dengan cinta tujuh belas tahun, hati nya sudah habis di luluh lantahkan oleh cinta Kenny dan sampai sekarang rasa itu tak pernah berubah.

"Jika seseorang sudah terikat, maka dia tak bisa pergi kemana pun, maka Tuan jika anda sudah menikah nanti anda harus bisa diam dengan ikatan itu."

"Tapi ada orang yang membuat ikatan namun tidak dengan hubungan." lanjutnya.

Raga menelan saliva nya, diri nya akan membuat ikatan dengan Sefiya namun tidak dengan hubungan.

Karena ia masih belum bisa melupakan masa lalu nya.

"Tuan mantap kan hati anda, seperti nya anda terlihat risau."

Lagi-lagi Raga hanya mengangguk, ia keluar dari tempat rias mencari Rifam.

Ia pergi menemui Rifam yang hanya diam di ruangan kosong.

"Kau sedang apa di sini?" tanya nya, menghampiri Rifam yang duduk di depan cermin.

"Aku sudah bersiap, aku sedang menunggu Papa." sahut Rifam.

"Rifam...kau.."

"Ber bahagia lah Dad, ini hari penting bagi mu. Jangan memikirkan apapun, termasuk memikirkan ku, aku baik-baik saja. Lagi pula Papa akan datang menemani ku, kau tak perlu khawatir."

Raga dengan jelad melihat ke sedihan di mata Rifam, bocah itu tak menatap nya saat bicara namun cermin itu tak berbohong.

"Kau benat tak apa?" tanya Raga.

Rifam tersenyum getir, siapa yang akan baik-baik saja? Saat Daddy nya akan menikahi wanita ular dan akan meninggalkan Papa nya yang baik.

"Ya, aku baik."

Raga menatap sendu punggung rapuh itu, ia menyentuh nya dengan ragu.

"Kau akan tetap menjadi putra kesayangan Daddy." Raga mengelus bahu Rifam.

Rifam mendongak menatap Raga dari cermin, lalu tersenyum tipis.

"Kau akan menikah, itu tanda nya kau akan memiliki keluarga baru, aku tak apa sungguh, ya jujur saja aku sedikit sakit." Rifam menekan dada nya. "Dada ku sesak saat melihat kau memakai toxedo, hah..namun tak apa, sebagai putra aku tak akan egois, tujuh belas tahun kau merawat ku, sudah sebaik nya aku membiarkan kau bahagia dengan pilihan mu."

Raga membuang pandangan nya, rasanya sakit saat melihat submisiv kesangan nya lesu dan tak bersemangat, biasa nya Rifam akan bertingkah konyol namun hari ini seakan tawa dan tingkah konyol itu lenyap begitu saja.

Bagaimana jika tawa itu tak kembali?

Raga akan bagaimana? Ia meremas bahu Rifam tanpa sadar, ia merasa gelisah.

"Dad..kau baik-baik saja kan?" Rifam berucap panik.

"Ah..ya aku baik. Segera lah turun, Daddy akan menunggu mu." Raga melangkah pergi meninggalkan Rifam. Membuat sang empu tersenyum getir.

"Dad, kau pergi dari sini aku merasa kau meninggalkan ku."

Ada yang bilang se baik apapun orang baru, masa lalu lah pemenang nya. Rifam pernah percaya akan hal itu, namun mengapa seakan kata-kata itu tak ber efek pada hubungan orang tua nya? Mengapa Daddy nya pergi.

Ikatan itu akan di mulai setelah Raga mengucapkan janji suci yang tak boleh di langgar.

"Selamat atas pernikahan mu Dad."

PAPA! DREAM S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang