7. Lah?!

5.7K 588 63
                                    

Yang merasa dirinya masih kecil, boleh di skip ya (人 •͈ᴗ•͈)

__________________________________

Setelah kejadian yang membuatnya senam jantung tadi, akhirnya [Name] keluar dari kamar dan pergi ke halaman belakang rumah.

Dan tidak disangka dia malah bertemu dengan–

"Loh– Blaze? Apa yang kau lakukan disini?"

Blaze tidak menjawab pertanyaan itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah selain dari [Name].

JDERRR!

Bagai petir di siang bolong, [Name] terkejut dengan respon Blaze barusan. Dan [Name] tau apa yang sedang terjadi.

Ya, Blaze sedang kesal padanya.

'Blaze ... Kok DIAM?! Biasanya dia selalu merespon perkataan ku!'

"Blaze ... Apa ada hal yang membuatmu kesal?" Tanya [Name] sambil tersenyum manis.

Blaze masih diam dan hal itu membuat [Name] terkejut part 2.

'fix ada yang salah nih, takutnya kalau kayak gini terus bisa-bisa rumah orang dibakar!' Teriak batin [Name].

Tiba-tiba Blaze mengeluarkan suaranya.

"Kamu ... "

"Eh?" [Name] jadi bingung apa dirinya dengan Blaze.

"[Name] tidak mau mencium ku ... " Saat mengatakan hal itu, terlihat rona merah tipis yang ada di wajah Blaze.

Malu dia.

[Name] makin bingung dengan apa yang dikatakan Blaze barusan.

'loh ... Cuma karena ciuman? Bukan karena hal lain?'

[Name] akhirnya berfikir kenapa blaze bisa berkata seperti itu, dan ia baru teringat kalau Blaze melihat nya ciuman dengan Ice.

'jadi ceritanya ni anak cemburu gitu?'

Saat [Name] berfikir bahwa Blaze ini cemburu akhirnya terlintas dipikirannya untuk menjahili Blaze.

[Name] mendekatkan wajahnya dengan wajah Blaze sampai bibir mereka saling bersentuhan.

Cup~

[Name] memberikan kecupan di bibir Blaze sekitar beberapa detik.

Saat ingin melepaskan kecupan singkat itu, tangan Blaze dengan cepat menahan tekuk leher [Name] dan membuat itu menjadi ciuman panas.

"Nnghh ... Blaze ... "

Mengetahui kalau [Name] sudah kehabisan nafas, Blaze langsung menghentikan aksi nya ini dengan berat hati. Padahal si Blaze pingin lebih dari ini.

"Hahhh ... Hahhh ... " Dengan cepat [Name] langsung mengambil nafas dalam-dalam.

Saat keduanya sudah bernafas secara normal, akhirnya mereka saling menatap dengan wajah yang sedikit memerah.

Namun, secara tiba-tiba Blaze kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah [Name]. Lalu–

Cup

Kecupan kecil itu berakhir di pipi kanan [Name]. Lalu Blaze mendekatkan bibirnya pada telinga [Name].

"Makasih atas makanan nya sayang~" Setelah mengatakan hal itu Blaze pergi dari sana dan meninggalkan [Name] sendirian di taman.

'kok rasanya malah gue yang dijahili?!' batin [Name] kesal, padahal salting.

.

.

.

Jam 20.30 malam...

Saat ini [Name] sudah bersiap-siap untuk segera tidur, tapi kegiatan itu harus terhenti karena beberapa orang masuk ke kamar [Name].

"Gempa, Halilintar, Taufan– Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya [Name] yang sedang duduk di kasur kesayangannya.

"Kami ingin mengambil jatah kami, [Name]." Kata Taufan sambil tersenyum seringai tipis.

"Jatah apa yang kalian maksud?" Entah kenapa perasaan [Name] gak enak nih. Seakan-akan pikiran nya berkata kalau ia boleh berpikiran negatif saat ini.

"Kamu pasti ngerti maksud kami sayang." Kata Halilintar, dan di setujui oleh Gempa serta Taufan.

'ada apa ini ... ' ternyata [Name] masih berusaha untuk positif thinking.

Tapi positif thinking nya itu berhenti saat 3 suaminya itu membuka baju mereka dan Taufan yang mengunci pintu kamar itu.

Srett...

Saat mereka bertiga membuka baju, [Name] langsung bergerak mundur sampai mentok ke dinding kamar itu.

Keringat dingin sudah membasahi tubuh [Name].

3 suaminya itu mulai mendekati [Name].

'tu-tunggu dulu, pikiranku jadi tidak jernih .... ' batin [Name] pucat.

"Sayang, kami boleh memakanmu kan?~" Dengan suara menggoda mereka bertiga mengatakan hal itu.

'TIDAKKKKKKKK'

_____________________________________

"TIDAKKKKKKKKK"

[Name] mulai membuka matanya dan melihat sekeliling nya. Ternyata sudah pagi.

"Barusan itu ... Mimpi?" Kata [Name].

"Mimpi apa [Name]?"

[Name] melihat orang yang bertanya itu, ternyata itu Boboiboy suaminya yang sedang membawa sarapan untuk [Name].

"Tidak ada, aku hanya sedikit bermimpi buruk Boboiboy." [Name] tersenyum saat menjawab pertanyaan itu.

'benar. Mimpi yang sangat buruk!'

Boboiboy yang melihat ekspresi wajah [Name] itu malah jadi ragu dan bertanya-tanya, '[Name] mimpi apa tadi malam?'

Pada akhirnya mimpi malam itu masih teringat di memori ingatan [Name]. Tapi untungnya itu tidak menjadi masalah pada pagi hari ini.

__________________________

Cieee yang ternyata cuma mimpi
(・∀・).
Doain author nya bakal up besok ya (人 •͈ᴗ•͈).
.

.

.

See you next chapter ~

My Dino || Boboiboy x Reader [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang