XII

1K 130 4
                                    

"YIAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"YIAN!"

Xiao Zhan berteriak memanggil putranya. Selepas kepergian tuannya, Xiao Zhan memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia ingin memastikan sendiri keadaan sang putra. Putra yang begitu ia rindukan. Yian.

Mengatur nafas sebentar, lalu melangkah memasuki pintu rumah yang terbuka dengan terburu-buru. Butuh waktu cukup lama untuk sampai ke sini, sebuah pemukiman kumuh di pinggiran kota. Pemukiman yang penuh dengan jejeran rumah tua, dengan aliran sungai kotor di dekatnya. Dan ia masih harus berlari kencang sejak menuruni bus untuk sampai ke rumahnya.

"YIAN!" Mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok putranya.

"Mommy?"

Mengikuti asal suara yang begitu ia hafal dan langkahnya terhenti pada pintu kamar dengan kain sebagai penutupnya. Di sana, putranya sedang berbaring dengan mata yang terlihat sayu. Mungkin dia baru saja terbangun dari tidur setelah mendengar panggilannya.

Air mata jatuh di pipinya tanpa ia sadari, lalu mendekati putranya perlahan. "Nak... sayang?" Xiao Zhan duduk di sisi sang putra yang masih berbaring. Menyibakkan rambut anak itu ke atas, mengusapnya pelan.

Merasakan usapan seseorang pada rambutnya, rasanya hangat seperti usapan ibunya. Ia masih mengantuk, meski pun begitu samar-samar ia masih mendengar suara sang ibu. Membuat ngantuknya total hilang, lalu menoleh pada sosok itu.

"MOMMY!" Ucap Yian girang, Ia sangat merindukan ibunya.

Xiao Zhan menutup mulutnya tak percaya. Akhirnya ia bisa memastikan sendiri keberadaan putranya.  Ia semakin yakin setelah mendengar suara itu secara langsung. Tadi ia sempat ragu, takut kalau sosok yang sedang berbaring di ranjang itu hanyalah khayalannya saja.

Membawa Yian ke dalam pelukannya. "Nak....ini kamu? Kamu sehat?" Memeluk putranya erat. Melampiaskan rasa rindu dengan rengkuhannya. Ia menangis tersedu.

"Mom....!" Menatap mata ibunya yang telah basah, membuat dirinya ikut menangis. "Mom...Yian rindu." Lalu kembali memeluk ibunya.

"Mommy lebih merindukanmu, jangan pergi lagi. Kamu sehat kan?" Xiao Zhan menangkup kedua pipi anaknya. Mengusap wajah itu dari air mata yang masih keluar.

"Yian sehat, mom. Wajah tukang culiknya nyeremin, tapi mereka baik sama Yian. Suka beliin Yian makan sama mainan juga." Menunjukan senyum lucu pada ibunya.

Xiao Zhan mengerutkan alisnya heran. "Bukannya waktu ditelpon kamu takut?"

"Iya, Mom. Tapi bentar aja, abis itu mereka baik sama Yian."

Mendengar itu membuat Xiao Zhan bernapas lega. Mungkin ini maksud dari tuannya yang memastikan keadaan putranya selalu dalam keadaan baik. Tuannya ternyata baik juga. Ia ingin mengucapkan terima kasihnya secara langsung nanti.

"Mommy mau nginap?"

Xiao Zhan berpikir sejenak, memikirkan perkataan tuannya tadi. Hari ini bisa dibebaskan dari pekerjaan saja, ia sudah sangat bersyukur. Jadi ia tak ingin meminta lebih, nanti disangka ngelunjak pada majikan. Tuannya pasti tidak akan mengizinkan.

You Drive Me Insane | YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang