XI

1.1K 127 12
                                    

Xiao Zhan membaringkan tubuhnya kasar ke ranjang setelah lelah menghubungi siapapun yang sekiranya bisa menolongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xiao Zhan membaringkan tubuhnya kasar ke ranjang setelah lelah menghubungi siapapun yang sekiranya bisa menolongnya. Pemuda itu lantas menenggelamkan wajah di bantal, lalu berteriak keras. Semua usahanya sia-sia. Setidaknya dengan bantuan bantal bisa merendam teriakannya agar tak sampai terdengar keluar.

Terhitung sudah dua minggu putranya diculik rentenir itu dan sudah seminggu tak mendengar kabar apapun tentang anaknya. Apa putranya baik-baik saja di sana? Apa Yian diberi makan dengan teratur? Jangan sampai putranya disiksa karena dirinya.

"Jadi apa alasanmu menanyakannya? Siap menerima tawaranku?"

Xiao Zhan menggelengkan kepala saat tawaran tuannya terakhir kali terbayang kembali. Menjadi seorang pelacur? Simpanan seseorang? Dia bukan anak berbakti sampai harus mengikuti jejak sang ibu. Menjual diri. Tapi bagaimana jika satu-satunya solusi hanya menerima tawaran pria itu?

"Ya ampun, pa. Kenapa kalian harus ninggalkan hutang, sih?" Xiao Zhan berbalik menyamping menghadap tembok. "Ma... lihat. Anak mama lagi mikir buat jadi pelacur! Lihat nasib aku sekarang, hasil dari masa lalu kalian!" Xiao Zhan terpejam, menangis kencang.

"Kenapa sih, kalian harus nikah kalau pada akhirnya malah kayak gini? Jangankan ngasih bahagia kalau yang normal aja kalian tidak mampu."

Xiao Zhan melampiaskan rasa frustasinya dengan memukul-mukulkan tangannya pada bantal dan kemudian melempar apapun yang bisa dijangkaunya ke segala arah.

"Kenapa maksain diri, sih? Bodoh!"

Ketukan pintu menyentak Xiao Zhan. Menghapus air matanya cepat dan segera membuka pintu. "Tuan?" Sapanya pada pria yang berpenampilan santai di depan pintu. Xiao Zhan hanya menampilkan separuh tubuhnya karena berusaha menutupi keadaan kamarnya yang berantakan.

"Kamu kenapa? Saya dengar teriakanmu tadi."

Xiao Zhan menggeleng. "Mungkin anda salah dengar, Tuan. Saya tadi ketiduran."

Wang Yibo dengan alisnya yang naik sebelah. "Mmm... kamu tidur di lantai?" Menunjuk pada bantal yang ada di belakang kakinya. Itu bantal yang dilemparnya tadi.

Xiao Zhan kembali menggeleng. "Ohh... itu! tidak, Tuan. Saya memang suka tidur sambil jalan. Mungkin bantalnya tidak sengaja terbawa." Xiao Zhan tersenyum paksa, setelah mengatakan alasannya yang tidak masuk akal.

"Oh ya? Kalau begitu saya mau pulang. Kamu ikut?"

Xiao Zhan kembali menggeleng. "Tidak, Tuan. Saya di sini saja."

Wang Yibo dapat melihat wajah pemuda itu yang nampak pucat dangan kedua mata sembab. Ia tahu kalau pemuda ini baru saja berbohong, tapi ia tak mau repot menanyakannya. "Ya sudah." Ia agak kasihan pada pemuda ini, tapi otak jahatnya memintanya untuk tidak peduli. Xiao Zhan juga enggan menerima tawarannya dan ia tak mau membantu secara cuma-cuma. Lima milyar bukanlah uang yang sedikit.

You Drive Me Insane | YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang