22

0 1 0
                                    

Happy reading



Pagi-pagi gini, arka sudah ada di depan rumah aku, ka Mita membukakan pintu untuknya.

Dia masuk ke dalam dan duduk di meja makan, ka Mita mengajaknya untuk sarapan terlebih dahulu.

"Rara cepetan" Teriak ka Mita dari bawah.

"Iyah ka sebentar." Aku turun ke bawah, dan langsung ke meja makan.

Aku melihat arka sudah duduk di situ dengan senyuman manisnya.
"Hay."

Arka menarik bangku yang di samping nya, namun aku lebih memilih duduk di depan dia.

Arka mengambilkan roti dan menaruhnya di atas piring aku.
"Makasih." Ucapku dengan datar.

"Ekhem." Dehem ka Mita sambil melihat ke arah kita berdua ." Kalian berdua kalau mau berantem jangan di meja makan."

"Kita nggak berantem kok ka." Arka mengelaknya.

"Yaudah, kakak berangkat duluan hari ini ada meeting jadi harus pagi-pagi." Pamit ka mita, dia mencium kepalaku." Kalian berdua hati-hati yah, jangan kebut-kebutan, arka." Ucap ka Mita lalu pergi.

"Iyah ka."

"Hati-hati ka Mita." Ucap arka sambil memandangi kepergian ka Mita.

"Ekhem."

Arka memandang wajahku. " Kamu kenapasih ra? Dari tadi cuek mulu ke aku, ada yang salah yah?." Tanya arka.

"Kamu mau pergi sama aku nggak?." Ucapku, lalu pergi keluar dan meninggalkan arka di meja makan.

"Iyah, Rara tungguin." Arka mengikutiku dari belakang.

"Cepetan naik arka, ini udah siang." Aku memberikan helm pada arka." Nih, pake."

"Marah-marah Mulu." Gerutu arka sambil menaiki motornya.

Aku naik ke motor arka ." Cepetan jalan, apa aku ajah yang nyetir." Kesal aku sama arka, dari tadi dia hanya diam saja.

"Iyah." Arka menyalakan motor dan melajukannya.

"Ra."

"..."

"Rara."

"Apa."

"Kamu kenapa sih?."

"Nggak apa-apa."

" Rara kenapa sih? Kok sikap dia beda sama aku, apa dia udah bosen yah sama aku."batin arka, tiba-tiba motornya oleng.

"Arka, hati-hati dong." Aku menepuk pundak arka.

"Maaf Ra, gua nggak liat kalau ada batu tadi." Arka semakin kencang melajukan motornya.

Sehingga aku refleks memeluknya." Arka, jangan kaya gini dong, sumpah aku takut banget, biar aku ajah yang nyetir." Ucapku, aku semakin erat memeluk arka, kali ini aku bener-bener takut jatuh.

Arka menurunkan gas motornya ." Kamu kenapa sih Ra? Aku bingung sama kamu." Ucap arka dengan nada sedikit tinggi.

"Aku kek anak-anak banget kaya gini, Seharunya aku nanya keadaan arka gimana? Bukan malah kaya gini." Batinku.

Dari depan gerbang hingga ke parkiran motor semua orang melihat ke kita berdua.

Arka memarkirkan motornya, aku turun dan memberikan dan memberikan helmnya pada arka.
"Makasih baby."

"Ra."

"Um."

"Kalau aku ada salah sama kamu? Tolong jelasin supaya aku tahu." Ujar arka sambil merapikan rambutku yang berantakan.

ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang