02. 𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; sore hari

1.2K 121 13
                                    

Jakarta, 10 Februari 202314

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 10 Februari 2023
14.15
Sekolah Taruna Bangsa

°•°•°•°•°•°•°

Siang hari sudah tiba, para anggota lingkaran sedang melakukan aktivitas masing masing di tengah teriknya matahari yang begitu membakar kulit. Seperti geng bungsu yang pagi ini sudah berada di sekolah. Tentu saja disambut dengan antusias oleh Distya, karena 4 hari belakangan ia berangkat ke sekolah seorang diri tanpa Lara, Zizi ataupun Maula. Tentu saja karena ketiganya sedang sakit dan baru kembali bersekolah pada hari ini.

Saat ini waktunya istirahat—gedung sekolah geng anak bungsu memiliki 1 kantin yang dibagi 2, untuk muda mudi berseragam putih biru dan putih abu abu. Distya salah satu manusia yang keluar kelas pada saat jam istirahat, gadis itu tengah menghampiri si bungsu Maula di kelasnya.

"Eh eh ada Kak Distya!"

"Kak Distya nyari siapa kira kira?"

"Nyari gue, hehe."

"Pasti nyari Maula."

"Kak Distya manusia atau apaan sih? Cakepnya ga ngotak."

Distya menghampiri salah satu dari para gadis yang tengah duduk di bangku koridor, ia butuh bantuan mereka untuk menemukan si bungsu yang mendadak hilang. "Dek, liat Maula nggak?"

"Maula ada di kelas Kak, masuk aja nggak apa apa." Distya mengangguk sembari mengucapkan kata terimakasih, lalu mulai memasuki ruang kelas si bungsu yang begitu sepi. Murid yang ada di kelas tersebut untuk saat ini dapat dihitung jari, dan Maula adalah salah satunya. Si gadis berponi itu duduk di bangku paling depan, tentunya sangat mudah bagi Distya untuk menemukan sang Adik Bungsu. "Cimol! Ayo kita makan bersama sama, ditunggu Kak Zizi sama Kak Lara di kantin."

"Ih, malas–" Belum sempat sang puan menyelesaikan perkataannya, lengan mungil Maula sudah ditarik oleh Distya. Tenaga Distya dan Maula tentu saja berbeda cukup jauh, jadi Distya dapat dengan mudahnya menarik si bungsu untuk diajak makan bersama di kantin.

"Sakit tau! Aku bilangin Cici ya!" Distya tertawa kecil lalu melepaskan tangan sang adik, mereka berputar putar mencari 2 manusia yang sedari tadi sudah menunggu mereka di kantin. "DISTYA!"

Distya dan Maula menengok ke arah sumber suara secara bersamaan, ada Zira dan Lara yang melambaikan tangan dari ujung kantin. "DIH DI UJUNG!"

"Terima nasib Kak Dis, kita ditakdirkan di ujung soalnya." Ucapan Maula memang benar adanya, terbukti dari rumah mereka yang berada di ujung blok, dan kamar geng bungsu—Maula dalam pengecualian, yang juga berada di bagian ujung. Ah sudahlah, yang penting Distya sudah menemukan Lara dan Zira. "Kak, aku ditarik Kak Distya sampai merah tau!"

"Gue mah tim ngadu ke Ci Sheryn sih Dis."

"Wah Distya, nyari ribut sama para kucing garong."

"Jangan bikin takut dong! Maula ih!" Kedua kakaknya terbahak melihat ekspresi ketakutan Distya, terlihat begitu muram dengan bibir yang dimajukan. "Hari ini yang jemput Ci Sheryn lho! Hayooo Distya!"

𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang