Jakarta, 21 April 2023
18.50 pm°•°•°•°•°•°•°•°
"Kak Ginan, tahun ini Kak Gi ngasih thr, 'kan?" Ginan mendelik, ia tengah duduk tenang dan sendirian di sofa ruang tv. Lalu Zizi datang bersama dengan pasukannya-Distya dan si bungsu Maula, yang sudah berniat untuk mengusik Ginan malam ini. "Maula doang, kalian udah gede."
"MANA BISA GITU?!"
"NGGAK FAIR!"
"ALHAMDULILLAH! Nggak sia sia Maula bangunin Kak Gi sahur dengan susah payah selama ini, rezeki anak bungsu memang. Lain kali pakai joki bangunin sahur Maula lagi ya, Kak Gi." Perkataan Maula membuat kedua kakaknya mendelik, bukankah selama ini Maula lah yang bangun paling akhir ketika sahur?
"Hoax banget, kamu kan bangun terakhir."
"Aku bobo lagi abis itu!" Maula memasang wajah sombong lalu berkacak pinggang, ia menatap Ginan dengan tatapan penuh arti, berharap Ginan menyelamatkan dirinya dari ke-iri dengkian para saudarinya. "Iya, tanya aja Lara."
"Tuh, 'kan! Sudah dipastikan Maula akan panen angpao lebaran besok, hehe."
"Halah-"
"HALO ADEK ADEK! SELAMAT HARI KARTINI!" Seseorang datang, mengenakan kebaya berwarna kuning dengan rambut coklat kekuningannya yang sengaja dicepol. "Zalin gila." Zalin datang dengan senyumannya yang lebar, perempuan berdarah sunda itu sepertinya akan pergi takbiran keliling dengan kebaya kuningnya.
"Gak heran sih kalo Teh Zalin."
"Cantik Teh, nggak usah ikut takbir keliling ya."
"Itu kebaya kuning Adek nggak sih?" Kelakuan Zalin cukup untuk membuat para adiknya menyembunyikan wajah di balik bantal sofa. Sungguh! Mereka tidak yakin jika Zalin akan berjalan dengan anggun, bagaimana jika perempuan itu tersandung di depan umum? Ginan pasti tak akan mengakui bahwa Zalin adalah salah satu sepupunya. "Berbeda itu indah, berani beda!"
"Orang mah pakai gamis, bukan kebaya! Masa Teh Neira pakai abaya tapi adeknya pakai kebaya. Otak Teh Zalin udah ilang nih pasti!" Zalin pura pura tersipu malu ketika mendengar ucapan Distya, sementara para adik sepupu menahan diri untuk tidak memukul Zalin. "Beda tipis, kebaya sama abaya."
"TAPI PAKAIANNYA BEDA JAUH TETEH!" Zizi benar benar tak tahan dengan kelakuan Zalin, ia menendang nendang udara dengan mukanya yang dibuat seolah olah menahan tangis. Sebetulnya Zizi ingin sekali menangis ketika melihat kelakuan Zalin, tapi suara teriakan dari luar rumah membuyarkan rencana Zizi yang memang tak dipersiapkan secara matang itu. "KAK ZI, KAK DIS! AYO BURUAN, KITA UDAH DIPANGGIL!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48
Fanfiction(n.) a group of people with shared professions, interests, or acquaintances. " di lingkaran ini kita punya rumah yang gak semua orang punya. " *** tentang mereka, lingkaran dan warna warni keceriaan pada tiap harinya. [ slow update!! ] r...