Jakarta, 22 Maret 2023
19.07°•°•°•°•°•°•°
"SIAPA YANG MAU NITIP SAJADAH?!" Malam hari ini, agenda para gadis lingkaran adalah sholat tarawih. Suasana rumah menjadi sangat ricuh, begitu banyak hal yang terjadi sebelum para gadis mengerjakan agenda mereka pada malam hari ini. Dimulai dari mukena milik Maula yang tak sengaja tercebur ke dalam got karena ulah Zizi, Zalin yang sibuk menanyakan siapa saja yang akan menitipkan sajadah kepada dirinya dan Distya yang memohon kepada Sheryna agar diizinkan untuk membawa sarung yang baru saja ia beli sore hari ini.
"Adis! Kamu itu wedhok Dis, bukan lanang. Ngapain bawa bawa sarung segala, kamu nggak tiba tiba berubah jadi bapak bapak kan?" Silva mulai mengomeli sang adik, sebenarnya ia sudah tau maksud dan tujuan Distya untuk membawa sarung tersebut. Tapi Silva tak ingin menanggung malu apabila ada pengumuman melalui toa masjid komplek yang berisi tentang seorang remaja perempuan memimpin perang sarung setelah tarawih.
"Bolehin lah Kak."
"Nggak!"
"Bolehin!"
"Sekali nggak ya nggak! Kakak usir ya kamu dari rumah ini." Distya memasang raut wajah masam, ia perlahan berbalik badan dan mulai pergi. Jalannya begitu pelan, sangat pelan sampai Silva tak kuat menahan emosi ketika melihat adik bungsunya berjalan dengan sangat lambat. "Jangan harap Kakak narik balik kata kata Kakak ya, Dis. Sana kamu! Udah ditunggu Maula."
"Ih!" Distya menghentakkan kaki sebanyak dua kali, lalu mulai berjalan cepat menuju keluar rumah. "Lama banget!" Pemandangan pertama yang Distya lihat saat keluar rumah adalah Maula dan Zira yang sedang berjongkok di depan gerbang, serta Aira yang tengah sibuk memainkan rumput menggunakan tusuk gigi yang baru saja ia temukan.
"Iya iya, ayo jalan! Nanti kita gak kebagian shaf." Keempat gadis itu mulai berjalan, dengan Maula sebagai pemimpin. Karena sang puan berjalan secepat kilat, seolah takut tidak kedapatan shaf. "Ayo buruan! Nanti tempatnya Adek ditempatin sama Kak Nida!"
"Sabar dong bocil, kita susah jalan nih!" Maula tak menghiraukan ucapan Zizi, ia berjalan dengan cepat, meninggalkan ketiga manusia yang asyik mengobrol di belakangnya. Maula terlebih dahulu sampai di masjid, mencari keberadaan Sheryna yang memang lebih dahulu berangkat. "Cicii!"
Maula segera menggelar sajadah di sebelah Sheryna, lalu duduk dan mengamati sekitar. Suasana masjid begitu tenang, sangat tenang dan tentram bila dibandingkan dengan rumah mereka yang teramat sangat bising. Walau suasanya tenang dan tentram itu sebenarnya tak bertahan lama.
"Mbak Distya!"
"Mbak, kita jadi perang sarung?"
"Ih Mbak Zizi cantik banget ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48
Fanfiction(n.) a group of people with shared professions, interests, or acquaintances. " di lingkaran ini kita punya rumah yang gak semua orang punya. " *** tentang mereka, lingkaran dan warna warni keceriaan pada tiap harinya. [ slow update!! ] r...