06. 𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; lingkaran lebaran

846 80 6
                                    

Jakarta, 22 April 202308

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 22 April 2023
08.00

°•°•°•°•°•°•°•°•°

"Senangnya jadi anak bungsu tapi kakak kakak udah menghasilkan uang, thr Maula jadi lancar deh!" Maula mengipasi wajah ayunya dengan beberapa uang berwarna merah yang barusan ia dapat dari para kakak sulung, Zalin dan juga Ginan. Ia sengaja melakukan hal tersebut demi membuat Zizi dan Distya iri karena thr milik Maula jauh lebih banyak dibanding milik keduanya. "Enak banget, aku juga mau."

"Makanya lahir tuh belakangan, Kak Zi. Kalau lahir duluan mana bisa dapet thr banyak kayak Maula coba." Ekspresi sombong yang Maula pasang cukup untuk membuat kedua kakaknya mendengus kesal sekaligus mendelik. Sementara si empu terus terusan menggoda Zizi dan Distya agar keduanya bertahan dengan ke-iri dengkian mereka.

Bagaimana tidak? Maula sudah mendapatkan 9 lembar uang berwarna merah satu jam setelah mereka melaksanakan sholat ied, sedangkan Zizi dan Distya baru mendapatkan 7 lembar. Yaa, tidak jauh beda dengan milik Maula, tapi tetap saja keduanya iri!

"Kak Gi curang, yang dikasih Maula doang. Padahal kita juga adik adik Kak Ginanika Sharadiva yang cantik, baik nan menggemaskan." Zizi masih mengeluarkan bujukan untuk Ginan, yang dibalas dengan lirikan tajam dengan muka flat miliknya yang lumayan menakutkan bagi Zizi, Distya maupun Maula. "Kalian daripada bujuk Ginan yang endingnya udah ketebak alias gak akan diterima karena Ginan sibuk sama Maula, mending pijitin Teteh deh! Nanti Teteh kasih upah gocap."

Zalin menyengir kuda, kakinya yang dibalut perban sengaja ia sodorkan pada dua manusia rusuh yang masih sibuk membujuk Ginan. Takbir keliling semalam di akhiri dengan Zalin yang jatuh dari mobil pick up, kaki gadis itu terkilir sehingga Zalin tak dapat bergerak dengan bebas kesana kemari. "Teteh sih, semalem aneh aneh, jatuh 'kan jadinya!"

"Udah Dis, mending menyesal melakukan tapi dapet hasil, daripada menyesal nggak melakukan tapi nggak dapet hasilnya."

"Yaudah, iya iya!" Distya mulai menyentuh kaki Zalin, memijat kaki itu dengan perlahan, walau sebenarnya percuma karena kaki Zalin dibalut perban. "Mau aja diperbudak Zalin." Ginan tertawa kecil dengan nada mengejek, ia menatap Distya dan Zizi sejenak sebelum mengalihkan kembali atensinya pada game yang Maula mainkan. "Ya lagian Kak Gi nggak mau ngasih thr."

"Udah gede, jadi gak usah." Zizi memberi lirikan julidnya pada Ginan, lalu kembali memijat pelan kaki Zalin. Diikuti oleh Distya dengan ekspresi tengilnya dan Maula yang tertawa keras melihat penderitaan para kakak. Sementara itu, "Lara itu sengaja disisain buat Vera! Ya ampun nih anak."

"Lara belum dikasih! Lara 'kan mau thr dari Kak Silva juga!"

"YA BEDA BOCAH! ISINYA AJA BEDA!" Lara mencoba untuk melarikan diri dari Silva yang tengah mengejarnya, gadis itu mencuri salah satu amplop berisi uang yang akan Silva berikan kepada salah satu adik temannya. Meski Silva tak ikut dalam berpuasa, ia tetap ikut serta dalam merayakan lebaran. Silva tetap memberi para adik sejumlah uang dan membantu Sheryna memasak beberapa makanan, begitu juga dengan Grizel. "Kalian berdua nggak mau ikut ke rumah nenek? Itu adek adeknya udah siap diluar."

𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang