Jakarta, 12 April 2024
11.54 WIB
Rumah.°•°•°•°•°•°
"Adek pulang semuanya!" Teriakan khas si bungsu kembali menggelegar siang ini, Maula baru saja pulang dari kegiatan bermainnya dengan Cayra di sebuah gazebo yang berada di taman komplek. Gadis itu menatap seisi rumah, terlihat damai dan sunyi, bagai tak pernah ada keributan yang menyentuh rumah ini.
"Baru pulang, Dek? Tumben mainnya lama banget." Maula menengok ke arah meja makan, ada Ginan yang tengah menyeruput secangkir teh hangat di depan adiknya—yang sedang berpuasa, dengan santai dan wajahnya yang dibuat seolah tidak berdosa. Maula hanya menelan ludah saat melihat Ginan, dan sang puan sepertinya tidak begitu peka dengan tatapan yang dilemparkan oleh sang adik bungsu. "Tadi kita lagi bahas projek kita bertiga, Kak. Kakak kok minum teh disini sih? Tidak berperi ke-puasa-an!"
Ginan menatap gelas berisi teh miliknya lalu dengan sigap menyembunyikan gelas kecil itu agar menghilang dari pandangan Maula, tapi tetap saja suara dari sesapan teh tadi masih terngiang ngiang di kepala Maula. "Lagi red day, Adek. Udah kamu bersih bersih aja sana, terus lanjut bobo siang, di kamar ada Cici lagi bobo juga. Jangan lupa ganti baju, biar bau mataharinya nggak kebawa bobo."
"Siap, bu bos! Kak Gin jangan minum depan Adek lagi ya, Adek naik dulu." ucap Maula sembari melayangkan ciuman pada Ginan, kakinya melangkah menjauh dari sang kakak dan meja makan. Saat ini dirinya berjalan menuju kamar, tempat dirinya melepas penat dan melepas rindu pada si sulung Sheryna. Walau sebetulnya Sheryna dan Maula menghabiskan waktu bersama hampir setiap hari, tapi tetap saja Maula akan rindu pada sang kakak jika tidak bertemu lebih dari dua jam di hari libur.
Tapi di tengah jalan menuju kamar, Maula mendengar ada yang memanggil namanya dengan suara lirih. Ia kembali menengok, mendapati Distya dan Zizi yang tengah merebahkan diri di ruang keluarga, keduanya terlihat begitu lemas siang ini. "Ambilin remot dong Mol, aku nggak kuat." ucap Distya dengan suara yang dibuat buat lirih seolah dirinya sedang terjepit sesuatu.
"Alay banget sih Kak Adis, orang remotnya ada di sebelah tangan kamu."
"Kan puasa Mol, Kak Adis sama Kak Zi lemes banget ini."
"Dikira yang puasa kalian berdua doang, ribet ih." Meski mulutnya berkata demikian, tangannya tetap bergerak untuk memberikan remot itu pada Distya. Sementara Distya dan Zira melihat satu sama lain dengan raut wajah bingung setelah mendengar nada suara Maula, tidak biasanya Maula membalas ucapan kedua kakak tersayangnya itu dengan nada yang kurang enak.
Zira dan Distya mengubah posisi tubuh menjadi duduk menghadap ke arah si bungsu, "Kamu kenapa Mol? Ada yang gangguin kamu kah di sekolah?"
"Siapa orangnya? Ayo bilang ke Kak Adis sama Kak Zi."
"Nggak kok,"
"Crush kamu diambil temen lagi kah–"
"Adeknya jangan digangguin, cil, udah mending kalian lanjut nonton aja. Maula masuk kamar sana," ucapan Zira sedikit terpotong karena ada Silva yang secara tiba tiba memasuki ruang keluarga dan duduk di sebelah Zira, telunjuknya ia gerakkan sebagai pertanda bahwa Maula harus segera memasuki kamar sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48
Fanfiction(n.) a group of people with shared professions, interests, or acquaintances. " di lingkaran ini kita punya rumah yang gak semua orang punya. " *** tentang mereka, lingkaran dan warna warni keceriaan pada tiap harinya. [ slow update!! ] r...