Bandung, 5 April 2024
16.25 WIB
Rumah Nenek°•°•°•°•°
"Nenek!" Maula berlarian menuruni mobil menuju ke dalam rumah nenek, hari ini Sheryna dan dua adiknya sengaja mengunjungi rumah sang nenek di hari ke dua puluh lima. Ketiganya mendapat kabar bahwa nenek jatuh sakit dan rindu pada cucu cucunya, tapi sayang sekali para anggota lingkaran lain memiliki agenda masing masing. "Halo anak cantik."
"Nenek yang sakit apanya? Nenek mau Adek pijitin nggak?"
"Adek, masuk dulu baru ajak Nenek ngomong." Sheryna tersenyum tipis melihat interaksi Maula dan sang nenek, begitu manisnya interaksi sepasang cucu dan neneknya dimata Sheryna. Meskilun ada sekelibat bayangan sedih di pikiran Sheryna, memikirkan bahwa usia nenek sudah cukup renta sekarang.
Nenek itu, 'kan, sosok pengganti orang tua bagi seluruh anggota lingkaran, bahkan sejak ketiga anak anak geng bungsu masih kecil. Pasti mereka akan sangat terpukul jika suatu saat nanti, nenek harus pergi mendahului mereka semua untuk menemui Sang Pencipta. "Yang lain kemana, Na?"
"Yang lain ada kegiatan masing masing, Nek, maaf ya Nana ngunjunginnya cuma bertiga sama adek adek. Lain kali kalau kesini lagi, Nana ajakin adek adek yang lain." ucap Sheryna sembari menaruh beberapa barang bawaan di dalam rumah nenek. "Iya Nek, maafin ya, kapan kapan kita kesininya lengkap kok."
Jikalau kalian bertanya tanya, Nana adalah panggilan masa kecil Sheryna yang diberikan oleh Nenek karena wanita paruh baya itu menganggap nama Sheryna terlalu sulit untuk diucapkan. Sampai sekarang, Sheryna selalu berkenan jika nenek memanggilnya dengan sebutan Nana. "Nggak apa apa, adiknya kan udah besar semua jadi wajar kalau punya kesibukan masing masing. Oh iya, kalian mau buka pakai apa? Biar Nenek suruh Mbak Sum buatin."
"Adek mau pudding!"
"Iya Adek, nanti dibuatin sama Mbak Sum ya..." Sebetulnya tanpa Mbak Sum—kepala pelayan, membuatkan pudding tersebut, Nenek pasti akan mencoba untuk membuatkan Maula pudding khas yang biasa ia buatkan untuk cucu bungsunya jika dirinya sedang tidak sakit. Tentu saja karena Maula adalah cucu kesayangan, maka apapun yang diminta Maula pasti akan ia turuti dan coba lakukan sendiri jika dirinya mampu. "Nenek duduk dong, emangnya nggak capek? Ajak Nenek duduk, Dek."
"Kenapa harus capek kalau obat capeknya Nenek udah disini semua?" Wanita paruh baya itu tersenyum tipis, saat ini ketiga cucunya sekaligus dirinya sendiri sudah terduduk di kursi ruang keluarga, memulai topik obrolan agar suasana tidak begitu sepi. "Na, perusahaan gimana?"
"Yaa, begitulah, nggak gimana gimana Nek. Sama aja dari dulu, tapi kemarin sempet ada karyawan yang bawa kabur uang perusahaan Nek. Untung yang dibawa nggak lebih dari sepuluh, Nana nggak tau deh kalau lebih dari sepuluh." Perusahaan yang keduanya maksud adalah perusahaan milik salah satu dari kedua orang tua Sheryna, setelah pemilik lamanya pergi, perusahaan itu dipegang oleh Sheryna sebagai putri tertua. Perusahaan itu cukup berkembang pesat setelah dipegang oleh Sheryna, bahkan Ginan agak bingung, mengapa kakaknya itu harus pergi mencari pekerjaan keluar negeri jika perusahaannya saja sudah mencapai kata sukses sekarang. "Tapi kamu yakin mau ninggalin perusahaan itu, Na?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧; jkt48
Fanfiction(n.) a group of people with shared professions, interests, or acquaintances. " di lingkaran ini kita punya rumah yang gak semua orang punya. " *** tentang mereka, lingkaran dan warna warni keceriaan pada tiap harinya. [ slow update!! ] r...