Chapter 6

45 3 18
                                    

Lucius menyandarkan tubuhnya ke kursi kerja. Mata emas yang mulai menua menatap sekeliling, kursi sofa di tengah ruangan, meja besar tempat di mana dia bekerja juga dokumen-dokumen yang menumpuk. Di sudut mejanya terdapat tanda pengenal dirinya sebagai direktur juga ketua utama dalam BI (Bank Indonesia) untuk mengawasi keuangan bank, nilai rupiah agar tetap stabil, juga perbankan. Semua yang berhubungan dengan uang.

Itulah mengapa keluarganya disegani oleh konglomerat lain sesama pemilik jabatan teratas di dalam negeri. Tak ayal dialah pemegang kekuasaan bank di mana uang para petinggi tersimpan--- termasuk presiden sekalipun. Selain itu dia memiliki bank swasta di beberapa bagian negeri yang diawasi oleh anak buahnya, itulah mengapa penghasilannya amat besar. Walau begitu akhir-akhir ini kepalanya cukup pening dan tidak fokus pada pekerjaan karena memikirkan perubahan sikap putrinya. Bagaimana Cassandra bisa tenang dan tidak peduli pada perhatian dia ataupun orang lain, itu membuatnya sungguh resah.

Jika begini lama-lama Cassandra bisa pergi seperti Leora. Ketika tidak peduli pada apa pun bisa melakukan semuanya sesuka hati, walau sekarang Cassandra masih bersikap tenang. Tapi, Lucius masih tidak terima dengan sikap kurang ajar sang putri. Tangannya mengerat menahan gejolak emosi. Semakin lama Cassandra sungguh mirip seperti Leora, sama persis layaknya jiplakan.

Ting!

Lucius menatap ponsel yang bergetar di atas meja. Tangannya meraih ponsel dan melihat notifikasi pesan dari Cassandra. Ada apa ini? Tumben putrinya mengirim pesan. Tak bisa dipungkiri sudut hati Lucius menghangat ketika mengetahui mendapatkan pesan dari sang putri. Tetap saja, mau bagaimanapun Cassandra adalah putrinya yang paling berharga. Walau begitu wajah yang hangat perlahan memudar menemukan pesan berisikan foto Naureen dan Avner yang terlihat bersama, ekspresi mereka terkejut di dalam foto. Seolah-olah mereka sudah dilabrak selingkuh. Cassandra sedang menekannya untuk segera membatalkan pertunangan.

San_

post on picture

Lucius_

Papah usahain pertunangannya segera dibatalkan.

San_

harus

Lucius membalikkan ponsel memijat kepalanya nyeri, kenapa pula tunangan putrinya itu berselingkuh? Sudah jelas Cassandra adalah pilihan tepat sebagai istri ideal untuk anak ambisius seperti Avner yang memiliki bakat dalam politik. Avner jelas-jelas berencana akan mengambil salah satu posisi di pemerintahan di masa depan, jelas sekali kalau Cassandra adalah pendorong yang cocok di sisi Avner. Bahkan seratus kali lipat lebih baik dari Naureen.

"Pak?"

Lucius mengalihkan atensinya ketika menemukan pria dengan rambut coklat menunduk pelan, kacamata bundar di matanya tak dapat menutupi kantung mata hitam yang jelas terlihat. "Rapat untuk pengesahan pajak perbankan terbaru sedang diadakan. Para peserta semua sudah hadir." Pria tua dengan rambut putih lembut bangkit, dia harus mengurus rapat ini dan segera bicara dengan keluarga Avner sesegera mungkin.

"Baik, ayo pergi."

.

.

.

Sudah dua hari berlangsung, kini waktunya liburan sekolah. Dia tersenyum bergumam lembut, dia sudah janjian weekend ini akan mentraktir Ali makan-makan. Menata rambutnya yang semakin ikal dengan dandanan manis, pakaian longgar putih, outer coklat, serta celana jeans. Menatap penampilannya di cermin lantas memakai bando dia tersenyum cerah.

Limerence [Proses Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang