[17]

9.4K 848 47
                                    

Sakha sudah terbangun sejak tadi, ia diam mengerjap beberapa kali, ini bukan kamarnya bukan pula kamar milik nata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha sudah terbangun sejak tadi, ia diam mengerjap beberapa kali, ini bukan kamarnya bukan pula kamar milik nata.

Otak sakha sedang loading memikirkan di mana ia saat ini, kalau tidak salah ia terakhir kali bersama dengan Daniel lalu tertidur di mobil anak itu, apa ia di jual atau malah di buang oleh adiknya itu memikirkan hal itu membuat sakha segera duduk.

Anak-anak black Eagle kaget melihat pergerakan Sakha secara tiba-tiba jafar yang berada di depan sofa tempat salah tertidur langsung menghadap ke arah Gege temannya itu.

"Hey, tenang" ucap jafar lembut, ia mengusap dahi Sakha yang berkeringat itu dengan pelan.

"Niel" gumam Sakha Daniel mendekat ia melempar asal berkas penting yang ada di genggamannya tadi, Daniel mendorong jafar ia menangkup pipi bulat gegenya itu, pipi bulat yang memerah dan rambut yang mencuat di beberapa bagian dan mata sayu yang berkaca-kaca itu Daniel segera memeluk gegenya ia tak sudi berbagi kegemasan gegenya itu dengan yang lain.

"Gege tenanglah" daniel mengusap dahi Sakha dengan pelan, Sakha hanya diam ia memperhatikan sekitarnya saat ini, banyak sekali orang dan sebagian terlihat seumuran dengan adiknya sisanya lagi terlihat menyeramkan nyali Sakha menciut ia mendongak melihat daniel.

"Di mana?" Ucap sakha pelan, dikarenakan semua orang sedang diam jadi suara Sakha terdengar jelas, mereka semua berfikir satu hal 'apa kakak dari ketua mereka ini belum mengalami pubertas' suaranya terdengar sangat lembut dan halus sangat terlihat jelas bahwasanya pemuda itu pasti belum mengalami mimpi basah seperti mereka semua.

"Di tempat niel, gege haus?" Daniel masih mengusap pipi bulat milik sakha pelan.

"un, haus" cicit sakha, memang benar tenggorokannya terasa sedikit serat, seseorang menyodorkan air dengan cepat, Daniel mengambil botol air mineral itu membukanya lalau menyerahkan botol air itu pada Sakha, yang tentunya di terima dengan baik.

Selesai dengan minum Sakha kembali diam, adiknya ini berteman dengan preman atau gangster sih sebenernya tatapan tajam mereka membuat sakha tak nyaman.

Ia beranjak masuk ke pelukan Daniel dan sesekali mengintip, biarlah ia di bilang pecundang karena bersembunyi di balik tubuh adiknya.
kurva daniel berkedut ia ingin tersenyum gemas tapi terlalu gengsi, anak gengnya pun begitu mereka benar-benar gemas, apa benar pemuda yang ada di pelukan ketua mereka itu lebih tua daripada ketua mereka sendiri, jika ia bagaimana bisa tingkahnya benar-benar menggemaskan seperti itu, merekakan jadi ingin punya satu yang seperti sakha.

Senyuman mereka terlihat berbeda di mata Sakha, daripada tersenyum wajah mereka terlihat seperti menyeringai.

Salah satu anggota Daniel mendekat ia menyodorkan setangkai permen dengan perlahan, hal itu membuat sakha mendongak menatap Daniel meminta persetujuan adiknya itu untuk ambil atau tidak dan di jawab dengan anggukan pelan oleh daniel, mata sakha berbinar ia menyukai permen terlebih lagi rasa matcha karena rasa itu tak terlalu manis sangat cocok dengan seleranya, salah satu rasa favorit Sakha.

LOKA SAKHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang