side story ; home??

7.7K 660 42
                                    

disclaimer ! Chapter ini ga ada sangkut pautnya sama cerita ya, ini cuma buat ngisi waktu aja, karena aku lagi mood buat ngetik.

Happy reading y'all

"sudah mencapai stadium akhir, waktumu tak sampai dua bulan lagi" suara dokter yang sudah menanganinya selama ini terdengar jelas di telinga Sakha, iland kakak sepupu dari pihak ayah pemuda dengan lesung pipi yang membuat wajah indah itu terlihat ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"sudah mencapai stadium akhir, waktumu tak sampai dua bulan lagi" suara dokter yang sudah menanganinya selama ini terdengar jelas di telinga Sakha, iland kakak sepupu dari pihak ayah pemuda dengan lesung pipi yang membuat wajah indah itu terlihat sangat sempurna terlihat datar saat ini, iland denandra menjadi dokter pribadinya sejak beberapa bulan lalu.

Bukan hanya ayah, adik dan kakaknya saja keluarganya yang lain pun ikut membenci sakha tak terkecuali iland pemuda itu bahkan sangat membencinya hanya karena tuntutan kerja ia mau berhadapan dengan sakha jika bukan karena adik sepupunya itu adalah pasiennya pribadi miliknya, iland pasti tak sudi melihat wajah polos itu, sungguh ia muak melihat wajah menyedihkan itu membuat emosinya menumpuk.

Sakha hanya tersenyum getir mendengar perkataan iland, ia menggenggam erat botol obat yang di berikan oleh iland tadinya, ingin menjawab tapi suaranya seakan tak bisa keluar ia sudah tau hal ini pasti akan terjadi, Sakha sudah memprediksinya sejak lama tubuh lemahnya ini pasti tak kuat melawan penyakit sialan itu.

Setahun lebih ia mengabaikan penyakit yang tak ia ketahui sebelumnya, dan kenyataan menghantam dirinya dengan kuat beberapa bulan lalu, ia menderita hepatoma awalnya Sakha mengira ia mengalami maag akut atau apapun itu yang bersangkutan dengan lambung ia tak menduga sakit yang ia alami adalah salah satu sakit yang mematikan seperti ini karena perutnya sering kali sakit kadangkala bagian bawah tulang rusuknya terasa sangat sesak dan nyeri dada yang sangat menyakitkan ingin rasanya Sakha berhenti saja tapi ia bertekad untuk mencapai tujuannya yaitu di maafkan oleh seluruh keluarga terlebih lagi papanya.

Tapi semuanya memang salahnya jika saja hari itu ia tak kekeuh untuk di antarkan bundanya ke acara sekolah, pada hari ini bundanya pasti masih ada di sini bersama mereka, bundanya bagai cahaya di keluarga mereka perempuan cantik anggun dan lembut penuh kasih sayang, bundanya bahkan membagikan perhatian miliknya pada sepupu yang lainnya secara adil tanpa terkecuali itulah mengapa seluruh sepupunya membenci sakha karenanya mereka semua tak akan pernah bisa mendapatkan perhatian dari bibi mereka itu.

sebenarnya bukan hanya bundanya yang terluka pada hari itu, sakha juga ia bahkan hampir mati kala itu tapi tak ada yang perduli ia hanya sendirian tak ada yang menemani.

Well sekarang ada penyakitnya yang akan selalu menemaninya kapanpun bahkan sampai ia tutup usia nantinya, ia juga tak ingin dan juga tak mampu mengobati dirinya sendiri biaya rumah sakit begitu mahal sedangkan uang saku sebulan dari ayahnya sangat sedikit tidak lebih dari uang jajan sehari milik Daniel adiknya, tapi sakha tetap bersyukur itu artinya papanya masih ada sedikit perhatian untuknya Sakha sudah sangat senang akan hal itu, ia juga takut menjalani kemoterapi Sakha tak kuat akan rasa sakit ia terlalu takut dan juga ia harus membagi lagi uang sakunya untuk membeli inhaler ia penyakitan tak cukup dengan hepatoma asmapun ia miliki membeli obat yang di sarankan iland pun sakha harus menahan diri itu tak makan siang di sekolah ia bahkan harus menabung selama dua Minggu untuk itu, pipi yang dulunya bulat itu bahkan sudah tak lagi sama wajahnya pun sudah tak secerah dulu wajar saja ia seringkali tak tidur memikirkan apa saja yang akan ia lakukan di sisa hari yang ia punya.

LOKA SAKHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang