Sakha terbangun ketika merasakan perutnya perih, seperti di remas tapi pemuda itu hanya diam lagipula ia tak berani bergerak karena saat ia tak sengaja bergerak tadi perutnya sangat sakit, Sakha sadar saat ini ia tak sendirian ada adiknya 'daniel' di hadapannya saat ini lebih tepatnya posisi Sakha saat ini sedang meringkuk di pelukan daniel yang masih terlelap.
Perih dan sakit tenggorokannya pun ikut terasa kering, Sakha meremas bajunya ketika perutnya bukannya jadi mereda malah tambah perih, ini memang bukan yang pertama kalinya tapi sebelumnya tak sesakit ini biasanya pun hanya perih beberapa menit dan menghilang.
Sakha tak kuat pemuda itu meremas baju seragam adiknya di ikuti dengan isakkan pelan dari bibir kecil itu.
Daniel yang merasa terganggu pun terbangun, mencoba memfokuskan matanya menyesuaikan ruangan yang gelap itu, Daniel menunduk melihat gegenya yang meringkuk karena gelap ia tak tau jika Sakha sedang menahan sakit saat ini, Daniel kira gegenya tersentak dan bangun namun ia sangat kaget ketika mendengar Sakha terisak pelan.
Pemuda itu seketika langsung terduduk, lalu beranjak menghidupkan saklar lampu di dekat pintu, ia dengan sigap memahami situasi, pemuda itu langsung menghampiri Sakha mengusap dahi yang sudah lepek karena keringat, ia melihat wajah gegenya yang sangat pucat itu langsung saja menggendong Sakha dengan gaya koala, berlari menuruni tangga.
"CEPAT SIAPKAN MOBIL" teriaknya dari atas tangga, mereka yang berada di lantai bawah tentunya kaget para bodyguard yang berjaga pun ikut panik namun mereka mencoba profesional dengan cepat menyiapkan mobil seperti yang Daniel minta.
Di rumah saat ini ada Christ dan Kenan sedangkan Reyga pemuda itu belum pulang karena adanya jadwal rapat di kantor miliknya, Christ yang tadinya baru saja pulang pun ikut panik jangan tanyakan Kenan anak itu tadi sibuk merutuki Daniel di depan tv karena tidur bersama gegenya dan ia tak berani mengganggu dan sekarang pemuda itu ikut berlari menghampiri Daniel yang terlihat panik dengan Sakha gegenya di gendongan pemuda itu.
mereka semua sudah memasuki mobil dengan posisi supir dan Christ di depan sedangkan Kenan dan Daniel di belakang jangan lupakan Sakha yang masih berada di pangkuan adiknya itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi Daniel??" ucap christ dengan dingin, ia tak segan-segan untuk memisahkan Sakha dari putra-putranya yang lain jika mereka masih menyakiti Sakha.
"Gege sudah seperti ini sejak aku terbangun ayah"
"bukannya tadi masih baik-baik saja" Kenan tadi sempat mengecek mereka berdua ke kamar dan tadi sore masih baik-baik saja, sekarang pun baru menjelang malam tadinya ia akan membiarkan Daniel dan Sakha untuk tidur lebih lama karena keduanya terlihat sangat nyenyak.
"ugh.. hic niel.sakit" Sakha tak membuka matanya karena saat ia membuka matanya tadi dunia seakan berputar dengan cepat membuatnya sangat pusing, pemuda ia kembali terisak-isak karena perutnya benar-benar perih.
"iya tahan sebentar ya ge, kita sebentar lagi sampai" potong Kenan dengan cepat sebelum Daniel mengangkat suara membuat Sakha mengangguk lemah, pemuda itu sepenuhnya bersandar di dada bidang milik Daniel.
"tetap jaga kesadaranmu" ucap christ memperingati putranya itu agar tak tertidur mereka semua tak tau apa yang terjadi takutnya ada apa-apa.
"un" gumam Sakha menjawab perkataan ayahnya itu, daneil berkali-kali mengecup surai gegenya itu dengan sayang, ia panik sangat panik malah, ia takut ada sesuatu yang tak di inginkan.
Rumah sakit terlihat, rumah sakit milik keluarga mereka.
Sopir itu langsung memberhentikan mobil di depan rumah sakit tanpa perduli dengan orang-orang keselamatan sang tuan muda adalah yang paling utama.
Mereka keluar dari mobil dengan cepat, Christ mengambil alih Sakha ke gendongannya.
"DOKTER MANA DOKTER, CEPAT RAWAT PUTRAKU" Christ yang pembawaannya selalu berwibawa hilang, pria tua itu tampak sangat marah dan gelisah.
Para dokter dengan cepat datang Sakha sudah di pindahkan langsung di masukkan ke ruang IGD untuk pemeriksaan apa yang sebenarnya terjadi, saat salah satu perawat ingin masuk kerah perawat itu lebih dulu di tarik oleh Christ.
"jika sesuatu terjadi pada putraku nyawa kalian lah bayarannya" ucap christ dengan aura yang kuat membuat perawat itu mengangguk kaku dan dengan cepat masuk ke dalam.
Mereka semua duduk di depan ruang UGD dengan raut yang tak menyenangkan di tambah aura mereka yang mencekam membuat tak ada satupun orang berani mendekat.
pintu ruang rawat itu terbuka terlihat dokter itu keluar dengan wajah pucat, siapa coba yang berani menghadapi keluarga denandra namun demi kelangsungan hidupnya serta keluarganya dokter itu mencoba untuk tenang.
"anu itu tuan -"
"KATAKAN DENGAN JELAS ADA APA!" sentak daniel dengan penuh emosi melihat dokter itu berbicara dengan tergagap
"pasien mengalami usus buntu yang sudah pecah, akan sangat fatal jika di biarkan, saya di sini ingin meminta izin dari pihak keluarga untuk mengoperasi pasien sebelum terjadinya infeksi yang cukup berat pada selaput rongga jika kelua-" belum selesai dokter itu berkata Kenan sudah hampir memukuli dokter itu jika tak di pengangi oleh daniel.
"lalu apa yang kau lakukan di sini bodoh, cepat tangani putraku dengan sebaik-baiknya" ucap christ dengan penuh emosi, pria itu terlihat jelas marah saat ini.
Dokter itu mengangguk dengan cepat lalu kembali masuk ke dalam ruangan.
Suara langkah kaki terdengar mendekati mereka dengan cepat, terlihat Reyga yang sangat berantakan pemuda itu menghampiri Christ dan yang lainnya dengan wajah panik.
"Di mana adikku? apa yang sebenarnya terjadi??" Tanya Reyga pada semaunya, ia masih rapat sampai ketika sekretarisnya masuk dengan panik ia tadinya hendak marah namun ketika mendengar nama adiknya di sebutkan Reyga seketika panik, pemuda itu tampa basa-basi langsung membubarkan rapat penting itu.
"usus buntunya pecah, duduklah"
"bagaimana bisa?" tanya Reyga, bukannya adiknya itu terjaga kesehatannya lagipula sakha kan selalu memasak untuk mereka semua masakan adiknya itu sehat mengapa adiknya malah sakit, usus buntu pula ga make sense banget menurut Reyga.
"tentu saja bisa, Gege jarang makan bahkan Gege lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji, semua masakannya hanya untuk kita Gege selalu melupakan dirinya sendiri" Ucap Daniel dengan wajahnya yang tertunduk, ia merasa gagal menjadi adik untuk gegenya itu.
Reyga terdiam, itu adalah fakta yang baru ia ketahui, bagaimana bisa pipi bulat itu terbentuk jika adiknya selalu mengonsumsi makanan tak sehat, ia pikir kehidupan adiknya itu sudah terjaga jadi ia tak pusing dan terus mengabaikan Sakha tapi ternyata perkiraannya salah.
Sudah dua kali mereka hampir kehilangan Sakha dalam waktu kurang dari satu tahun, Sakha menjaga mereka dengan baik sendirian dan mereka tak dapat menjaga Sakha sedikitpun, benar-benar bodoh.
mood aku lagi jelek, jadi nasip Sakha pun ikutan jelek kayak mood ku wkwk
walau liburan lama kenapa ya rasanya aku tambah cape, lebih cape daripada sekolah dari pagi sampai sore, suntuk juga, kalian gitu juga ga sih??
jadi guys setiap cerita ku ini menyesuaikan mood ku kalo aku lagi happy, ya alurnya happy kalo aku lagi sedih ya ceritanya mengikuti menjadi sedih juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOKA SAKHA [END]
Humoralderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ brothership ] Semakin terang cahaya, semakin gelap pula bayangannya. brothership no romance Disclaimer ; semua gambar yang ada di buku ini berasal dari Google mau...