TLOD-05

25.6K 1.9K 62
                                    

Maddy menatap dingin wajah seorang pemuda yang berstatus sebagai tunangannya itu.

Saat ini mereka berada ditaman karena kedua keluarga mereka sedang mengadakan pertemuan yang membahagiakan seputar politik dan entah kenapa pertemuan itu harus diadakan dikediamannya membuat Maddy mau tidak mau harus menyambut dan menemani tunanganmu itu yang tidak lain adalah Edmund.

" Pernikahan kita akan dilakukan 5 bulan lagi, aku harap kau melakukan sesuatu untuk menghentikan pernikahan ini" ucap Edmund mengawali pembicaraan.

Sedangkan Maddy menyeruput tehnya santai kemudian meletakkannya pelan dan menatap datar wajah Edmund.

" Tanpa anda minta, saya pasti akan melakukan hal itu " balasnya menatap dingin Edmund membuat pemuda itu menatap tidak suka pada sikap Maddy padanya.

" Kau.. menyetujuinya? Tumben sekali kau tidak marah seperti biasanya " ucap Edmund dengan menarik bibirnya mengejek sedangkan Maddy hanya menatap datar Edmund.

" Saya lelah dan lagipula manusia bisa berubah bukan?" Jawabnya berhasil membuat seorang Edmund terkejut.

" Astaga, sekarang apa lagi yang akan kau lakukan untuk menarik perhatianku?" Ujarnya menatap Maddy namun yang dia dapatkan hanyalah tatapan dingin yang tersirat kebencian.

" Saya tidak akan menggunakan ataupun melakukan hal yang merugikan untuk saya karena sekeras apapun usaha saya, hati anda bukanlah milik saya san juga hati anda.. bukan tertuju pada saya" ucap Maddy kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Edmund sendirian disana.

Sedangkan Edmund menatap dalam diam punggung milik Maddy entah mengapa rasanya, Maddy bukanlah sosok yang dia kenali lagi .

Gadis itu sudah berubah, hal yang Edmund takutkan pada akhirnya akan terjadi, apakah Maddy akan benar-benar meninggalkan dirinya? Tidak, edmund tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

" Tidak akan kubiarkan kau dengan mudah melepaskan diri dari sisiku, hanya aku yang boleh meninggalkan mu bukan dirimu yang meninggalkanku " ucap Edmund lirih dan tajam.

Kali ini tidak akan Edmund biarkan Maddy meninggalkan dirinya karena sejatinya Edmund tidak akan membiarkan harga dirinya terinjak-injak oleh gadis itu.

Sedangkan Maddy yang berjalan meninggalkan Edmund pun dibuat terhenti kala mendapati seorang pemuda yang memiliki Surai tebal berwarna hitam yang sedang berada dihadapannya itu.

" Sir Baron" ucap Maddy menyadari bahwa pemuda yang berada dihadapannya itu adalah tangan kanan kedua ayahnya.

Baron adalah seorang wakil yang memiliki kepintaran dan kekuatan yang begitu banyak dikagumi oleh orang-orang, bahkan parasnya pun begitu menggoda kaum hawa yang tanpa sengaja bertemu dengannya dipandangan pertama.

" Lady.." ucap Baron pelan menatap gadis dihadapannya yang tidak lain adalah putri dari tuannya.

Entah sejak kapan dia meninggalkan kediaman hanya untuk menjalani tugas yang begitu penting dan baru kembali hari ini dengan membawa laporan dari tugasnya yang sudah dia kerjakan.

Dan kemudian berakhir dengan bertemu dengan Maddy yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan seluruh orang karena baru saja jatuh sakit entah mengapa Baron yang mendengar kabar itu ingin segera bertemu dengan gadis pendiam itu hingga akhirnya dipertemukanlah mereka berdua.

" Sudah lama kita tidak bertemu bukan sir?" Ucap Maddy dengan tersenyum tipis membuat Baron menatap kearah gadis itu.

" Benar terakhir tiga tahun yang lalu saat ulang tahun istana" ucap Baron mengingat masa dimana Maddy yang berakhir dipermalukan disana.

" Ya..saya berhutang Budi karena anda segera membawa saya pergi dari sana " balasnya dengan tersenyum tipis.

" Sudah menjadi tugas saya untuk melindungi anggota keluarga tuan Duke lady " balas Baron dengan tersenyum tenang.

" Terimakasih.." jawab Maddy lirih.

Entah mengapa timbul rasa bersalah karena tidak pernah membalas cinta dari pemuda dihadapannya itu, karena Maddy yang begitu buta dan hanya tertuju pada Edmund yang tidak pernah menganggap dirinya ada.

Membuat Maddy harus menyakiti perasaan dari orang yang benar-benar tulus mencintainya apa adanya dan selalu ada disisinya saat dia membutuhkan sandaran, hal itu benar-benar membuat Maddy diliputi rasa kecewa pada dirinya sendiri.

' setelah ini akan aku pastikan anda tidak akan merasakan kekecewaan lagi, Baron ' ucap Maddy didalam hati.

The Lady Of Davidson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang