TLOD-31

13.5K 887 28
                                    

Tentang Kanaya,

Gadis itu merupakan salah satu putri dari kepala pelayan yang bekerja di mansion milik Gabriel.

Gadis berwajah ayu nan polos itu berhasil memikat Gabriel dalam waktu singkat hanya dengan rasa pengertian dan kenyamanan darinya, yang tidak Gabriel dapatkan dari sosok Maddy yang terlalu tidak peduli kepada Gabriel.

Gabriel tak munafik,dia akui bahwa dibandingkan Maddy,gadis itu memiliki sifat menenangkan yang membuat hatinya menghangat.

Namun sayangnya terkadang Gabriel lupa bahwa statusnya adalah sebagai seorang suami dari Maddy, hingga akhirnya terjadilah kecelakaan itu yang menyebabkan Kanaya mengandung benihnya.

Namun bukannya berhenti justru mereka melakukan hal itu berulang kali seolah melupakanmu status mereka berdua.

Namun sayangnya karena usia gadis itu masih terbilang belia, gadis itu menderita suatu penyakit yang tidak diketahui apa penyebabnya namun seorang tabib tua mengatakan bahwa penyakit itu ada kaitannya dengan sihir.

Hanya batu safir yang terkenal memiliki kekuatan itu yang dapat menyembuhkan gadis itu, atau bila tidak menemukan batu itu dengan terpaksa gadis itu harus menggugurkan kandungannya.

Tentu Gabriel tidak menyetujui hal itu, baginya anak itu tetap adalah darah dagingnya, tidak mungkin dia akan mengambil keputusan itu.

Namun, Emma yang merupakan ibu dari Kanaya tetap gigih meminta Kanaya menggugurkan kandungannya sebab takut putrinya akan terkena masalah jika ada yang mengetahui hal ini.

Namun Gabriel berjanji akan bertanggung jawab kepada Kanaya, itulah yang dijanjikan olehnya.

Tetapi Gabriel lupa bahwa bagaimana caranya menjelaskan kepada istri beserta anaknya nanti,

Saat kembali menuju mansion dirinya dikejutkan dengan kehadiran Xavier disana.

Menatap kearahnya dengan penuh harap akan tetapi raut wajah anak itu berubah kala mendapati bukan sang ibu yang turun dari kereta tetapi seorang wanita hamil yang tidak diketahui siapa identitasnya.

"Dimana ibu?"tanya anak itu menatap tajam sang ayah.

"Vier.."tangannya berusaha menggapai pundak sang anak akan tetapi dengan cepat Xavier menghindar.

"Harusnya anda membawa ibu pulang bukan wanita lain"anak itu memandang tajam Kanaya yang berada disebelah Gabriel.

"Jaga ucapanmu Vier, sebentar lagi Kanaya akan menjadi ibumu"tegur Gabriel menatap tajam Xavier sedangkan anak itu mengepalkan tangannya menahan air matanya yang hampir meluruh.

"TIDAK!AKU TIDAK MAU! IBUKU HANYA SATU!"anak itu berteriak menatap marah sang ayah sedangkan Gabriel berusaha menenangkan dirinya untuk tidak kelepasan menyakiti Xavier.

"Xavier tenanglah"Kanaya yang melihat itu berinisiatif untuk membantu menenangkan Xavier akan  tetapi Xavier dengan kasar mendorong tubuh Kanaya yang tengah hamil besar itu.

Hampir saja Kanaya terjatuh apabila tidak ada Gabriel yang menahan tubuhnya,"kau tidak apa-apa?"Kanaya mengangguk pelan.

Gabriel memandang Xavier dengan tatapan marah,"jaga sikapmu Xavier perlu kau ingat dimana kau berada saat ini"

Xavier menatap benci pada kedua orang dewasa dihadapannya sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan kekecewaan besar.

Gabriel beserta Kanaya menatap punggung kecil milik Xavier sebelum akhirnya Kanaya mengelus lembut lengan kekar Gabriel berusaha menenangkan amarah dari pria disebelahnya.

Sedangkan Gabriel memikirkan bagaimana kedepannya keadaan mansion miliknya yang tidak sama lagi seperti dulu,sejak awal dirinya memang salah tetapi tak pernah terpikirkan bahwa semuanya akan terbongkar disini tidak ada yang mengetahui tentang hal ini selain dirinya beserta Emma dan Kanaya.

Mengenai Vernon, pemuda itu tidak menunjukkan wajahnya setelah keberangkatan Gabriel menuju negeri seberang entahlah kemana perginya bawahannya itu.

Mungkin untuk sementara Gabriel akan menenangkan diri terlebih dahulu sebelum berangkat menuju istana untuk melaporkan kemenangan perang ini.

Author POV;
Yang Gabriel tidak ketahui hanyalah mengenai pembantaian seluruh anggota kekaisaran, karena tidak ada yang melaporkan hal itu kepadanya sama sekali.
End.

....

Saat Gabriel tiba menuju istana dirinya dibuat terkejut dengan apa yang ada dihadapannya saat ini.

Dimana banyak mayat yang bertumpukan berada disekitar istana, bahkan bau anyir terasa begitu menyengat pada penciumannya.

Darah yang berceceran mengiring langkahnya mengikutinya kemana arah darah itu hingga akhirnya netranya menangkap salah satu potongan leher milik kaisar dihadapannya.

Tubuhnya membeku tak menyangka mengenai hal ini, bahkan putra mahkota pun terikat tak berdaya dengan luka lebar yang menganga dari mulut hingga lehernya.

"Kau sudah datang?"mendengar nada bicara yang tidak asing itu membuat Gabriel sontak membalikkan tubuhnya menatap kearah Vernon yang menatapnya dengan tatapan merendahkan.

Gabriel menatap tak percaya pada wajah Vernon yang tersenyum tanpa dosa itu"K-kau?"

"Benar ini aku,ahh sebelumnya maafkan aku harus memberikan kejutan seperti ini kepadamu tetapi rasanya aku sudah tidak sanggup lagi menahan diri untuk tidak melenyapkan mereka"ucap Vernon menunduk sedih kemudian tak lama tertawa terbahak-bahak.

"Astaga,benar kata Maddy aku memang tidak cocok memainkan peran sedih seperti ini"Vernon tertawa singkat sebelum akhirnya menatap rendah Gabriel.

"Kau mau tau satu fakta?"dengan santai Vernon mendekat menuju kearah Gabriel yang terdiam ditempat.

"Sebenarnya aku adalah putra mahkota pertama, yang dibuang oleh kekaisaran ini setelah kematian ibuku"bisiknya tepat disebelah telinga Gabriel membuat Gabriel membelalakkan matanya terkejut.

"Astaga jangan terkejut seperti itu,kau kan belum tau hal lainnya"keluh Vernon kesal.

"Mau tau satu hal? Maddy tidak pernah mencintaimu..dia tidak pernah menganggap dirimu ataupun putra kakakmu itu sebagai bagian keluarganya, karena...dia tau bahwa kau tidak pernah mencintainya sama sekali "lanjut Vernon sembari menatap wajah Gabriel.

"Harusnya disini Maddy yang perlu dikasihani, tetapi semakin dipikirkan kembali kau lah yang perlu untuk dikasihani,niat awal ingin membodohi gadis itu justru kau yang dibodohi, astaga sungguh miris sekali "Vernon dengan sengaja memancing amarah pria itu.

Menepuk bahu Gabriel sejenak sebelum akhirnya berkata,"karena jasanya itu aku sekarang bisa meraih impianku,maka aku harus mengabulkan keinginannya untuk berpisah secara resmi denganmu. persiapkan dirimu setelah ini Duke karena pesta penobatan diriku harus segera dilaksanakan sesegera mungkin,dan ini adalah perintah seorang putra mahkota kepada bawahannya"ucap Vernon sebelum akhirnya meninggalkan Gabriel sendirian disana.

'satu hampir selesai,hanya tinggal sisanya sekarang ' batin Vernon kemudian tersenyum miring.

'satu hampir selesai,hanya tinggal sisanya sekarang ' batin Vernon kemudian tersenyum miring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yokk tamatin yokk,rajin update kyknya habis ini.

Btw gimana sama part ini nyambung kah??maaf kalo gak nyambung ya 🙏🏻

Jangan lupa votmen nya 😉😆

The Lady Of Davidson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang