TLOD-12

21.7K 1.6K 12
                                    

" Apa maksud anda dengan tiba tiba mengatakan hal itu" ucap Vier sedikit tidak suka, perlu diingatkan bahwa Vier itu sangat amat posesif pada ibunya.

" Menurutmu?" Ucap Gabriel dengan mengangkat salah satu alisnya berniat menggoda keponakannya itu.

Sedangkan Vier menampilkan raut wajah tidak suka miliknya.

" Kau akan membiarkan ibumu tidak menikah selamanya? Apa kau tidak memikirkan kebahagiaannya?" Cercanya membuat kedua bola mata milik anak itu berkaca kaca.

Melihat hal itu, kedua orang dewasa itu menampilkan raut wajah yang berbeda satu dengan tatapan mengejek yang satu lagi dengan tatapan panik.

" Hei putra ibu yang baik, jangan menangis ya?" Bujuk Maddy dengan membawa tubuh Vier kedalam pelukannya.

" Sudah besar masih menangis mau jadi apa kau " ucap Gabriel mengejek menatap wajah sembab milik Vier.

Setelah Vier tenang, dengan segera Maddy mengalihkan pembicaraan agar kedua orang yang berbeda usia itu tidak bertengkar kembali.

" Jadi, setelah kita siapa lagi yang mengetahui identitas Vier?" Ujar Maddy dengan bertanya.

" Hanya bawahanku yang aku percaya bahkan nenek yang merawatnya dari kecil tidak mengetahui identitasnya " ucap Gabriel berhasil mengingatkan Maddy dengan nenek yang waktu itu.

" Nenek itu hanya mengatakan bahwa ,ada seorang perempuan yang membawa bayi di pelukannya dengan beberapa bagian tubuh yang terluka parah lalu menyerahkan beberapa jumlah kantung emas untuk merawat bayi itu " ucap Gabriel membuat Maddy menatap Vier dengan sendu.

' aku tidak menyangka bahwa nasibnya jauh lebih berat dariku ' batinnya dengan mengelus surai halus milik Vier yang tertidur dipelukannya karena lelah menangis.

" Tetapi jika kita menikah..apa yang akan dikatakan orang nantinya?dan alasan apa yang harus dijelaskan tentang Vier juga?" Ucap Maddy dengan lesu.

" Aku akan mengatakan bahwa sebenarnya Vier adalah putraku dan kau adalah istriku,  kita menikah secara diam-diam tanpa sepengatahuan orang lain karena saat itu keadaan sedang tidak memungkinkan untuk mengadakan pernikahan " ucap Gabriel dengan santai membuat Maddy menimbang keputusannya.

" Lalu, jika mereka menanyakan tentang latar belakangku?"

" Tinggal mengatakan saja, bahwa setelah pergi dari kediaman Davidson kau bertemu denganku lalu kita menikah kemudian memiliki seorang putra " ucapnya dengan sesekali meneguk minuman yang berada ditangannya.

" Lalu? Apakah kita akan menikah betula setelah ini?" Ucap Maddy agak ragu.

" Tentu, karena bagiku pernikahan adalah sesuatu hal yang sakral dan aku ingin menikah sekali dalam hidupku " ucapnya membuat Maddy tertegun.

" Tetapi kita tidak saling mencintai "

" Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, jika bukan cinta maka pikirkanlah anak itu untuk menjalani pernikahan ini " jelas Gabriel membuat Maddy terdiam.

" Setidaknya cobalah untuk percaya kepadaku karena aku tidak seperti mantan tunanganmu yang sebelumnya, aku berbeda maka dari itu sesekali lihatlah aku " ucap Gabriel membuat Maddy menatapnya terkejut.

" Bagaimana anda bisa tau tentang masa lalu saya?" Ucapnya terkejut dengan kedua mata yang membesar.

" Tidak sulit untuk mencari tau latar belakang dari orang yang selama ini membesarkan keponakanku " ucapnya dengan tersenyum tipis.

" Jadi?" Ucap Gabriel dengan memastikan keputusan yang akan diambil Maddy.

" Baiklah saya menyetujuinya " ucap Maddy mantap, karena Maddy sudah terlalu menyayangi Vier sebagai seorang ibu dia tidak ingin kehilangan sesuatu yang berharga untuknya lagi.

' lagipula hanya Vier kebahagiaanku untuk saat ini, bahkan aku berharap mereka tidak datang untuk menghancurkan segalanya ' batin Maddy.

" Bagus, kau memilih keputusan yang tepat lady atau mungkin kita harus berlatih memanggil satu sama lain  dengan sebutan yang romantis? Agar tidak menimbulkan rumor bahwa kita tidak saling mencintai satu sama lain " ucap Gabriel

" Kan kita memang tidak mencintai satu sama lain.." ucap Maddy lirih

" Cinta akan tumbuh sendirinya, aku tidak ingin mendengar perkataan bahwa kita tidak saling mencintai satu sama lain, itu seperti doa yang buruk untukku " keluhnya

Sedangkan Maddy hanya menggelengkan kepalanya heran namun tak urung tersenyum tipis menatap Gabriel.

Sepertinya Gabriel tidak seperti Edmund, entah mengapa Maddy merasakan firasat bahwa hidupnya akan mendapatkan kebahagiaan setelah ini.

Rasanya tidak ada banyak hal yang membuat Maddy khawatir, mungkin hanya sedikit penasaran tentang reaksi ' mantan ' keluarganya Ketika mendengar kabar ini.

" Untuk keluargamu, aku akan mengundang mereka kedalam pernikahan kita " ucap Gabriel berhasil membuat Maddy menatap kearahnya.

" Aku sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka " ucap Maddy dengan raut wajah tidak suka.

" Apa kau tidak ingin tau reaksi mereka? Pasti akan sangat menyenangkan melihatnya " ucap Gabriel dengan semangat.

" Tidak!! Itu hanya akan menimbulkan hal buruk nantinya " bantah Maddy.

" Mau bagaimanapun mereka adalah Keluargamu setidaknya..ada seorang ayah yang mungkin memiliki keinginan untuk melihat putrinya bahagia dihari pernikahannya " ucap Gabriel yang kemudian dijeda beberapa saat.

" Tunjukkan pada mereka bahwa kau bisa bahagia tanpa kehadiran mereka dengan caramu sendiri "ucap Gabriel dengan menatap wajah Maddy yang terlihat sendu.

" Mereka mungkin hanyalah luka bagi hatimu tetapi aku..aku akan berusaha untuk menjadi obatmu, kapanpun kau mau aku bisa menyembuhkan dirimu asalkan kau membuka sedikit hatimu untukku mengisi disana " ucap Gabriel berusaha meyakinkan Maddy dengan ketulusan hatinya.

" Biarkan aku hadir untuk memberikan kebahagiaan untukmu, ceritakan semua keluh kesahmu kepadaku maka aku akan menjadi pendengar untuk setiap masalahmu, aku akan membantumu menyelesaikan semua hal yang menyulitkan untukmu "

entah mengapa mendengar perkataan dari Gabriel yang terkesan tulus itu membuat Maddy tanpa sadar menatapnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Gabriel yang melihat hal itu pun bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Maddy yang menahan air matanya itu.

Dengan segera dia berdiri dengan posisi sedikit menunduk untuk membawa Maddy masuk kedalam pelukannya.

" Kau punya aku, sekarang kau tidak sendiri lagi ada aku yang akan menjadi rumahmu mulai saat ini" ucapnya pada Maddy yang berada didalam pelukannya itu.

Gabriel mengetahui semua hal yang sudah dilalui oleh gadis dipelukannya itu, sungguh saat mengetahui apa yang telah dialami oleh Maddy, Gabriel merasa iba namun bangga karena Maddy berhasil menghadapinya sendirian.

Maka dari itulah Gabriel sudah bertekad untuk memberikan kebahagiaan kepada dua orang yang akan menjadi salah satu bagian dari hidupnya itu, yah setidaknya cita cita miliknya akan menjadi kenyataan dengan memiliki keluarga yang bahagia.

Sedangkan Maddy memejamkan matanya menikmati dekapan hangat dan elusan lembut dipucuk kepalanya yang dilakukan oleh pemuda yang baru ditemuinya itu.

' rasanya seperti menemukan tempat pulang yang sangat nyaman, saat seseorang mengerti bagaimana posisi dan keadaanku..ini yang aku impikan saat waktu bersama Edmund dulu yang sayangnya selalu mendorongku untuk menjauh darinya, berbeda dengan Gabriel..benar benar berbeda sehingga membuatku  ingin tetap disisi Gabriel selamanya ' batin Maddy.

Haii maaf ya kalo nanti menurut kalian alurnya cerita ini agak membosankan dan gak nyambung, jujur aku akhir² ini lagi banyak banget kegiatannya makanya kadang suka lupa sama alurnya cerita yang udah aku buat di sini 🥲

Tapi aku harap kalian suka dengan karyaku yang kedua ini.. jangan lupa kasih bintang dan komennya yaa.. tapi kalo komen yang baik² loh yaa..kaum overthinking soalnya saya 😔

Oke segini dulu, PAIPAIIII 💓

The Lady Of Davidson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang