TLOD-19

14K 1.1K 17
                                    

"apa yang sedang kalian lakukan disana?" Ujar bertanya Maddy ketika menyadari kehadiran tiga orang lelaki yang sedang berada didekat taman.

Mendengar pertanyaan Maddy sontak membuat ketiga lelaki itu seperti terciduk sedang mengintip seorang gadis.

"Hanya sedang lewat saja" ucap Gabriel menjawab dengan menggaruk tengkuknya sambil mengalihkan pandangannya menatap sekitar.

"Saya hanya mengikuti mereka, Duchcess" ujar  Vernon layaknya seperti korban pembullyan meminta pertolongan pada Maddy.

"Astaga sedari tadi anda mengikuti kedua orang itu?anda pasti lelah,mari ikut saya duduk disini bersama yang lainnya"tawar Maddy yang hanya tertuju pada Vernon membuat kedua Duke itu menatap Vernon tajam.

"Vernon setelah ini harus mengerjakan tugasnya di ruanganku" ucap Gabriel dengan datar namun tidak dengan netranya yang menatap tajam Vernon yang sedari tadi menatapnya polos.

"Tugas?" Ucap Vernon entah karena lupa atau pura-pura tidak mengerti dan hal itu sukses mendapatkan perhatian dari Maddy.

"Tuan, sir Vernon pastinya sangat lelah ada baiknya bila anda mengizinkannya untuk beristirahat terlebih dahulu"ucap Maddy kemudian menyediakan tempat untuk Vernon.

Sedangkan Gabriel menatap Vernon tajam, namun sang empu lebih memilih mengabaikan tatapan tuannya dan malah mendekati Maddy.

"Astaga lihatlah kantung mata anda" ucap Maddy khawatir ketika melihat wajah Vernon yang terlihat tidak baik-baik saja.

Vernon yang seperti mendapatkan lotre pun semakin menampilkan wajah melasnya itu.

"Tidak apa-apa duchcess, sudah menjadi tugas saya untuk mengawal dan mengerjakan tugas tuan Duke" ucap Vernon dengan memelas membuat Gabriel membelalakkan matanya terkejut.

"HEII AKU BELUM MEMBERIKAN DIRIMU TUGAS!"ucapnya tidak terima terlebih ketika mendapatkan tatapan mengintimidasi dari istrinya.

"Tuan, sepertinya kalian berdua bisa menyelesaikan tugas kalian bersama-sama biarkan sir Vernon istirahat terlebih dahulu disini" ucap Maddy yang diangguki oleh Vernon dengan senang.

"Tidak bisa Maddy,kami harus menyelesaikannya ber.ti.ga" Ucap Edmund yang diangguki oleh Gabriel.

Sedangkan Vernon mengalihkan pandangannya dan meminum teh yang sudah disiapkan Maddy bersikap pura-pura tidak mendengar.

Hal itu membuat Vernon mendapatkan tatapan tajam dari dua Duke itu untungnya dengan segera Vernon menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Maddy yang berdiri dihadapannya.

'awas saja kau' batin Gabriel geram melihat tingkah bawahannya.

"Silahkan kalian menyelesaikan pekerjaannya biarkan saya berbicara berdua bersama sir Vernon karena kebetulan ada yang ingin saya bicarakan" ucap Maddy memberi kode kedua pria itu untuk pergi dari sana.

"Sayang.."ucap Gabriel terpotong ketika melihat Maddy yang bersendakap dada menatapnya tajam.

"Tidak jadi.."cicitnya kemudian menarik kerah baju Edmund dan pergi dari tempat itu.

Sedangkan Edmund yang tidak siap pun mengikuti langkah Gabriel dengan tergopoh-gopoh.

'sial! hilang sudah harga diriku dihadapan Maddy' batinnya mendengus kesal.

Sepeninggal mereka Maddy hanya menggelengkan kepalanya lelah melihat tingkah laku mereka berdua.

Setelah itu Maddy membalikkan tubuhnya dan duduk pada bangku yang sebelumnya di tempati-nya itu.

"Sir Vernon, apakah anda sudah melakukan apa yang aku minta sebelumnya?" Ucap Maddy dengan menatap kearah Vernon.

"Sudah saya lakukan Duchcess, saat ini bawahan saya sedang menuju ke tempat kediaman Davidson" ucap Vernon membuat Maddy tersenyum puas.

"Bagus, pastikan tidak ada yang mengetahui hal ini" perintah Maddy kemudian meneguk teh nya dengan pelan.

"Baik Duchcess"

Mari kita lihat pertunjukan yang menyenangkan setelah ini, akan Maddy buat seluruh orang disana bertekuk lutut padanya memohon maaf dengan berderai air mata pada dirinya.

'luka harus dibalas dengan luka, begitupun dengan kejahatan yang harus dibalas dengan kejahatan pula' batinnya dengan menggenggam gagang cangkir dengan kuat.

Kediaman Davidson

"Duke,saya mendapatkan dokumen ini didepan diatas dokumen tersebut tertulis nama anda" ucap bawahan Duke Willson membuat Willson mengernyit bingung.

"Siapa yang mengirimkannya?" Ucap Duke Willson dengan memperhatikan tumpukan dokumen itu secara teliti.

"Tidak ada nama pengirimnya tuan"

"Baiklah,kau bisa keluar dan pastikan tidak ada yang masuk untuk menemui ku saat ini" perintah Duke Willson yang diangguki oleh bawahannya.

Sepeninggalnya sang bawahan, Duke Willson membuka satu-persatu dokumen itu hingga saat netranya bergulir membaca deretan kata itu terbelalak ketika menyadari apa isi dokumen itu.

"Dokumen kelahiran Maddy? Bukankah ini adalah segel dari penyihir agung" ucapnya kemudian membaca dengan seksama isinya.

"Jadi,selama ini Maddy adalah putriku asli?" Ucap Duke Willson lemas kemudian jatuh ditempat duduknya.

"Astaga, kesalahan apa yang sudah ku perbuat selama ini" ucapnya frustasi kemudian menangis kala menyadari semua perbuatannya selama ini.

"Aku rasa belum terlambat untuk merubah segalanya "Ucapnya kemudian bangkit dari duduknya dan pergi dari ruangannya.

"Aku rasa belum terlambat untuk merubah segalanya "Ucapnya kemudian bangkit dari duduknya dan pergi dari ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai² update pagi untuk hari ini.. semoga kalian lancar dalam beraktivitas dan sehat selalu, semangat untuk kalian semua 💓💐

Jangan lupa votmen nya yaa 🥰

The Lady Of Davidson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang