001

61 21 207
                                    

001. I miss you dad

Menatimu kembali adalah sesuatu yang selalu kuharapkan.

______________________________

_Happy Reading_

Aku terbangun dari tudurku jam 6 pagi. Perbedaan yang sangat jauh berbeda ketika Dad masih ada di sini sekarang aku menjadi gadis yang sangat berantakan dan pemalas. Dad biasanya membangunkanku sekitar jam 5 pagi karena Dad selalu bangun lebih awal jam 4 pagi untuk tempur memasak karena masak adalah kesukaan Dad sejak masih muda.

Jika ada awal aku berharap tidak akan pernah ada akhir. Dad secepat mungkin akan kembali tinggal bersamaku dan Brian. Aku tidak tahu kedepannya akan seperti apa jika Dad tidak kembali karena bagiku Dad sudah seperti separuh jiwaku jika Dad pergi terlalu lama aku tidak tahu bagaimana nasibku kedepannya. Hanya mengandalkan Brian tentu aku sangat tidak percaya melihat keseharian dia yang berantakan dan jarang pulang bagaimana bisa dia menjagaku dengan baik sama seperti Dad.

Aku memiliki dua orang sahabat yang bernama Serina dan Kenzo yang sikapnya sama seperti setan. Ya bagaimana tidak? Mereka sering keluar masuk dunia malam untung saja aku tidak mudah terpengaruh oleh sikap mereka lagian baik Kenzo ataupun Serina sama-sama tidak memaksaku untuk ikut ke dunia malam sama seperti mereka. Karena prinsif aku maupun kedua temanku sama, kita akan terus berteman meski di jalan yang berbeda. Seburuk apapun berbuatannya, yang terpeting tidak ada pengkhianatan diantara kita semua itu poin paling penting.

Aku beranjak dari tempat tidurku untuk bersih-bersih badanku karena hari ini aku akan pergi ke sekolah seperti biasanya cuman bedanya sekarang bukan Dad yang antar jemput tetapi aku akan pulang pergi bersama Brian. Aku bisa bayangkan bagaimana buruknya hari-hariku harus bersama Brian yang super usil terhadapku. Sekarang Dad tidak ada di rumah tentu akan jadi kesempatan emas bagi Brian semakin mengusiliku.

Setelah selesai bersih-bersih aku langsung memakai seragam sekolahku. Tiba-tiba saja mataku kembali beralih ke album poto yang berada di nakas poto kebersamaan dengan Dad. Setiap kali aku melihat poto itu, aku selalu mengingat Dad sudah 15 jam lebih dia tidak mengabariku. Bayangan wajah Dad terus saja memenuhi memori ingatanku, Dad yang selalu menyiapkan makanan, Dad yang selalu memanjaku, dan Dad yang selalu membelaku ketika Brian usil.

Lagi-lagi butiran bening itu lolos begitu saja dari kedua mataku. Betapa rindunya aku terhadap Dad andai saja Dad mengizinkanku untuk ikut bersamanya mungkin aku tidak akan selemah saat ini. Aku melangkah ke bawah karena memang aku sudah siap-siap dengan baju seragamku. Aku memakai seragam kemeja putih lengan pendek serta dasi pita dan bawahan berwarna merah maroon atau motif kotak-kotak dan di barengi dengan penggunaan sweater bewarna cream. Sweater atau vest yang di pakai terbuat dari bahan wol.

Aku duduk dimeja makan dan setelah itu kubuka tudung saji yang berbentuk anyaman berharap ada makanan di dalamnya. Dan hasilnya nihil tidak ada apapun di sana hanya kosong melompong. Yang membuatku semakin kesal Brian masih belum kelihatan batang hidungnya sudah kupastikan cowok itu pasti belum bangun dari tidurnya. Itulah akibatnya dari orang yang suka kelayaban sampe larut ketika malam sedangkan paginya menjadi seorang pemalas untuk bangun tidur.

Kubergegas ke kamar Brian yang berada di sebelah tangga. Lalu aku membawakan segelas air untuk jaga-jaga jika Brian susah untuk dibangunkan, enak saja hari inikan sudah masuk sekolah lagi bisa-bisanya dia masih belum bangun juga kalo saja aku berani berangkat sendiri tentu saja aku akan pergi tanpa menunggu Brian bangun.

Ceklek..

Setelah kubuka kamar Brian. Lagi lagi dugaanku tidak pernah meleset karena Brian masih terlelap dari tidurnya, untung saja jarak rumahku dan sekolah tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit sudah sampai hanya saja aku memang tidak berani untuk pergi sendiri mungkin sudah terbiasa dimanja oleh Dad.

My Only One (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang