013

35 21 227
                                    

       013. Bu Angin Dan Pak            Angin

Ini gile, kenapa gue harus terlahir sebagai manusia yang selalu ternistakan?

Kenzo Malik Razendra

______________________________

_Happy Reading_

"Ken, sini dulu deh deketan," ucap Serina pada Kenzo sambil menitah.
Kenzo yang sedang terduduk di kursinya menoleh. "Mau ngapain?" Tanya Kenzo penasaran.

"Sini makanya," titah Serina kembali. Kenzo langsung beranjak dari tempat duduknya dan menarik kursi untuk ia duduki di sebelah Serina.

"Lo pegangin ini bentar," perintah Serina, memberikan bekas snack pada Kenzo, sementara cowok itu hanya terdiam menuruti perkataan Serina. Perasaannya sedikit tidak enak.

"Gue ingin main tebak-tebakan, nih," Serina berucap so misterius.

Kenzo lalu menyengir, sepertinya seru juga kalo main tebak-tebakan. Sementara aku dan Devan hanya menyaksikan drama di depan mata kami, lumayan hiburan gratis.

Serina lalu mengeluarkan beberapa sampah bekas makanannya. Namun cowok itu masih setia dengan cengirnya. "Gue mau tanya nih, Ken. Bu angin dan Pak angin, kalo Pak Angin pergi jadi apa?" Ucap Serina masih so misterius.

Kenzo berpikir beberapa saat, meskipun dia sudah menemukan jawabannya. Tapi perasaannya mendadak tidak enak, seperti ada yang tidak beres. Karena sudah terlanjur, Kenzopun kembali melanjutkan permainan Serina. Dia kembali menyengir jail karena pasti jawabannya benar. "Bu angin, 'kan?" Ucap Kenzo heboh sambil mengerak-gerakan tangannya ke atas.

"Yasudah, sekarang buangin bekas makanan Gue," Serina terkekeh karena sudah berhasil mengelabuhi Kenzo, temannya yang satu ini memang mudah tertipu.

Kenzo menyerngit heran. "Maksud, Lo?"

"Buangin Kenzo, lo udah terjebak dalam permainan gue, hahaha," tawa Serina pecah saat itu jug, akupun ikut tertawa, sementara Devan, jangan harap cowok itu akan ikut tertawa juga, cowok itu malah sibuk dengan ponselnya.

Kenzo mendengus kesal. Pantas saja perasaanya tidak enak, Serina benar-benar sudah mengelabuhinya. Bodohnya Kenzo begitu percaya dengan Serina padahal pria itu sudah berkali-kali tertipu. Kenzo itu bodoh atau polos sih? Bisa-bisanya dia tertipu dengan orang yang sama. "Anjing, Gue tertipu," kesal Kenzo, dengan berat hati cowok itu langsung melenggang pergi untuk membuang sampah bekas Serina.

"Ser, kamu bisa aja," aku berucap tidak menghentikan tawaku.

"Hahaha ... emang dasar si Kenzo itu tolol, mau aja percaya sama gue," Serina kembali tertawa sambil memegangi perutnya yang sakit akibat banyak tertawa.

Saat aku sedang tertawa, Devan langsung menarik tubuhku untuk bersandar dibahunya sesekali cowok itu mengusap rambutku pelan. "Jangan ketawa," ucap Devan dingin.

Aku menyerngit heran. "Kenapa?"

"Gue gak suka Lo dilihatin orang lain," balas Devan masih dingin.

"Lah, apa hubungannya?"

"Karena cuman gue aja yang boleh lihat lo tersenyum, tertawa, dan menangis," ucap Devan dia terus saja mengelus rambutku pelan.

My Only One (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang