012. Olahraga
Memilikkimu adalah hal yang terindah yang pernah ada dalam hidupku, karena kamu orang pertama dan terakhir yang membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama.
______________________________
_Happy Reading_
Semua murid kelas 11 IPS.2, kini sedang berbaris di tengah lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga yang di pimpin oleh Pak Handoko.Sebelum melanjutkan pelajaran olahraga, guru itu menyuruh muridnya untuk melakukan senam aerobik terlebih dahulu. Terdiri dari tiga tahapan pemanasan, inti, dan pendinginan.
"Ayo, cepat kumpul dilapangan!"teriak Pak Handoko.
Suara Pak Handoko menggelama di setiap sudut sekolah, semua murid yang masih di luar area lapangan pun segera berlari termasuk aku dan Serina yang baru saja datang ke sekolah. Buru-buru aku langsung lari ke tengah lapangan dengan Serina yang menyusul dari belakang, sampai akhirnya aku melupakan sesuatu. Dan semua orang yang ada dihadapanku menertawakanku dan Serina, apa yang salah? Apakah penampilanku terlihat aneh? Sial, apa mungkin wajahku berubah jadi jelek karena rambut pendekku di ikat?
"Ayo, untuk kelas 11. IPS.2, segera berkumpul di lapangan. Jangan ada yang telat, apalagi kabur, jika kalian melanggar. Siap-siap mendapatkan hukuman dari saya!!" Intruksi Pak Handoko menggunakan pengeras suara.
"Serina, Brina. Ngapain kalian ikut kumpul di lapangan?" Ucap Pak Handoko sambil terkekeh, bukan hanya Pak Handoko saja tapi semua murid teman satu kelasku pun ikut terkekeh. Apalagi Kenzo sudah mengembungkan mulutnya untuk menahan tawanya yang akan pecah.
Aku dan Serina menyerngit heran seperti bertanya. "Kenapa?"
"Sekarang pelajaran olahraga kelas kita kan, Pak?" Tanya Serina.
Pak Handoko mengangguk. "Iya, kamu benar. Ini memang jadwal kelas kamu," kata Pak Handoko.
"Lantas kenapa bapak tadi berbicara seperti itu? Seolah saya dan Serina tidak boleh mengikuti olahraga, apakah kita melakukan kesalahan lagi, Pak? Atau bapak masih marah pada saya karena saya tidak mengerjakan hukuman dari bapak?" Kali ini aku yang berucap.
Pak Handoko kembali terkekeh. "Bukannya begitu, bukan itu maksud saya," balas Pak Handoko.
"Terus apa lagi sih, Pak. Pokok permasalahannya? Kenapa kalian semua menertawakan saya dan Brina? Memangnya ada yang lucu?" Kesal Serina.
Tawa Kenzo kini pecah, begitu juga dengan murid yang lain, bahkan Pak Handoko juga ikut tertawa.
"Apaan, sih. Gak lucu tau," kesalku juga sambil melihat satu persatu orang yang menertawakanku.
"Woy, Ser, Brin. Kalo mau ikut olahraga, helmnya buka kali, lo pikir mau ada ajang balapan," teriak Kenzo sambil meledek, namun cowok itu tidak menghentikan tawanya sama sekali.
Aku dan Serina saling pandang, wajah kami meremerah. Sumpah, ini hari paling memalukan bagi aku dan Serina, kenapa aku bisa sebodoh itu? Setelah ini mungkin wajahku tidak sanggup lagi bertemu dengan mereka semua. Sungguh, aku sangat malu.
"Astaga, Ser, lo masih pake helm?" Teriakku heboh.
"Lo juga, Brin, lo masih pake helm?" Teriak Serina tidak kalah heboh.
Aku dan Serina sudah mengode lewat mata kami, setelah itu berjalan mundur dan pergi meninggalkan orang-orang sinting yang berani-beraninya menertawakanku. Apalagi sih Kenzo, dia paling menyaring banget ketawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Only One (On Going)
Teen Fiction⚠️Warning: 21+ yang dibawah umur harap menjauh.⚠ _HARAP FOLLOW SEBELUM BACA_ Aku Brina, gadis cantik bermata hitam pekat, aku memiliki kembaran bernama Brian dia juga sangat tampan dengan bola mata yang bewarna cokelat. Hubunganku dengan Brian sanga...