010

14 1 0
                                    

  010. Kasih Aku Kesempatan Sekali Saja

Bagaimana kamu bisa percaya denganku, jika kamu saja enggan mendengar setiap kata penjelasan dariku. Bahkan kamu terus saja menghindar dariku, lantas bagaimana bisa hubungan kita akan membaik?

Brian Elmi Smith


Tidak perlu menjelaskan apapun lagi, bagiku. Sekalinya kamu bersalah ya selamanya kamu tetap salah, semua penjelasan seperti apapun itu, tidak akan merubah keputusanku. Aku tetap membencimu.

Brina Olivier Smith

______________________________

_Hapy Reading_

Waktu sudah menunjukan jam 06:00, aku masih terlelap dalam tidurku. Tidak lama, aku menggeliat dari tidurku. Aku merasa ada yang memperhatikanku saat tertidur, namun aku enggan untuk membuka mata.

Aku masih asik dengan mimpi indahku, berlari-lari ditaman bersama Devan. Devan terus mengejarku, hingga cowok itu berhasil menangkap tubuhku lalu memeluknya erat. Suasana malam membuat kencanku dengan Devan lebih romantis, ditemani oleh rembulan dan bintang-bintang yang bersinar terang. Sesekali aku mengangkat kepalaku untuk melihat ke atas langit sambil meminta permintaan agar aku dan Devan selalu bersama.

"Dev, kata orang. Kalo ada bintang jatuh, kita harus meminta permintaan dan katanya juga apa yang kita inginkan akan tercapai," aku berucap sambil menatap Devan.

Devan lalu menatapku dan tersenyum. "Kalo gitu, aku punya permintaan," kata Devan terus menatapku.

"Hey lihat, ada bintang jatuh, Dev. Mari kita meminta permintaan," heboh aku berteriak sambil menunjuk ke bintang yang terjatuh.

Devan mengangguk dan memejamkan matanya untuk meminta permintaan begitu juga denganku, kita berdua larut dalam keheningan. Sama-sama meminta permintaan pada tuhan agar apa yang kita inginkan tuhan akan mengabulkannya.

Setelah lama menutup mata, aku dan Devan membuka mata secara perlahan. "Apa permintaanmu?" Aku bertanya pada Devan.

"Aku hanya ingin kita terus bersama, sampai kita menikah dan punya anak yang lucu-lucu," Devan membalas serius, sesekali cowok itu tekekeh karena melihat wajahku yang sudah memerah seperti tomat.

"Kalo kamu apa?" Kali ini Devan yang bertanya.

"Tidak jauh berbeda denganmu, aku ingin kita selalu bersama sampai maut memisahkan kita," ucapku serius menatap bola mata indah milik Devan.

"Aku tidak setuju," balas Devan membuat aku seperti bertanya 'kenapa?'

"Karena aku ingin kita selalu bersama, jika kamu terlebih dahulu meninggalkanku. Maka hari itu juga aku akan mengakhiri hidupku, kamu tau? Aku ingin kisah kita seperti romeo and juliet. Meninggal dalam waktu yang sama," Devan berucap serius sesekali dia mencium keningku.

"Good night, Brina," sambung Devan lirih cowok itu kembali mencium keningku.

Saat aku akan membalas ucapan Devan, tiba-tiba saja wajahku di siram air.

Byur

Aku mengucek mataku pelan, aku masih belum sepenuhnya sadar.

"Good night," tiba-tiba saja entah sebuah kebetulan atau tidak Devan berada dikamarku dan menatapku, jarak kami sangat dekat hampir saja dahi kami bersentuhan.

Sampai tiba-tiba aku membuka mata. Bukan Devan yang kulihat tapi sosok Kenzo yang sangat menyeramkan. "Good night to," balasnya seperti meledekku dengan mata melotot.

My Only One (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang