015

12 0 0
                                    

        015. Perasaan Kenzo

Terkadang mencintai bukan berarti harus memiliki, mengikhlaskan seseorang yang kita cintai bersama orang lain. Itu sudah lebih cukup dari sekedar mencintai.

______________________________

Flashback On

Setelah mengganti seragamnya, Brian memilih pergi ke toilet terlebih dahulu, namun ketika dia sampai, cowok itu mendengar suara tangisan dan teriakan seseorang. Brian sangat mengenali suara tangisan itu, tangisan seseorang yang sangat berarti baginya, dan tangisan seseorang yang juga sangat membencinya.

Buru-buru Brian melangkahkan kakinya ke toilet cewek, dia yakin itu suaraku. Perasaan Brian kini sangat khawatir, dia yakin saat ini aku sedang dalam bahaya, posisi Brian sekarang sudah berada di depan pintu dia mendengar suara ringisan seseorang, dengan cepat Brian langsung mendobrak pintu tersebut dan melihat aku yang sudah ketakutan, sementara Ersa, gadis itu berusaha menyelamatkan nama baiknya, entah kenapa Ersa bisa berbuat serendahan itu padaku, padahal jelas-jelasan Ersa dan aku memang tidak ada urusan. Perihal Brian, bukankah wanita itu yang menyakiti Brian?

Tiba-tiba saja seseorang menobrak pintu membuat Ersa melepaskan cekikkannya. "B-Brian," ucap Ersa terkejut, melihat sang mantan yang kini menatapnya tajam dan penuh amarah.

"Apa yang lo lakuin pada Brina? Ersa!!" Teriak Brian, rahangnya mengeras. Apalagi melihat kondisiku yang saat ini tidak berdaya.

"Ian, ini bukan seperti yang kamu bayangkan, tadi itu, Brina jatuh. Iya jatuh, dan aku mau nolongin dia," jawab Ersa mengelak, dipikir Brian sebodoh itu akan percaya padanya? Oh tidak, Brian itu, laki-laki cerdik.

Brian berdecih. "Lo pikir gue akan percaya sama ucapan lo barusan? Gak, Sa, lo itu tidak bisa memperdaya gue lagi," lontar Brian tegas.

Brian kembali menatap aku dengan mata berkaca-kaca, melihat tubuhku gemetar, buru-buru Brian langsung memelukku erat, aku tidak bisa menahan ketakutan lagi, Ersa benar-benar keterlaluan. Tanpa aku sadari aku juga membalas pelukan dari Brian, aku menangis sejadi-jadinya begitu juga dengan Brian, cowok itu sangat miris melihat keadaanku sesekali dia mencium keningku, ciuman yang diam-diam aku rindukan namun karena gengsiku yang terlalu tinggi justru mengalahkan itu semua.

Brian langsung menggendong tubuhku ala brydal style, sementara Ersa mengepalkan kedua tangannya melihat kepergian kami.

Flashback off

                *****


_Happy Reading_

Setelah meninggalkan Brian di UKS, aku langsung memutuskan untuk pergi ke kelasku. Aku terus saja menyeka air mataku, ucapan Brian tadi sangat menusuk hatiku, Brian benar. Jika cowok itu memang pembunuh seharusnya aku penjarakan dia saja, tapi saat ini hati aku juga sangat bimbang bagiku memang Brian penyebab Dad dan Mom meninggal, karena keusilan pria itu.

Kehadiranku dikelas menyita perhatian semua orang, terutama Kenzo dan Serina menatapku lurus sebelum akhirnya kedua orang itu langsung menghampiriku dan memeluk erat tubuhku, dengan hati-hati mereka berdua membawa tubuhku pelan, dan mendudukanku dikursi. Kebetulan guru yang mengajar pagi ini sudah selesai, tinggal menunggu istirahat saja namun kelas masih terlihat ramai karena bel istirahat belum berbunyi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Only One (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang