✎.01.

1.6K 127 5
                                    


🦪🦪🦪

A'irin mengambang di kedalaman air, nafasnya panjang dan menenangkan, matanya terpejam, meresapi atmosfer karang dan suara ombak. Air selalu bisa membuat A'irin merasa nyaman, suara kerang yang saling bergesekan di dasar sungai, ikan-ikan berenang masuk dan keluar melalui telapak tangannya, bahkan detak jantung Eywa berada di antara ombak.

Sekelebat bayangan melintas , membuat A'irin membuka matanya. Terompet berbunyi, yang hanya menandakan tiga hal , saat Tulkun tiba , Saat ada bahaya atau saat ada tamu.

Keingintahuan menyelimuti pikiran A'irin . A'irin memanggil ilunya , dan pergi ke pantai. Dari kejauhan dia bisa melihat kerumunan, di antaranya terdapat lima ikran yang besar.

A'irin berenang di air dengan terampil, dan dengan cepat melepaskan diri dari ilu. A'irin bersemangat sekali untuk mendekati kerumunan, Dia berjalan melewati kerumunan dengan mengangkat dagunya .

di depan dirinya tampak seperti keluarga beranggotakan enam orang. Mereka tidak terlihat seperti Sukunya, kulit mereka biru tua, dengan garis-garis yang sedikit lebih terang , lengan mereka kurus, Begitupun ekornya yang kecil.

A'irin memperhatikan apa yang mereka kenakan, kalung buatan tangan yang rumit, bulu dan tanaman merambat menghiasi dada dan tubuh bagian bawah mereka.

A'irin menoleh melihat saudara laki-lakinya muncul dari belakangnya, bersama dengan sahabatnya Roxto, seperti dia, mereka penasaran.

A'irin , Ao'nung dan Rotxo Berjalan melewati dua anak laki-laki hutan, Ao'nung menatap mereka dengan tatapannya yang kuat. Kedua anak laki laki Hutan tersebut memberikan gestur salam sebagai tanda hormat.

A'irin , Roxto dan Aonung tidak membalas gerakan itu, tetapi bergeser ke samping anak laki-laki itu untuk melihat struktur tubuh unik mereka dengan lebih jelas. Tsireya muncul dari air, dengan lembut menyingkirkan sulur rambutnya yang halus dari wajahnya yang cantik

"apakah itu yang di sebut ekor. Bagaimana mereka berenang?" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Jangan , Rotxo , Ao'nung" Ucap Tsireya menepis tangan Rotxo . A'irin berjalan ke arah Rotxo, mendorong bahunya dengan ringan, Tatapannya mengintimidasi.

"Bersikaplah sopan , Rotxo , Kau juga. jangan membuat malu" A'irin Menatap tajam Rotxo dan saudara kembarnya, membuat seringai mereka menghilang .

"Hey" Sapa salah satu dari mereka , membuat Tsireya tersenyum malu malu. Berbeda dengan A'irin yang menatap nya dengan tajam , menyadari tatapan A'irin membuat anak itu mengalihkan pandangan nya

A'irin berbalik untuk melihat ekor yang diolok-olok Rotxo, Sepertinya ucapan Rotxo ada benarnya . Ekor itu agak... terlihat lemah dan berbulu di ujungnya. Itu bukan sesuatu yang pernah A'irin lihat sebelumnya.

Melihatnya membuat hidung A'irin sedikit berkerut tanpa alasan. A'irin merasakan seseorang menatapnya dia mendongak . Sepasang mata emas anak hutan tersebut menatap Mata birunya dalam.

A'irin tak mengalihkan pandangannya , Malahan dia mengintimidasinya dengan tatapan miliknya membuat anak tersebut mengalihkan pandangannya .

Tsireya terlalu baik hati untuk menunjukkan sikap seperti itu. Tapi tidak dengan A'irin , butuh usaha untuk mendekatinya, dia tidak mudah menyukai orang , tidak mudah percaya , dan tentunya tidak mudah memaafkan.

||A'irin POV||

Tak berselang lama Ayah datang mengendarai Skimwing nya bersama dengan dua orang lagi .

"I see u , Tonowari " Ayah keluarga hutan tersebut menekan ketiga jari ke alis kepala dan menyapukannya sedikit ke pangkal hidung sebelum turun dari wajah ke bawah dan di ikuti oleh keluarganya .

"I see u , Jake Sully" Ucap ayah melakukan hal yang sama. Jake Sully ? Aku seperti pernah mendengar namanya . Tak lama datanglah ibu dengan cara berjalan yang persis seperti seperti ku .

"I see u , Ronal" ucap na'vi hutan yang bernama Jake Sully tersebut yang sekali lagi di ikuti oleh keluarganya.

"Kenapa kau mendatangi kami , Jake Sully ?" Tanya Ayah

"Kami mencari Uturu" Jawab Jake Sully merentangkan kedua tangan nya.

"Uturu?" Ucap ibu membuat ayah dan ibu saling memandang keheranan beberapa saat .

"Ya , perlindungan untuk keluarga ku" Ucap Jake Sully, Ibu berjalan mendekati mereka , memperhatikan mereka dari atas hingga kebawah.

"Kami suku Karang , Kalian suku hutan. keterampilan kalian tak berguna disini." Ucap ayah , sedangkan ibu masih berjalan mengitari mereka , menilai lebih tepat nya .

"Kami bisa mempelajari cara kalian , begitu kan" ucap Jake menoleh ke arah istrinya.

"Ya" jawab sang istri , ibu memegang ekor milik istri Jake membuat sang istri menoleh . Ibu mendatangi anak bungsu mereka dan memegang tangannya .

"Tangan mereka kurus-" Ucap Ibu sedangkan si bungsu menghampiri ibunya , Ibu lalu berjalan ke arah anak perempuan yang lebih tua.

"-ekor mereka , lemah" Lanjutnya, anak perempuan itu terlihat kesal dan menepis tangan ibu dan memegang ekornya .

"Kalian akan lamban di air" Ibu memegang kedua tangan anak perempuan itu, Seperti meneliti sesuatu .

"Anak anak ini, Bukan Na'vi sejati!!"


🦪🦪🦪

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

𝘈𝘭𝘭 𝘮𝘺 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang