✎.05.

719 97 0
                                    

"Kurasa...itu akan membantu," jawab Neteyam, tersenyum kecil.

🦪🦪🦪

Kami duduk berhadapan dibatu yang halus, dengan pemandangan laut yang berkilauan di depan mereka membangkitkan suasana yang menenangkan .

"Aku akan mengajarimu dasar-dasarnya,"  perhatiannya beralih padaku sekarang , dia menatap ku dengan serius . Aku terus menunjukkan kepada Neteyam tanda-tanda yang diperlukan , tapi setelah beberapa saat gerakannya  lebih ceroboh dan konsentrasinya tampaknya melemah.

"Jarimu harus diluruskan, atau kau benar-benar akan mengacaukan kalimat yang dikatakan"

"ya..." Neteyam terlihat stres,  Alisnya mengkerut dalam kebingungan.

"mm... tidak, tidak seperti itu" Aku meletakan tangannya ke tangan Neteyam , sedikit merentangkan jari telunjuknya untuk membuatnya terlihat lebih lurus.

"Hei, itulah yang kulakukan," protes Neteyam, matanya melebar ke arah ku .

"don't criticize the teacher forest boy" Aku menyipit ke arahnya. Lalu pandangan ku tak sengaja ke manik manik di rambutnya.

"manik-manik di rambutmu, aku menyukainya" dia memuji dengan ringan, dia juga melihat melampaui ombak.

"terima kasih" jawab Neteyam,  matanya berkilat . Dia mengulurkan tangannya tanpa sadar menyentuh manik-manik tersebut di sisi kiri kepalanya.  Kami berdua terdiam, mengagumi pemandangan saat matahari semakin tenggelam.

"Nenekku yang membuatnya" Aku menatapnya, Neteyam terlihat sedih .

"Bagaimana perasaan mu ?" Aku terkejut karen pertanyaan itu tiba tiba keluar dari mulut ku , Neteyam memandang ku .

"Aku , entah lah . saat kami tiba aku merindukan rumah ku , Disana meskipun berbahaya namun menyenangkan. Disana aku dan Lo'ak sering membantu operasi aah untuk merampas alat alat milik manusia langit" ucapnya .

"Dan Lo'ak, dia hampir selalu dimarahi ayah.  Aku rindu saat nenek mengobati luka ku , dan tuk yang menyambut ku ketika pulang. kini semua terasa berbeda, Awat'lu sangat berbeda dengan rumah ku " Ucapnya , dia menunduk kan kepalanya.

"Kenapa dia berbeda ? " Neteyam menoleh tak paham ke arah ku .

"Lo'ak, Dia terdengar seperti pembuat masalah" Ucap ku.

"Ahh dia itu skxwang, Dia selalu mencari masalah , membuat ayah selalu memarahi nya . Dan aku , selalu terkena cipratan kemarahan nya ." dia tersenyum kecil .

"Kenapa ? kan yang membuat masalah Lo'ak "

"Karena aku kakak laki laki , Kakak laki laki yang sempurna" Aku menunduk, Neteyam sama seperti ku yang di Bebani Dengan harapan.

" kau sama sepertiku, bocah hutan" Gumam ku pelan .

"apa?" tanya Neteyam , aku menggeleng pelan .

"Kita harus kembali sekarang, hari akan segera gelap" Aku dan Neteyam kembali ke Marui kami masing masing .

"Sampai jumpa , Bocah hutan" Aku menyungging kan senyum miring ku dan pergi meninggalkan Neteyam yang masih terpaku .

•••

Keesokannya Aku dan Neteyam berlatih pernafasan berdua karena Tsireya berencana akan mengajari Lo'ak secara pribadi. Hal itu membuat ku terpaksa mengajari Neteyam.

"Harusnya bersama sama saja , Dasar Lovebird " Oceh ku saat sampai di permukaan batu. Kami duduk di sana , aku pun langsung memegang perut Neteyam. Aku bisa merasakan kalau Neteyam terkejut .

"Tarik nafas. Hembuskan" Neteyam melakukan hal seperti yang ku instruksi kan .

"Aliran air tidak ada awal dan akhir...Laut mengelilingi mu...dan dalam dirimu. Laut adalah rumah mu ... sebelum kau lahir ... dan setelah kau mati. Detak jantung kita ada di dalam rahim dunia ini...Nafas kita terbakar di dalam bayang kedalaman. Laut memberi dan laut mengambil....Air menghubungkan segala sesuatu.  Hidup sampai mati...Gelap....sampai terang."  Ucap ku , saat ku rasa Neteyam sudah semakin mahir aku tersenyum ke arahnya.

"Nah , kurasa kau sudah semakin mahir . Kurasa....Kau membutuhkan sedikit tes." Ucap ku menyeringai menatapnya.

"I don't mind" Katanya , Aku mengambil sebuah cangkang kerang  dan menunjukkannya di hadapan Neteyam.

"Lihat ini , Tugas mu adalah mengambil kembali Kerang ini. Kau siap ?" Neteyam mengangguk mantap , Aku melempar Cangkang tersebut . Ketika kurasa cukup dalam aku menyuruh Neteyam mengambilnya . Dengan mudah Neteyam mengambilnya .

"Kau berhasil !!" Seru ku , memegang tanga Neteyam dan mengambil cangkangnya.

"Hahaha , pasti Tsireya mengajari Lo'ak bisa sampai empat hari kedepannya. Yah , tapi Tsireya pasti akan suka akan hal itu" seru ku lalu mengembalikan cangkang nya.

"Ini simpan , kenang kenangan dari ku . Bagaimana kalau...kita mengendarai ilu?" Tanya ku , Neteyam tersenyum dan menyetujui nya . Disinilah kami mengendarai ilu hingga matahari menghilang ,Namun keindahan laut di malam hari jauh lebih indah .

Hari hari berlalu , Kini Lo'ak sudah mahir menahan nafas. Tuk dan kiri semakin dekat dengan alam laut , Neteyam juga semakin dekat dengan ku .

🦪🦪🦪

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

 

𝘈𝘭𝘭 𝘮𝘺 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang