ANKA | 5

736 69 1
                                    

Follow✨
ig : itschocoray
tiktok : .chocoray_
wattpad : chocoray_
telegram : chocorayy

Vote, komen & share!!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..

Sreet..

Vanka menarik resleting kopernya yang sudah terisi beberapa pakaian dan barang-barang penting miliknya. Diambilnya tas ransel putih yang sudah terisi beberapa buku, dompet, laptop, dan berkas pribadinya.

Langkah kakinya bergerak menuju rak buku yang berada di sudut ruangan. Ia berjinjit guna mencapai bagian paling atas. Ia mengambil sebuah celengan besar yang terlihat sudah cukup lusuh.

Celengan masa depan Vanka, itu celengannya sejak SD, hingga kini saat dia sudah lulus SMA belum ia buka. Niatnya, celengan itu akan ia buka nanti saat sudah lulus kuliah, uang dari celengan itu akan ia pakai untuk membuat usaha, atau menikah kelak.

Vanka ikut memasukkan celengan itu kedalam tas ranselnya. Setelah selesai, ia menaruh tas itu diatas kopernya.

Kakinya tergerak kearah ranjang tempat tidur. Ia mengambil dua buah gulingnya, lalu ia taruh di atas bantal, lalu menutupinya dengan selimut. Sekilas, guling itu terlihat seperti dirinya yang sedang tidur berselimut hingga kepala.

Menghembuskan napas kasar. Ia kembali menelisik setiap sudut kamarnya. Kamar yang didominasi oleh warna kuning, warna favoritnya. Seisi kamarnya terlihat rapi, kecuali bagian ranjang. Ya, ia sengaja membersihkannya sebelum pergi meninggalkan kamar dan rumah ini.

Bagaikan tertarik suatu hal, tangannya tergerak mengambil dua buah bingkai foto. Satu bingkai berisi fotonya bersama keluarganya. Dan satu bingkai lagi berisi fotonya dan Shanka yang sedang tersenyum bahagia. Foto itu diambil saat hari kelulusan keduanya, sekitar tiga Minggu lalu.

Mengingat masa lalunya bersama Shanka yang begitu bahagia, ia sedikit sedih karena perubahan Shanka.

Tapi, setelah keluar dari rumah ini, ia berniat untuk melupakan semuanya. Ia akan memulai kehidupan baru. Tanpa kesedihan, tanpa penyesalan, dan tanpa Shanka.

Vanka bertekad akan membuat jalan hidupnya sendiri bersama anak yang sedang di kandungannya. Jika Shanka tidak ingin bertanggung jawab, tidak masalah ia bisa mengurusnya sendiri.

Tetapi untuk maaf, sepertinya ia belum bisa memaafkan semuanya. Hatinya teralu rapuh untuk secepat ini memaafkannya. Jika sebuah kaca yang telah pecah bisa disusun kembali, tidak akan bisa kembali seperti semula. Dan tentunya kaca itu menjadi lebih rapuh.

"Dede... Maafin Ibun. Maaf ibun nggak bisa bersatu dengan ayah kamu. Kita berjuang sama-sama, ya? Dede bantu ibun lupain semuanya dan mulai kisah dari awal ya? Kita buat cerita baru berdua."  Vanka mengelus perutnya yang masih rata.

ZONLICHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang