Follow✨
ig : itschocoray
tiktok : .chocoray_
wattpad : chocoray_
telegram : chocorayyJangan lupa Vote, Komen & Share.
..
"Ini pesanannya, selamat menikmati." Cella kembali ke dapur setelah mengantar pesanan pada pelanggan.
"Hufh... Capek juga. Dari pagi rame banget sampai nggak sempet makan siang."
Tangan kanannya memijat pinggangnya yang terasa pegal, lalu tangannya berpindah mengelus perutnya. "Laper ya dek?"
Matanya melirik kearah jam dinding di sudut ruang, pukul 14.35 sebentar lagi shift kerjanya selesai karena hari ini Cella mendapatkan jadwal shift pagi. Sudah sekitar satu Minggu dirinya bekerja disini. Pekerjaan yang cukup melelahkan, karena harus mondar-mandir mengantarkan pesanan, tapi dia mensyukurinya, karena kalau waktu itu tidak bertemu dengan Agas, mungkin Cella saat ini masih luntang-lantung mencari pekerjaan.
"Tahan bentar ya dek, lapernya. Nanti sekalian kita beli kupat tahu pas pulang," katanya. Hobi baru Cella sekarang adalah mengobrol dengan calon anaknya. Cella sudah mulai menerimanya, dia sering mengajak 'dede' berbicara saat sedang santai seperti ini, walau dia harus menggunakan suara pelan agar tidak ada yang mengetahuinya.
"Cella!"
"Iya, mbak. Sebentar." Cella beranjak menemui Indah, rekannya yang sudah dianggap senior sekaligus tangan kanan Agas di cafe.
"Kenapa mbak? Ada yang bisa dibantu?" tanya Cella.
"Nggak ada. Kata Via tadi kamu belum sempat istirahat karena cafe rame. Kamu belum makan?"
"Bener, mbak. Tadi cafenya rame beberapa juga ada yang lagi istirahat juga, jadi ya sekalian aja."
"Loh, nggak bisa gitu. Lain kali kamu minta gantian sama yang lain dulu. Jangan sampai telat makan, kalo kamu sakit kan yang ada malah ribet nantinya."
"Iya, mbak. Lain kali saya minta gantian sama yang lain."
Ini yang Cella suka dari mbak Indah. Beliau sangat perhatian pada karyawan yang ada dibawahnya. Mbak Indah tidak pernah membedakan antara karyawan senior dan junior, atau pun sebagai pelayan, chef, barista, kasir, dan cleaning servis sekalipun semua sama. Karena disini tugasnya adalah mengawasi dan menjalankan amanah dari Agas, selaku pemilik cafe Sunshine.
"Okee, awas ya kalo keulang lagi!" ucapnya dengan nada bercanda. "Siap, mbak."
"Tugas kamu udah selesai?"
"Udah mbak, tinggal beberapa pesanan tapi udah dianter yang lain."
"Yaudah, kamu boleh pulang."
"Pulang?" Matanya menatap kesudut ruang, tepatnya pada jam dinding. "Belum waktunya pulang, mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONLICHT
Teen FictionBunga matahari hidup bergantung pada sinar matahari. Jika sang sinar telah pergi, mungkinkah dia akan tetap bertahan? --- Shankara & Jovanka, sepasang sahabat yang harus bersatu dalam ikatan pernikahan karena sebuah accident yang sama sekali tidak p...