4 ||Om-Om edan!

942 42 7
                                    

Always Vote n komentar ya bestie
( ˘ ³˘)

•••

"Jadi nggak, sih? Kalo masih lama lagi bakal gua tinggalin lu, Wal!" Seorang gadis dengan pakaian santai itu sudah sepuluh menit bertengger diatas motornya yang terparkir di parkiran apartemen sahabatnya

"Iyaaaa. Bentar napa, Laela!" Kesal lawan bicara yang berusaha keras mengancingkan celana jeans miliknya.  Mungkin ia sudah semakin gemuk, sehingga celana yang baru beberapa bulan dibelinya kini sudah hampir tidak muat.

"Nama gua Laila, Mawal! Cepetan atau gue tinggal!" Ancamnya kemudian langsung mematikan telepon.

"Duh! Ini kenapa nggak mau masuk, sih! Nyusahin aja!" kesalnya. Kalau begini terus sahabat cadelnya itu akan meninggalkannya. Namun untung saja, akhirnya Mawar bisa mengancingkan celana jeans nya.

Ia pun segera keluar dari apartemennya lantas berlari terburu-buru menuju Lift. Menghentikan langkahnya ketika indra pendengarannya tanpa sengaja menangkap suara berat seseorang.

Mawar menoleh, mendapati sosok Arlan yang kelihatannya ingin berangkat bekerja. Namun ini, 'kan hari minggu? Mau kemana pria itu berpakaian rapih.

"Iya, Om?" Tanya Mawar.

Arlan mendekat, mengamati penampilan Mawar dari bawah hingga atas. "Kamu nggak punya baju lain?" pria itu turut bertanya.

Mawar menggeleng. "Bukan nggak punya. Tapi nggak sempet, Om. Udah dulu, ya? Temen saya udah nungguin di bawah. Dadah Om Arlan!" Cecarnya lantas berbalik dan melanjutkan acara berlarinya.

"Teman?" Monolog Arlan, kembali melangkahkan kakinya.

Hari ini ia akan pergi ke kediaman orang tuanya. Tentu saja karena ingin menemui sang buah hati, karena ia sudah sangat merindukan putri kecilnya.

Memasuki lift dan menekan tombol satu, Arlan memperhatikan Mawar yang sedang sibuk memakai pemerah di bibirnya.

Arlan memijat pelipisnya ketika membayangkan betapa ribetnya menjadi Mawar. Dia masih sekolah, kenapa pakai lipstik segala? Atau jangan-jangan bocah ini mau berkencan dengan kekasihnya?

Tak ingin mati penasaran, Arlan pun memutuskan untuk bertanya secara langsung. "Mau kemana?" Tanyanya membuka pembicaraan.

Mawar menoleh, menutup kembali lip cream yang baru ia pakai. "Mau main, Om. Kenapa?" tanyanya balik.

Namun pertanyaan itu hanya dibalas gelengan kepala oleh Arlan, membuat Mawar menaikkan kedua bahunya tak peduli.

"Om sendiri mau kemana weekend gini?" Jujur saja, Mawar juga penasaran tentang kegiatan tetangganya itu.

"Bukan urusan kamu." Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka. Arlan berjalan begitu saja mendahului Mawar yang tengah melongoh.

"Emang dasar, ya tuh orang. Dia Nanya, gua jawab. Giliran gua yang nanya ke dia, eh dianya malah kurang ajar gitu jawabnya. Emang dasar tuh orang minta disumpahin!" Kesalnya bukan main.

Gadis itu terus menggerutu sepanjang jalan menuju parkiran. Baru semalam ia dibuat terharu oleh cerita Arlan, sekarang sudah kesal pagi-pagi gara-gara dia.

"Om-Om Edan!" Umpatnya sambil menonjok udara, melampiaskan rasa kesalnya.

"Gua sumpahin lo nggak dapet istri. Kalaupun dapet, lo bakal punya istri yang nyebelinnya tingkat dewa biar lo kena darah tinggi!" Umpatnya lagi, tanpa sadar seorang perempuan mengusap air matanya yang sedikit keluar karena kelakuan kocak Mawar.

Perempuan itu turun dari motornya, menghampiri Mawar yang sepertinya sedang tidak mood.

"Kenapa lo, Wal? Pagi-pagi udah ngamuk aja." Dia adalah Laila, yang sudah cukup lama menunggu kedatangan sahabatnya itu.

KEPINCUT DUDA RESE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang