6 ||Arlan Sialan!

808 40 4
                                    

"Arghhhh! Mawar!" Pekik seorang lelaki tak tertahankan ketika tubuhnya ditindihi oleh seorang gadis kurang ajar.

Mawar. Bocah itu dengan beraninya menjambak rambutnya hingga mereka berdua terjatuh di sofa, dengan Mawar yang menindihi kasar punggungnya.

"Rasain! Dasar kurang ajar!" Olok Mawar, menggigit lengan Lelaki tersebut.

"Argh, Mawar! Mawar, Ampun! Apa salah saya, sih?!" Keluhnya berusaha bertahan.

Sedangkan Mawar berdecak. "Masih nanya aja salahnya dimana. Heh, Om Arlan! Om itu udah kurang ajar mau nidurin saya! Asal Om tau, ya. Saya ini anak baik-baik! Saya masih segelan! Enak aja main tidurin!" Cecarnya menggebu-gebu, mengeluarkan semua unek-unek yang ada di kepalanya.

Arlan menggelengkan kepalanya. "Astaga, Mawar. Saya nggak mau nidurin kamu beneran, kali! Lepasin saya! Saya tadi cuma bercanda, War! Kalau kamu keras kepala begini, saya akan tidurin kamu beneran!!"

Mendengar ancaman dari Arlan, Mawar pun mulai kepanikan. Enak aja belum sah udah mau bobol gawang! Ia pun segera turun dan menjauh dari pria itu.

Arlan tersenyum miring. "Kenapa? Kamu takut? Cih, cemen!" Ejek pria itu merapikan rambut berantakannya.

Mawar kembali mendekat. "Heh, Duda! Enak aja ngatain cemen! Saya nggak cemen, ya. Jangan asal ngomong kamu, Om!"

"Oh yeah?" Arlan berjalan mendekat, membuat Mawar mau tak mau harus berjalan mundur.

"Om Arlan, jangan macem-macem!"

"Kenapa, Heh? Kamu takut?"

Dep...

Punggung Mawar berhasil menyentuh rak hias, menoleh kebelakang sejenak lantas memberanikan diri untuk menatap Arlan. Pria itu sudah sangat dekat dengannya. Apalagi disaat ia tak sengaja melihat bibir berisi Arlan, ingin rasanya Mawar menyerang benda itu.

Namun sedetik kemudian, ia langsung menggelengkan kepalanya. "Gue udah gila!" rutuknya dalam hati.

"Kenapa diam?" Lagi-lagi Mawar dibuat deg-degan oleh suara berat Arlan.

Ia menarik napas berat, menghembuskannya dengan sangat pelan. Apa ini? Kenapa udara disekitarnya tiba-tiba saja menjadi panas?

"Kemana perginya Mawar yang berani, Hm?"

Mawar tersentak, kala tangan besar itu memegang tengkuknya. Astaga? Apakah itu akan terjadi? First kiss? Benarkah?

Gadis itu menatap wajah tegas Arlan yang semakin mendekat, merasakan hawa aneh menjalar di sekujur tubuhnya.

Benarkah Arlan akan menciumnya? Secepat itu? Bahkan disaat mereka baru bertemu beberapa hari? Pikir gadis itu dalam hati.

Satu detik...

Dua detik...

Dan...

Jgleg!

Ruangan tiba-tiba saja menjadi gelap gulita, membuat Mawar seketika bersyukur karena ia bisa menyembunyikan rona merah dipipinya.

"Mati Listrik?" Gumam Arlan, namun masih bisa didengar oleh Mawar.

Gadis itu mendorong kasar tubuh Arlan. "Bukan! Tapi mati rasa!" teriaknya, berlari menjauh dari jangkauan Arlan.

Lain dengan Mawar yang berusaha menjauhi Arlan, pria itu justru berlari keluar apartemen. Mawar tak ingin ambil pusing, ia segera mengunci pintu apartemennya lantas memasuki kamar untuk mengambil ponsel dan menyalakan senter.

"Astaga, gelap banget!" Cicit Mawar menaiki kasur empuknya.

Ia memang bukan tipe cewek yang takut gelap, namun tetap saja ada rasa was-was dan sedikit ngeri. Wajar bukan? Apalagi Mawar hanya tinggal sendirian, dan itu cukup membuat suasana yang awalnya biasa saja, kini berubah menjadi suram.

KEPINCUT DUDA RESE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang