-Vote dan komennya jan lupa yaww😗
-Happy reading pecinta Duda❤•••
Masih ingatkah kalian dengan kejadian memalukan Mawar disaat bertemu dengan Arlan disekolahnya? Sejak saat itu ia tidak pernah menampakkan mukanya lagi kepada Arlan.
Sejauh ini memang masih aman, keadaan pun tumben-tumbennya berpihak kepada dirinya. Setiap kali Mawar keluar apartemen, ia selalu berusaha agar tidak mengeluarkan suara atau apapun yang bisa mengundang kehadiran sosok Arlano Davian di hidupnya.
kali ini setelah pulang sekolah, Mawar tidak langsung pulang kerumah. karena di jam segini biasanya si Duda itu baru pulang kerja. Jadi untuk meminimalisir potensi mereka bertemu, Mawar memilih untuk jalan-jalan di Mall bersama dengan sahabat cadelnya.
Sudah setengah jam ini mereka berkeliling, namun tak kunjung menemukan destinasi yang mereka inginkan.
Sampailah mereka berdua di sebuah restoran cepat saji yang ada di dalam mall.
Mawar bersorak heboh. "Wihhhh! Lihat noh, El! Ada resto cepat saji baru!" Gadis itu menatap girang pada spanduk yang bertuliskan Grand Opening disana.
"Sayangnya baru dibuka besok," Gumamnya lemas.
Laila menepuk pundak Mawar. "Lo bisa dateng kesini besok. Bakal gue kasih makanan glatis!" ucap gadis itu dengan yakinnya, membuat Mawar tertawa.
"Lo mau bagi makanan gratis? Jiahaha! Emang lo siapanya? Pemiliknya?" Ejek Mawar, memukul-mukul lengan Laila membuat gadis itu kesal.
Laila membuang pandangannya jengah. "Ya emang bukan gue pemiliknya. Tapi si Lafael."
Seketika tawa Mawar pun terhenti disaat mendengar nama itu disebut. Ekspresi wajahnya berganti penuh minat.
"Yang bener, lo? Demi apa? Bang Ael buka cabang disini? Lah terus yang gede itu siapa yang ngolah? Bang Ael jualan disini apa disana? Terus kenap-"
Terlalu kesal mendengarkan celotehan Mawar, Laila pun dengan tanpa perasaannya membungkam mulut comel Mawar.
"Bisa satu-satu nggak sih? Mulut lo udah kek keleta api tau nggak! panjang banget!"
Mawar hanya bisa meringis kuda. "Yamaap. Jawab, dong."
"Jadi ini itu cabangnya Lafael yang ke sembilan atau sepuluh gue lupa! Tapi yang jelas dia nggak kelja disini. Dia tetep ada di lesto yang gede onoh! Jadi jangan ngalep bisa capel ke Abang Gue!" Cewek itu menonyor dahi Mawar.
"Jahat banget lo sama gue! Awas aja kalo lo jadi adek ipar gue, Bakal gua siksa!"
"Astagfilullah Mawal... Udah diem aja deh! Lama-lama gue jait tuh congo!" Keluh Laila memegangi dadanya sendiri.
Mawar pun segera menggeplak kepala Laila. "Lo Kristen anjir! Kebalik woy!" Ingatnya membuat keduanya tertawa terbahak-bahak.
"Gue lupa plisss!" Merasa konyol, Laila pun menepuk dahinya sendiri.
"Ya udah deh, kita balik aja. Nggak ada apa-apa juga disini, bosen."
Mawar meng iyakan perkataan sahabatnya. Mereka pun memilih untuk pulang dan mengistirahatkan tubuh lelah mereka, mungkin?
---
"See you bocah prik! Besok gue bakal mampir buat makanan gratis!" Pekiknya melambai-lambai kearah Laila yang baru saja mengantarnya pulang.
Laila hanya menunjukkan ibu jari sambil membunyikan klakson, mulai berlalu dari parkiran apartemen.
Melihat jam tangannya yang masih menunjukkan pukul enam sore, Mawar pun segera beranjak dari tempatnya. Ia belum melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Meskipun Mawar rada-rada liar, namun urusan ibadah, ia tidak akan berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINCUT DUDA RESE!
Teen FictionBerawal dari pindahnya gadis sekolah menengah keatas ke sebuah apartemen yang disewa per bulan, dan bertemu dengan tetangga sesama penghuni lantai tiga. Mawarnai Ayunda, berusaha menjadi tetangga yang baik dengan menyapa dan memberikan Nastar pada t...