5 ||Aing maung!

808 39 17
                                    

Tiga hari kemudian.

Sama seperti biasanya. Mawar pergi ke sekolah pagi hari, dan kembali ke apartemen sore harinya.

Baru kali ini ia merasa begitu kosong dan biasa saja saat di sekolahan. Jika biasanya Mawar selalu nongki bareng Laila, kini cewek itu lebih memilih menyendiri di apartemen setiap pulang sekolah.

Seperti saat ini. Sepulang sekolah, ia langsung mengunci pintu apartemennya.

Klik.

"Gue bakal buktiin, kalau putusnya gue sama Roland nggak akan ada pengaruh apapun."

"Mawarnai tetap Mawarnai. Nggak ada yang bisa ngubah kepribadiannya," Monolog gadis itu menuangkan segelas susu untuk ia minum.

Satu hal yang Mawar rasakan saat ini, lapar. Ia baru ingat kalau belum makan dari siang tadi.

Ketika membuka kulkas untuk memasak sesuatu, sialnya ia kehabisan bahan makanan.

Ia pun mau tak mau harus pergi ke luar untuk mencari makan. "Mager banget, Elah!" Gerutunya.

Satu per satu kaki Mawar mulai melangkah, melewati apartemen seseorang yang sudah beberapa hari ini tidak berperang mulut dengannya.

Apalagi disaat terakhir kali mereka berpapasan dengan keadaan pipi Mawar yang memar memerah, Pria itu benar-benar sudah ia cuekkan ketika mempertanyakan keadaannya.

Bodo amat. Mungkin orang itu sudah hidup bahagia. Pikirnya.

"Sore, Dek Mawar! " Sapa seseorang yang baru saja keluar dari lift.

Mawar hanya menunduk sambil tersenyum, enggan menyapa balik orang itu. karena meskipun ia sudah kenal dengan beberapa tetangganya, namun ia sama sekali tidak tertarik untuk berbaur dengan mereka.

Kecuali Arlan. Cowok itu terlalu menyebalkan bagi Mawar, sehingga untuk mem balance kan keadaan, ia harus bersikap menyebalkan pula untuk pria itu.

Ia memasuki lift dan berencana untuk makan malam di restoran cepat saji milik Laila saja, 'kan lumayan bisa modus sama bang Ael.

Ael adalah kakak laki-laki Laila. Namanya Rafael, dan Mawar sengaja memanggilnya dengan sebutan Ael.

Bukan tanpa alasan. Ael adalah nama panggilan khusus yang Mawar berikan kepada Rafael, yang memiliki kepanjangan Aelopyu!

Ting..

Pintu lift terbuka, menampakkan seseorang yang baru beberapa menit lalu ia pikirkan.

Ya, Arlan. Seperti biasanya, pria tersebut baru pulang kerja. Mawar menghembuskan napas kasar lantas keluar dari lift dan melewati Arlan begitu saja.

Sedangkan Arlan mengerjapkan mata lelahnya beberapa kali. "Masih kumat penyakitnya," monolognya. pria tersebut memasuki lift dan menekan tombol lantai tiga.

---

"Tau, ah! Gue pusing!" keluh seorang gadis yang sudah memakan Nugget crispy yang ia pesan ketiga kalinya.

Beginilah Mawar. Ia adalah tipe cewek yang akan melampiaskan kemarahan dan kekecewaannya pada makanan, bukan orang lain. Namun jika ada orang yang mengganggu mood nya, maka jangan salahkan dia kalau orang itu kena imbasnya.

Laila yang sedari tadi mendengarkan ocehan Mawar, kini pun mulai jengah. Karena sahabatnya itu selalu saja mencurhatkan sesuatu yang sama.

Ia bangkit untuk membereskan piring makanan Mawar lantas membawanya ke belakang. Menghampiri Abangnya, Rafael.

"Bang!" Panggil cewek itu.

Rafael menoleh, meniriskan stik kentang yang baru saja ia goreng. "Kenapa?"

KEPINCUT DUDA RESE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang