Happy reading ❤️
•••
Pagi hari sudah tiba, bahkan matahari pun sudah bersinar terang di luar sana. Entah apa yang akan dilakukan oleh Mawar hari ini, ia sama sekali tidak minat untuk keluar apartemen.
Sedari kemarin ia belum tidur, membuat kedua mata bagian bawahnya menghitam. Ia mengambil sebuah air dingin di kulkas, lantas meminumnya sambil duduk di atas sofa.
Sorot matanya lurus kedepan, menatap bel pintu besi itu yang sedari tadi terus berbunyi. Tak ada niatan untuk membukanya, bagaimana kalau itu Rendi? Pikirnya.
Namun keraguannya seketika sirna disaat mendapati sebuah pesan yang masuk kepadanya.
+62821******
Ini saya, Arlan. Bukain pintunya.Seketika Mawar berdiri, berjalan mendekati pintu apartemen lantas membukanya.
Terlihat seorang pria berpakaian rapi, dengan sepiring makanan dan segelas susu di tangannya.
Mawar menundukkan kepalanya, ia merasa malu dan tidak berani berhadapan dengan Arlan.
Namun sebuah suara memecahkan keheningan di antara mereka, membuatnya mau tak mau harus menatap pria itu.
"Kamu belum sarapan, 'kan? Saya bawain bacon," Ucapnya.
Pria tersebut memasuki apartemen Mawar tanpa persetujuan dari gadis tersebut. Meletakkan piring dan gelas yang ia bawa di atas meja, kemudian berbalik badan guna menggandeng tangan Mawar dan membawanya duduk.
Mawar hanya diam dan menurut. Ia diam seribu bahasa, bahkan melawan Arlan seperti biasanya pun tidak.
Arlan mulai memotong bacon dan bersiap menyuapkannya kepada Mawar, namun gadis itu tetap diam.
"Mawar, kamu harus makan. Ayo," ucapnya.
Namun yang ia dapat hanyalah gelengan dari gadis tersebut. "Saya nggak laper, Om."
Mendengar hal itu, Arlan pun tidak tinggal diam. Ia meraih gelas berisikan susu yang ia bawa, kemudian mendekatkannya kepada mulut Mawar.
"Kalau begitu, ayo minum susunya. Ayo, jangan nolak."
Menghembuskan napas kasar, akhirnya gadis itu menurut juga. Ia meraih gelas dari tangan Arlan lantas meneguk susu hangat tersebut hingga tandas.
Arlan tersenyum, kembali menyodorkan garpu berisikan daging bacon.
Namun lagi-lagi Mawar menggeleng, membuat Arlan mengernyit. "Kenapa lagi?" Tanyanya.
Mawar menatap wajar pria itu dengan ragu, "Kalau cuma makan Bacon gini, mana kenyang Om."
"Saya butuh banyak makanan biar bisa kenyang," ujar gadis itu takut-takut.
Arlan tersenyum tipis, meletakkan kembali piring putih itu ke atas meja. Kini ia beralih mengeluarkan ponselnya.
"Halo, ini Arlano Davian. Saya ingin memesan satu paket fried chicken lengkap dengan minumannya. Alamat akan saya share."
Setelah memesan, Arlan langsung mematikan ponselnya. Pria itu kembali menatap wajah berantakan Mawar.
Tangan kekarnya terangkat untuk memegang mata panda milik Mawar, namun gadis itu justru terkejut dan menghindar.
"O-om mau ngapain?" Gugupnya.
"Hah? Saya nggak akan macam-macam sama kamu, tenang aja. Saya cuma mau pegang mata panda kamu. Pasti semalaman kamu nggak tidur, kan?"
Syukurlah, Mawar bernapas lega akan hal itu. Ia pun hanya bisa mengangguk, memang benar semalaman ia tidak tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINCUT DUDA RESE!
Teen FictionBerawal dari pindahnya gadis sekolah menengah keatas ke sebuah apartemen yang disewa per bulan, dan bertemu dengan tetangga sesama penghuni lantai tiga. Mawarnai Ayunda, berusaha menjadi tetangga yang baik dengan menyapa dan memberikan Nastar pada t...