14 || Gamon?

575 22 14
                                    

Happy reading ❤️

•••

Beberapa jam berlalu, waktu di ponsel Mawar sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Ia sangat mengantuk, namun Arlan masih tetap merangkul erat tubuhnya.

Pria tersebut sudah tidak merintih lagi setelah dipaksa oleh Mawar untuk meminum obat. Arlan yang sudah merasa mendingan pun bersyukur karena dia bisa tidur dengan nyenyak.

Tiba-tiba Mawar teringat oleh soal-soal pemberian Laila. Dadanya seketika bergemuruh. "Mampus, gue!"

Memperhatikan Arlan sesaat, Mawar lantas melepaskan pelukan Arlan dengan perlahan. Ia memindahkan kepala Arlan yang semula ada di atas lengannya, menjadi tidur di atas bantal.

Sempat pria tersebut meracau, namun Mawar segera mengusap-usap Surai tebalnya. "Sebentar, ya, Om. Saya punya kerjaan," ujarnya perlahan kemudian mulai menuruni ranjang.

Ia membawa tas nya ke depan televisi tanpa menutup pintu kamar Arlan. Tentu saja supaya Mawar bisa memantau keadaan Arlan dari kejauhan.

Ia mulai memperhatikan deretan kombinasi angka dan simbol tersebut, pusing. Namun Mawar tidak boleh begini, ia harus belajar.

"Gue harus bisa ngerjain. Kalo anak lain bisa, kenapa gue enggak?" Cecarnya menyemangati diri sendiri.

Tangan lentiknya mulai menorehkan tinta hitam di atas lembaran kertas folio. Sesekali membuka buku paket guna memahami kembali materi yang ia lupa.

Mawar berusaha cukup keras, sampai gadis itu tidak menyadari bahwa jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

"Wow... Gue nggak tidur lagi setelah yang terakhir kali." Ia melanjutkan pekerjaannya.

"Moga-moga aja darah rendah gue aman," monolognya lagi sembari terus mengerjakan soal-soal matematika.

Sampailah Mawar di sebuah soal yang benar-benar tidak bisa ia pecahkan. Padahal tinggal sepuluh soal lagi, tapi Mawar benar-benar bingung mengenai materi yang satu ini.

"Duh... Bisa nggak, sih, matematika dihapus aja dari mapel anak sekolah? Nyusahin orang aja!" Kesalnya.

Ting...

Atensinya teralihkan ketika sebuah pesan masuk membuat ponselnya berbunyi. Ia meraih ponsel itu kemudian mengecek siapa kah yang mengiriminya pesan pagi-pagi buta begini.

"Siapa ini?" Herannya.

+6222************
Hai Mawar.

Me
Halo, siapa?

Setelah membalas pesan tersebut, Mawar kembali melanjutkan belajarnya sampai sebuah pesan kembali masuk.

+6222************
Rafael.

"Wow! Dia beneran chat gue?" Heboh Mawar menutup mulutnya sendiri, kemudian kembali membalas pesan.

Me
Oh... Kenapa, Bang?

Bang Ael ganteng :D
Bukan apa-apa, kamu belum tidur?

Me
Ini masih ngerjain soal, Bang, hehe.

Bang Ael ganteng :D
Soal apa?

Me
Matematika 🤧

Bang Ael ganteng :D
Oh, gampang itu.

Me
Perasaan kalian berdua jago banget matematika 😭

Bang Ael ganteng :D
Eh? Jangan nangis, War.

KEPINCUT DUDA RESE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang