Part 2

1K 132 4
                                    

Tamu terus berdatangan, jongin bahkan tidak mengenali satu persatu tamu yang hadir, kebanyakan yang datang adalah rekan kerja sang ayah dan tentu rekan kerja calon besanan, hmm benar benar mengesalkan

Ngomong ngomong tadi jongin papasan, ah lebih tepatnya dia menabrak seorang model terkenal, willis

Salah satu Global ambasador produk miliknya sendiri, seumur umur, selama jongin menjadikan willis sebagai BA sampai willis menjadi GA produk miliknya ia belum pernah bertemu secara langsung, selalu bagian marketing atau bagian PR yang menghubungi langsung manager willis
Alasan kenapa jongin menggaet willis begitu klasik, saat jongin dibangku kuliah, di event terbesar kampusnya jongin bertemu, ah bukan, dia hanya sekilas melihat dari jauh para model dikampus, yang saat itu ada event fashion show tahunan kampusnya yang diadakan para mahasiswa designer kolaborasi dengan mahasiswa modeling,

Saat itu willis memang sudah menjadi model majalah majalah dan model fashion yang ada disana, sudah mulai berkarir, jongin mengagumi willis, yups

Dia rela jalan memutar untuk sampai ke fakultas modeling demi bertemu, ralat demi melihat sosok tampan incarannya, dalam hati jongin berkata, aku akan membuat bisnis yang bagaimana nanti bisa memakai jasamu untuk bekerja denganku

Hari demi hari jongin lalui, cita cita dia berubah ingin memiliki sosok incarannya itu, sayang sangat disayangkan, willis seorang player, hampir tiap minggu akan berganti pasangan, dan jongin lama kelamaan muak, tapi tidak dengan cita cita membuka bisnisnya, ia semakin tekun, dan berakhir dia mempunyai bisnis yang pertama buka langsung booming, dan willis model pertama yang ada diperusahaannya

Jongin senyum sendiri sambil menggelengkan kepalanya, geli sendiri mengingat masa masa itu, sekarang? Jongin teringat akan kekasihnya, jongin bukan lelaki yang mudah berpaling, tidak tau kalau willis yang melakukan, lagi lagi ia terkekeh miris, jongin sudah bertekad untuk willis hanya sekedar mengagumi saja, tidak untuk dimiliki, jongin akan sadar diri jika mengenai hal itu

"Oh hyung? Hehe"

"Kenapa? Hyung lihat kamu senyum senyum tidak jelas, kenapa? Tidak mulai gila bukan?"

"Hyung, aku tadi papasan dengan willis"

Minseok mengernyit bingung

"Willis? Siapa willis"

"Astagaa..... Hyuung, ayolah.... Dia model terkenal di paris, dia GA Dear loh, masa hyung tidak tau"

"Seheboh itu kamu ketemu artis kamu? Bukankah harusnya kamu sudah sangat sering bertemu denganny?"

"Hey hyung, aku tidak sepercaya diri itu bertemu dengannya"

Minseok tertawa

"Insekyur hm? Tenang, oh sehun lebih tampan dari willis modelmu itu"

Jongin mendengsu sebal

"Anak anak, apa sudah siap?"

"Apa acara akan dimulai?" Tanya minseok
Sang ayah hanya tersenyum lembut

"Ayo nak" sang ayang menggandeng lengan anak kesayangannya

Jongin menatap sang kakak

"Semuanya akan baik baik saja hyung, percaya, setelah ini hyung bisa melanjutkan hidup seperti apa yang hyung inginkan" ucap jongin tulus

"Tapi tidak dengan pewaris perusahaan, kakakmu akan memegang kendalinya" ucap sang ayah tegas

Jongin hanya tersenyum manis, menganggukkan kepalanya

.
.
.

Jantung jongin sudah keluar dari tempatnya, wah tolong bangunkan jongin saat ini juga siapapun please, lengan jongin yang melingkar dilengan kekar sang ayang mendadak menegang, kakinya susah digerakan, sang ayah mencoba menyadarkan, dan jongin benar benar terkejut, berjalan dengan pikiran yang benar benar kosong, saat tangannya berpindah dan ayahnya mengucapkan sebuah kalimat kepada seseorang yang sebentar lagi akan menjadi pasangannya pun jongin belum sadar, dia masih ngerasa blank

Jongin sudah berhadapan dengan calon suaminya, kita tegaskan CA-LON-SU-A-MI ok

"bernafas jongin" ucap sehun lembut

Jongin langsung seketika tersadar, kakinya benar benar lemas, kalau saja sehun tak menahan pinggangnya, jongin mungkin sudah ambruk

Jongin masih tak percaya siapa orang didepannya ini, tidak mungkin bukan willis mempunyai kembaran, ah jongin tidak bisa berfikir dengan akal sehatnya sekarang

"Apa acaranya bisa dimulai?" Tanya pendeta didepannya

Sehun mengangguk dan tersenyum tulus

"Saudara jongin?"

"Ah, ya" gagap jongin

Ucapan janji sudah diucapkan, walau jongin masih benar benar blank

"Kalian sudah sepasang kekasih, kalian dipersilahkan untuk berciuman"

Terkejut, ya jongin terkejut, ditambah sehun menarik lengannya supaya lebih mendekat kearahnya, jongin reflek menutup matanya, sehun dibuat gemas dengan suami manisnya ini, dengan sopan sehun mengecup kening jongin lama, ia tidak sekurang ajar itu, untuk mengecup bibir manisnya, walau sebenarnya ia benar benar ingin, dia harus menahan, harus mendapat persetujuan dari pemiliknya

'bukankah ciuman pernikahan dibibir? Kenapa dikening? Ah sadarlah jongin, kamu tidak semenarik itu untuk dikecup bibirnya oleh willis, aish bukan sehun, ya suamimu oh sehun'

gerutu jongin dalam hati, tak sadar mencebikan bibirnya yang tak luput dari pandangan memangsa oh sehun 'gemas' satu kata itu yang terucap dihati sehun

Tbc

Satu RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang