Jongin sudah ada dibandara, jasmine terus menangis memeluk jongin, jasmine tak ingin jauh dengan mommynya, sudah waktunya jasmine melepas sang mommy karena sebentar lagi pesawat sudah akan terbang, dengan wajah sembabnya jasmine merelakan kepergian sang mommy, jasmine terus menunduk, berjalan mendahului oppa dan daddynya,
"Ingin membeli apa sebelum pulang?" Tanya sehun,
"Tidak" jawab cuek jasmine
"Ingin oppa beliin makanan kesukaan minie?" Tawar jaemin
"Diam, aku tak ingin bicara dengan oppa" jasmine menutup matanya erat, dia bukan tak tau apa yang sang mommy rasakan, jasmine tau semuanya, hanya ia tak ingin menambah luka, dengan cara memberikan perhatian dan bermanja kepada sang mommy jasmine rasa itu akan sedikit mengurangi beban sang mommy
Sesampainya dirumah jasmine mulai mengamuk
"Hey, kenapa sayang, ada apa hm?" Jasmine memeluk sehun erat sambil menangis meraung
"Jangan menangis, mommy akan memarahi daddy kalau anak kesayangannya menangis begini" sehun terus menenangkan sang anak
"Mommy hanya pergi urusan kerjaan, ini memang yang pertama mommy pergi lama sendiri, tapi kalian akan terbiasa ok, kalian sudah bukan anak anak lagi, mengertilah" ucap sehun lagi, jasmine melepaskan pelukannya dan mengusap kasar air matanya, menatap tajam sang kakak
"Kau..... Aku tak sudi punya kakak sepertimu, apa salah mommy, apa kurang mommy, kenapa tak mati saja saat mommy melahirkanmu" jasmine menunjuk sang kakak yang berdiri kaku dihadapan jasmine
"Tidak boleh bicara seperti itu sayang, jasmine hey" sehun menarik jasmine yang hendak menghampiri sang kakak
"Daddy tidak tahu, dia banyak melukai hati mommy, aku dengar saat oppa pulang malam memarahi mommy dan bilang tidak ingin dilahirkan oleh mommy, apa mommy mau melahirkan anak durhaka seperti oppa? Aku rasa mommy menyesal, sehingga mommy meninggalkan kita, uncle baek bilang mommy tidak ada urusan kerjaan di korea, lalu apa? Daddy kenapa tidak melarang mommy, apa daddy juga sudah tidak sayang kepada mommy, mommy banyak mengorbankan semuanya untuk kita, lalu apa balasan kalian, aku benci kalian semua" tangisan jasmine pecah dan lari mengunci diri didalam kamarnya
Sehun menghela nafas frustasi, bukan ini yang ia harapkan, sehun menatap sang anak lelaki yang masih menunduk, dan menepuk sebelah kursi kosongnya "jae kemari" jaemin duduk disamping sehun
"Daddy tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi daddy akan sangat kecewa jika apa yang adikmu katakan itu benar, kita hidup bersama sama berdampingan selama 14 tahun ini, kamu malu mempunyai mommy? apa yang membuatmu malu hm? Karna mommy tidak seperti ibu kebanyakan diluar sana? Karna mommy seorang laki laki? Kalau begitu jae juga malu mempunyai daddy?" Jaemin menatap kaget wajah sang daddy
"Sembilan bulan kamu diperut mommy, banyak kesulitan yang mommy hadapi, tapi mommy tak pernah mengeluh, mommy sering bolak balik kerumah sakit karena kandungannya, kamu tahu mommy mu seorang desainer terkenal? Liat banyak penghargaan yang terpampang disana, dia harus berhenti bertahun tahun karena kamu dan minie lahir, tapi mommymu tak pernah mempermasalahkan itu, dia menyayangi kalian berdua, banyak kesulitan dimasa muda mommymu mengurus kalian, alasan daddy mencintai mommym itu karena tidak ada orang sesempurna mommy, kalau kalian bertanya daddy lebih sayang kepada siapa, dengan tegas daddy akan menjawab mommy, karena tanpa mommy kalian tidak akan ada" tiba tiba air mata sehun turun begitu saja
"Daddy sepenuhnya belum bisa memberikan mommy kebahagiaan, daddy memaksa mommy menikah dengan daddy, jadi jangan salahkan mommy, karna semua itu daddy yang menginginkannya, kalian mungkin tak tahu, cukup mommy menahan sakit hatinya karena kebencian halmoni bertahun tahun, kalian berdua kekuatan mommy, tapi apa yang kamu lakukan jae, menganggap mommy sebagai paman?"
"Dadd..."
"Daddy tak sengaja mendengar pembicaraan kalian semalam, itu sudah keterlaluan jae, maka dari itu daddy membiarkan mommy pergi, daddy tak ingin menambah luka lagi, apa itu membuat jae senang? Mommy pergi?" Jaemin menggeleng kuat, dadanya terasa sesak, menangispun rasanya susah
"Kemungkinan mommy tak akan kembali"
"Dadd"
"Mommy tidak bisa melihat tatapan kebencian dari anaknya, darah dagingnya, buah hatinya"
"Jae salah, jae malu saat teman teman memilki ibu, tapi mommy? Seorang laki laki yang bisa melahirkan? Jae malu dadd, hikkss"
"Aku- aku menyayangi mommy, tapi...."
"Cukup jae, mommy melahirkanmu bukan untuk dihina"
"Bukan dadd"
"Lalu apa? Tidak pernah menghargai perasaan mommy? Sekarang apa mau jae, daddy rasa jae sudah cukup dewasa untuk memikirkan baik buruknya, coba jae tanya kepada anak uncle baek, apa dia malu mempunyai mama seperti uncle baek? Kalau kau terlahir bukan dari rahim mommy, kemungkinan kamu tidak akan merasakan apa itu kasih sayang seorang ibu, karir mommy bagus, bisa saja dia menelantarkan kalian saat kalian lahir, tapi ini? Dia merelakan karirnya karena ada tanggung jawab lain yang harus dia urus, fikirkan baik baik, semalam mommy bilang, akan mengembangkan perusahaan yang ada dikorea, kemungkinan kecil dia akan kembali kesini, mommy bilang kalian kebahagiaan mommy, tanpa sadar ternyata mommy perusak kebahagiaan kalian, tega membiarkan mommy kesakitan sendiri disana? Daddy rasa ini hanya masa labilmu saja, fikirkan baik baik jae, kalau bukan karena mommy, daddy sudah mengusirmu semalam, dan satu daddy tak mau mempunyai anak yang tak tahu diri dan tak tau terimakasih, daddy tentu kecewa kepada jae, jika jae tak suka dengan ucapan daddy, pintu rumah lebar buat jae keluar dari sini" ucap sehun final meninggalkan sang anak diruang tengah dengan tangis yang ditahannya,
Sehun bukannya tidak tertekan dengan semua ini, dia benar benar frustasi, bagaimana tidak, yang dia fikir rumah tangganya sempurna ternyata dipatahkan oleh anaknya sendiri, rasanya sehun ingin menenggelamkan dirinya didasar laut, sudah gagal ia mendidik sang anak
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Rumah
Fanfiction"Mimpi apa semalam aku bisa menikah dengan seorang model ternama, membayangkan saja aku tak pernah, wah..... Dunia sepertinya memang sudah tidak baik baik saja" sehun *top jongin *bottom