39. TENTANG JANJI

271 23 16
                                    

"Njunn?"
"Gimana Perasaan lo? Apa yang sakit? Lo mau apa? Bilang sama gua!"
Jaemin tak henti-henti mengajukan pertanyaan kepada Renjun.

Semenjak lelaki itu sadar, semua pandangan tak henti-hentinya mengawasi dirinya, semua perhatian tertuju padanya.

Wajah pucat itu tampak tak bersemangat sama sekali, ia hanya berbicara seadanya. Kondisinya yang belum sembuh seutuhnya membuatnya terlalu cepat lelah, pusing dan selalu ingin tidur.

Jaemin tak menghentikan pandangannya dari Renjun, ia tak ingin jika Renjun kenapa-napa lagi, ia ingin selalu mengawasi lelaki bertubuh mungil itu. Untuk saat ini Jaemin ingin selalu berada di sisi Renjun.

"Na, gua gapapa"
"Gua pengen tidur"
Renjun tersenyum tipis ke arah Jaemin.

Jaemin yang mengerti maksud Renjun hanya mengangguk dan membiarkan Renjun beristirahat untuk saat ini.

Jaemin hanya ingin kesembuhan Renjun saat ini, ingin agar sahabatnya itu bisa bangun dari tempat tidur itu dan kembali melakukan aktifitas seperti biasanya.

Renjun menutup perlahan mata nya, rasa pusing yang ia rasakan membuatnya ingin tidur dan tak melakukan apapun untuk saat ini, ia ingin beristirahat. Tubuhnya terasa aneh saat setelah operasi itu, ia merasa lemah, sangat lemah.

~•~

"Zhee?"
"Renjun gimana? Gua denger lo udah jenguk dia ke RS"
Tanya Lyodra.
"Ehh iyaa"
"Aku ga tau betul gimana kondisinya, soalnya pas aku kesana Renjun lagi tidur"
Ucap Zheya, ia tak mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi beberapa hari yang lalu.

Zheya takut, ia takut dengan apa yang sebenarnya ia rasakan. Ketakutan yang cukup tinggi, ia takut jika Renjun akan meninggalkannya kelak.

Wanita itu mencintai Renjun, Renjun lah yang selalu ada saat ia butuhkan, perasaan itu terus berkembang sehingga wanita itu tak mau jika Renjun harus pergi dari hidupnya, ia takut jika Renjun melupakannya.

"Junn, kamu bakal sembuh kan? Jangan tinggalin aku Junn, aku takut sendiri. Cepat sembuh, aku kangen kamu"

Wanita itu duduk termenung, otaknya dipenuhi oleh Renjun.

"WOIII!"
"Ah elah, dari tadi gua panggil ga denger. Lo mikirin apaan sih Zhee? Renjun?"
Lyodra geleng-geleng kepala saat mendapati Zheya yang sedari tadi termenung.

"Hmm iya"

"Nanti kita jenguk Renjun bareng-bareng, sekarang kerjain latihan dulu. Lo ngelamun mulu dari tadi"
"Gua tau lo khawatir banget sama Renjun, tapi ga gini juga kali Zhee!"
"Ingat sekarang lo dimana, sekolah! Belajar dulu!"
Ucap Lyodra, ia cukup jengkel melihat Zheya yang tak fokus sedari tadi.

"Iyaa Ly"
Ucap Zheya sambil tersenyum tipis.

~•~

Handphone Chanyeol berdering, tanpa melihat siapa yang menelfon ia mengangkat nya dengan cepat.

"Paa"
"Papa lagi sibuk banget ya? Winwin telfon ga di angkat terus. Mama juga gitu"

Suara dari balik handphone itu sedikit membuat Chanyeol terkejut.

"Paa? Diam aja, Papa lagi sibuk sekarang ya? Kalau iya, nanti Winwin telfon lagi, Papa lanjut dulu aja kerja nya"

"Papa ga sibuk sekarang kok"
"Kemaren iya, mama kamu juga bantuin papa, jadi ga terlalu lihat handphone"

Chanyeol menyembunyikan perihal kondisi Renjun, ia tak berniat untuk memberitahukan nya kepada Winwin untuk saat ini. Ia takut jika putra sulung nya itu khawatir tentang kondisi adik nya.

LUKA || HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang