Twelve

2.1K 178 2
                                    

Suasana pagi ini di kediaman Choi tidak terasa baik karna suasana hati San yang sedang buruk setelah pertemuan nya dengan ibu nya kemarin.
San sudah siap dengan setelan kerjanya sedangkan Wooyoung sedang menyiapkan sarapan untuk San juga Jongho, sedangkan untuk pekerjaan Wooyoung untuk saat ini dirinya masih menjabat sebagai sekretaris Wooyoung selagi San mencari pengganti untuk posisi nya.

"Aku pergi "

"Tapi kau belum makan apapun San"

"Aku sedang tidak lapar aku pergi dulu"

Wooyoung hanya bisa menghela nafas melihat San begitu saja setelah menghabiskan satu cangkir kopi miliknya.

"Bundaaaa"

"Pagi jagoan, pintar nya mandi dan pakai baju sendiri ya"

Wooyoung langsung tersenyum saat melihat Jongho berjalan ke arah nya, Wooyoung berjongkok di depan Jongho dan sedikit merapihkan seragam yang di kenakan nya lalu memakaikan dasi.

"Nah sudah sekarang makin tampan"

"Ayah mana?"

"Ah ayah sudah berangkat sayang
Nanti Jongho berangkat dengan bunda saja ya"

"Iya bunda"

------

"Ah aku tidak tau lagi harus melakukan apa Hyung"

Setelah mengantarkan Jongho ke sekolah Wooyoung bertemu dengan Seonghwa yang kebetulan sedang mengantarkan Yeosang sekolah dan berakhir kedua nya berbicara di salah satu cafe.

"Bagaimana jika kau coba temui ibu nya San dan dengarkan penjelasan nya

Mungkin dengan cara itu kau bisa mendamaikan mereka"

"Benar juga, aku akan coba menemui ibu nya San tapi mungkin tanpa sepengetahuan San"

"Yah kuharap kau berhasil Wooyoung-ah"

"Kuharap juga begitu Hyung"

Dan disinilah Wooyoung berbekal alamat yang di berikan nona Yoon pada nya akhirnya Wooyoung memberanikan diri datang ke kediaman ibu mertua nya.
Untuk saat ini Wooyoung tidak membawa Jongho dan menitipkan nya di tempat Seonghwa, tidak lupa sedikit buah tangan ia bawa untuk menemui ibu mertua nya itu.

"Selamat siang nyonya"

Wooyoung langsung meembungkukan tubuh nya saat melihat ibu San sendiri yang membuka pintu, ibu San tampak terkejut melihat Wooyoung ada di depan nya saat ini.

"Ah Wooyoung? Ayo masuk"

Wooyoung tidak pernah merasa se gugup ini sebelumnya padahal ia hanya bertemu dengan ibu mertua nya sendiri.

"Ah nyonya maaf aku hanya membawa hadiah kecil ini"

"Maaf jadi merepotkan mu"

"Tidak sama sekali"

"Tidak perlu memanggilku nyonya kau ini menantuku sama seperti anak ku sendiri

Ah apa kau datang sendirian?"

"Ah itu... Iya maaf nyon... Ah ibu aku datang sendiri"

"Maaf kau pasti belum percaya pada ku setelah melihat apa yang aku lakukan pada Jongho ya"

"B-bukan begitu ibu aku tidak bermaksud seperti itu"

"Tak apa aku mengerti, akan sulit menerima permintaan maaf setelah apa yang selama ini aku lakukan pada San juga Jongho

Selama ini aku hanya di kuasai oleh amarah dan tidak memikirkan bagaimana putra ku sendiri

Aku membuang putra ku dan cucu ku sendiri tanpa alasan yang jelas, selama ini aku menganggap jika Jongho adalah sebuah kesalahan hingga aku sangat membencinya

Tapi pada kenyataan anak itu tidak memiliki kesalahan apapun, bukan keinginan nya untuk terlahir dalam keadaan seperti itu"

Wooyoung menyentuh tangan ibu mertua nya saat melihat wanita itu mulai menitikan air mata.

"Harusnya aku tidak melakukan hal kejam itu pada mereka
Kini aku sadar apa kesalahan ku dan ingin memperbaiki meskipun aku tau itu tidak mudah"

"Aku yakin San tidak pernah marah pada ibu dan San akan selalu memaafkan ibu mungkin San hanya perlu waktu"

"Terima kasih Wooyoung, maaf ibu dan ayah tidak datang ke pernikahan kalian"

"Itu tidak masalah, aku hanya minta doa dari ibu dan ayah untuk pernikahan ku juga San

Kalau begitu aku pamit dulu kurasa San akan mencari ku dan Jongho jika tidak datang ke kantor saat jam makan siang"

"Tapi sebelum itu apa ibu bisa minta tolong pada mu Wooyoung"

--------

Wooyoung menggandeng tangan Jongho saat berjalan di lobi gedung kantor San sesekali ia akan membalas sapaan karyawan lain pada nya, semenjak dirinya menjadi istri San hampir semua orang yang ada di perusahaan selalu menyapa nya termasuk dengan Jongho.
Bahkan beberapa diantara nya memberikan permen, coklat dan cemilan pada anak nya itu.

"Bunda lihat banyak"

Wooyoung mengusak rambut Jongho yang menunjukan banyak nya cemilan yang ia Terima di dalam tas sekolah nya.

"Iya banyak tapi jangan di makan sekaligus okey"

"Okey bunda"

Wooyoung membuka pintu ruangan San dan melihat suami nya itu sedang berkutat dengan tumpukan dokumen yang ada di depan nya.

"Ayah ayo makan siang"

San langsung mengalihkan pandangan nya saat mendengar Wooyoung yang memanggilnya dengan sebutan ayah entah kenapa itu terasa asing tapi menyenangkan untuk di dengar.

"Kau membawa banyak sekali makanan"

"Tentu saja agar kau tidak kelaparan"

Wooyoung segera menyiapkan semua makanan di atas meja dan menyiapkan makanan untuk Jongho.

"Jongho ayo makan dulu"

"Ini sangat enak, kau membuat nya sendiri
Wah aku tidak sangka kemampuan memasak mu sehebat ini"

"Kalau begitu makan yang banyak ya habiskan semua nya"

Wooyoung hanya tersenyum melihat San makan dengan lahap lalu dirinya pun ikut melahap makanan yang ada didepan nya meskipun sesekali ia akan beralih menyuapi Jongho yang tidak bisa diam.

"San-ah tadi aku menemui ibu"

San menghentikan pergerakan nya yang sedang bermain dengan Jongho lalu menatap ke arah Wooyoung.

"Untuk apa menemuinya? Apa dia mengatakan  sesuatu padamu?"

"Aku hanya ingin bertemu dengan nya dan ibumu tidak mengatakan apapun ia hanya ingin meminta maaf dan memperbaiki semua nya itu saja"

"Dan kau percaya begitu saja?
Kau baru bertemu dengan nya sekali ini jangan langsung percaya pada nya"

"Tidak ada salah nya mencoba memaafkan ibumu San
Ibumu sudah berumur dan mungkin menghabiskan  waktu dengan putra dan cucu nya"

"Sayang nya aku tidak percaya, aku bahkan tidak mau menemuinya"

"Tapi kau memakan makanan buatan ibumu"

"Tapi rasanya tidak seenak masakan mu"

Wooyoung tertawa melihat San yang salah tingkah dan memilih kembali duduk di kursi miliknya, karna jika boleh jujur San memang merindukan masakan ibu nya yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Jongho-ya tadi daging nya enak kan?"

"Enak bunda, Jongho mau lagi"

"Nanti kita minta oma buatkan lagi ya"

"Oma? Boyeh nanti minta lagi ke oma"

"Jangan macam-macam Wooyoung-ah"

"Maaf aku tidak bicara pada mu"

San hanya mendengus melihat Wooyoung yang sedang merapihkan peralatan makan yang mereka gunakan dan berbicara dengan Jongho.
Sungguh di dalam hati nya ia tidak pernah merasa dendam atau marah pada keluarga nya hanya ia belum berani jika harus bertemu orang tua nya.

Boss and I - WooSan / SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang